57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pesantren Seni Kaligrafi Al-Qur’an PSKQ
Pesantren Seni Kaligrafi Al-Qur’an PSKQ merupakan pondok pesantren modern dan satu-satunya pesantren seni yang memberikan pendidikan fokus di
bidang seni murni fine art dan seni kaligrafi. Dalam konsep keberadaan pesantren PSKQ akan dijelaskan tentang letak geografis; sejarah perkembangan
lembaga; tujuan, motto dan misi; dan struktur organisasi.
1. Letak Geografis Pesantren PSKQ
Pesantren Seni Kaligrafi Al-Qur’an lebih akrab dengan sebutan PSKQ inisecara geografis terletak pada daerah didirikan pada hari Rabu Wage tanggal 17
januari 2007, tepatnya di Jalan Purwodadi KM 13 Rt. 03 Rw. 01, DesaKelurahan Undaan Lor gang 3, kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Propinsi Jawa Tengah
hasil observasi peneliti pada 03 April sd 08 April 2015. Adapun batas-batas wilayah Pesantren Seni Kaligrafi Al-Qur’an PSKQ,
sebagai berikut: Sebelah utara : Berdampingan Jalan Purwodadi, KM 13 Gg. 4
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Masjid Jami’ Baitussalam, KM 13 Rt. 03 Rw. 01 Gang 3,
Sebelah Barat : Berbatasan dengan rumah Bapak Sumadi, KM 13 Rt. 03 Rw. 01 Gang03,
Sebelah Timur : Berbatasan dengan rumah Bapak Mahsunun, KM 13 Rt. 03 Rw. 01 Gang03,
58
Berikut merupakan gedung Pesantren Seni Kaligrafi Al-Qur’an PSKQ.
Gambar 15: Gedung Pesantren PSKQ
Sumber : Dokumentasi Desi Wahyuni, 05 April 2015 Kompleks sebuah pesantren dimaksudkan sebagai tempat asrama para
santri juga sebagai tempat latihan untuk mengembangkan keterampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup mandiri dalam masyarakat sesudah lulus
dari pesantren Narasumber: Muhammad Assiry Jasiri tanggal 03 April 2015.
2. Sejarah Pendirian Pesantren Seni Kaligrafi Al-Qur’an PSKQ
Pesantren ini lahir sebagai wadah untuk menampung semua potensi baik kaligrafi maupun seni lukis yang sangat marak berkembang. Latar belakang
berdirinya PSKQ berawal dari banyaknya peserta didik yang tidak hanya ingin belajar kaligrafi murni tapi juga bisa menguasai seni lukis dan keterampilan lain
yang kebetulan pada waktu itu diawali dengan lahirnya KUASS Komunitas Seni
59
Kudus tahun 2004 yang diprakarsai oleh Muhammad Assiry Jasiri, Muhammad Rois, Khusnul Aflah dan Saifuddin yang sudah berhasil mencetak ribuan kader
kaligrafer dan seniman lukis yang tersebar di Jawa Tengah. Tidak hanya itu, Muhammad Assiry Jasiri pengasuh PSKQ juga memperluas jaringan dan
pembinaannya dengan merangkul sejumlah seniman dan kaligrafer nasional, diantaranya Turmudzi, Purwanto, Abdul Kholik, Nur Syukron, Cipto dan
Lainnya.dan berhasil mendirikan DAKA seniman dan kaligrafer muda Kudus pada tahun 2005. Pada tahun 2006 Muhammad Assiry Jasiri mengumumkan
rencana pendirian wadah untuk menampung aspirasi para seniman lukis dan kaligrafer yang disampaikan secara langsung pada acara pentas seni tahunan
KUASS dan pembukaan kursus kaligrafi, yang disambut dengan dukungan dan doa serta semangat dari kader-kader KUASS.
Disinilah awal munculnya gagasan untuk mendirikan PSKQ.Rencana mendirikan PSKQ inipun sering disampaikan Muhammad Assiry Jasiri disetiap
pameran dan pembukaan kursus kaligrafi yang dihadiri oleh banyak seniman dan kaligrafer di Jawa Tengah. Meskipun juga banyak kalangan yang meragukan
rencana tersebut bisa terwujud. Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, subhanallah wa al hamdulillah gayungpun bersambut, prestasi yang besar
ternyata mendatangkan tanggung jawab yang besar pula. Inilah yang mengilhami Muhammad Assiry Jasiri sepulangnya dari Brunei Darussalam ketika
memenangkan Juara satu dari semua cabang kaligrafi yang dilombakan, “Hadza min fadhli rabby, liyabluwani aasyukru am akfuru” ini adalah karunia tuhanku,
untuk mengujiku apakah aku akan bersyukur atau kufur, untuk sesegera
60
mendirikan wadah menyalurkan aspirasi dari para kaligrafer dan seniman. Sehingga lahirnya PSKQ tepat pada hari Rabu Wage tanggal 17 Januari 2007
yang diawali dengan datangnya santri pertama paket diklat 1 tahun dari Kalimantan Selatan yang bernama Hasanuddin seorang alumnus Pesantren
Kaligrafi Al-Qur’an LEMKA Sukabumi, Jawa Barat tahun 2006, untuk memperdalam ilmu kaligrafi dan seni lukis di PSKQ. Disusul kader-kader lain
yang tersebar dipelosok Nusantara, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Kalteng, Kaltim dan Jawa Timur.
Sebelum menjadi PSKQ ada beberapa ide nama yang diajukan oleh Muhammad Assiry Jasiri dihadapan pengurus PSKQ, keluarga dan kader-kader
kaligrafi. Nama pesantren pertama yang diusulkan adalah Pesantren Kaligrafi Islam PKI dengan simbol logonya handam alat tulis kaligrafi tradisional dan
kuas dan ditengahnya gambar botol tinta. Tapi ide ini membuat kader menjadi tertawa dan menolak karena nama tersebut sama dengan Partai Komunis
Indonesia PKI. Kemudian opsi yang kedua, diusulkan nama Pesantren Seni Kaligrafi PSK. Kemudian para kader juga merasa keberatan karena namanya
juga mirip dengan Pekerja Seks Komersial. Setelah melewati beberapa argumen yang alot, Akhirnya PSK berubah menjadi Pesantren Seni Kaligrafi Alqur’an
PSKQ sampai sekarang. Ada tiga pandangan tempat awal berdirinya Pesantren Seni Kaligrafi
Alqur’an PSKQ. Yang pertama tanah seluas 1 hektar di Colo Gunung Muria dekat dengan pesantren Sunan Muria tapi pada akhirnya gagal karena tanahnya
terlalu mahal. Kemudian yang kedua, ada yang menawarkan tanah wakaf,
61
sebidang tanah seluas 1,5 hektar di Patiayam di daerah perbukitan sangat bagus dan sesuai dengan nuansa pegunungan dan hijaunya pemandangan, tapi akhirnya
juga gagal karena salah satu keluarga wakaf ada yang tidak setuju. Pada akhirnya, pilihan terakhir jatuh pada rumah keluarga Bapak Sudiro
alm. Selaku ayah kandung Muhammad Assiry Jasiri menyarankan untuk mendirikan pesantren dilokasi tanah tersebut sampai sekarang ini yang terletak du
Undaan Lor Gang 3 Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus ditengah-tengah lokasi penduduk yang sangat ramah Narasumber: Muhammad Assiry pada 03 April
2015.
3. Konsep Pesantren Seni Kaligrafi Al-Qur’an PSKQ a. Misi