Bentuk-Bentuk Pesantren Pesantren Modern

19 Maka dari itu, perkembangan dan pengembangan pendidikan pesantren akan memperkuat karakter sosial dan sistem pendidikan nasional yang turut membantu melahirkan sumber daya manusia Indonesia yang memiliki keandalan penguasaan pengetahuan dan kecakapan teknologi yang senantiasa dijiwai nilai- nilai luhur keagamaan. Pada akhirnya, sumber daya manusia yang dilahirkan dari pendidikan pesantren ini secara ideal dan praktis dapat berperan dalam setiap proses sosial menuju terwujudnya tatanan kehidupan masyarakat bangsa yang paripurna Suparta Haedari dalam Ahmadi, 2014: 146. Secara umum, lulusan pesantren memiliki akhlak yang mulia akhlakul karimah. Hal ini karena sejak awal, pembinaan akhlak sangat dikedepankan terutama dalam hal sopan santun, bertingkah laku dan cara berbicara antara kiai dan santri dan antarsesama santri, yang berdampak pada sopan santun santri dengan orang tua dan masyarakat. Pendidikan pesantren semakin dibutuhkan masyarakat karena dianggap mampu membina moral dan etika bangsa.

3. Bentuk-Bentuk Pesantren

Menurut Ahmadi 2014: 148, Pesantren berkembang dimasyarakat, ada beberapa macam bentuk pesantren salafi, pesantren khalafi, pesantren kilat, dan pesantren integrasi. a. Pesantren salafi, yaitu pesantren yang tetap mempertahankan pelajarannya dengan kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum. b. Pesantren khalafi, yaitu pesantren yang menerapkan sistem pembelajaran klasikal madrasi, memberikan ilmu pengetahuan umum, agama, dan keterampilan umum. 20 c. Pesantren kilat, yaitu pesantren yang berbentuk semacam training dalam waktu yang relatif singkat, dan biasanya dilaksanakan pada waktu liburan sekolah. d. Pesantren terintegrasi, yaitu pesantren yang lebih menekankan pada pendidikan vokasional atau kejujuran, sebagaimana balai pelatihan kerja, dengan program yang terintegrasi.

4. Unsur-Unsur Pesantren

Menurut Ahmadi 2014: 149, Ada beberapa unsur-unsur pokok dalam pesantren, antara lain pondok, masjid, kiai, santri, dan kitab klasik kitab kuning. Unsur-unsur tersebut akan dijelaskan secara singkat dalam uraian berikut.

a. Pondok

Menurut Dhofier dalam Ahmadi, 2014: 149, Istilah pondok dalam dunia konteks dunia pesantren berasal dari pengertian asrama bagi para santri. Para santri tinggal dalam pondok yang biasanya menyatu dengan tempat kegiatan pembelajaran di pesantren.

b. Masjid

Masjid merupakan rumah atau bangunan tempat bersembahyang orang Islam. Menurut Dhofier dalam Ahmadi 2014: 151, masjid menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktik sembahyang lima waktu, khutbah dan sembahyang Jum’at dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik. 21

c. Kiai

Menurut Ahmadi 2014: 150, umumnya Kiai adalah sebagai pendiri pengelola, dan pemimpin pesantren. Kiai juga sebagai pengajar yang menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan kitab klasik yang juga dikenal sebagai kitab kuning.

d. Santri

Menurut Ahmadi 2014: 151, Santri adalah warga masyarakat, biasanya kaum muda yang mendaftar untuk menjadi warga pesantren dan bermaksud untuk mengikuti pembelajaran dipesantren.

e. Kitab Klasik

Menurut Ahmadi 2014: 152, pedoman yang digunakan dipesantren disebut sebagai kitab kuning atau disebut sebagai kitab klasik atau disebut kitab kuning.

5. Sistem Pendidikan Pesantren

Pendidikan pesantren termasuk pendidikan nonformal sehingga sistem pendidikan yang berlangsung didalamnya sesuai dengan karakteristik pendidikan nonformal. Menurut Dhofier dalam Ahmadi 2014: 154, pendidikan pesantren memilki dua sistem pengajaran, yaitu sistem sorongan sistem individual dan sistem bandongan atau wetonan kolektif. Kata sistem yang dikemukakan oleh Dhofier tersebut lebih menunjuk pada istilah metode pembelajaran dan beberapa orang lain juga menyebut metode sorongan dan metode bandongan. 22

a. Metode Sorongan

Metode sorongan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri yang lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan perseorangan individu, dibawah bimbingan seorang ustadz atau kyai Hakim dalam dalam Ahmadi, 2014: 154.

b. Metode Bandongan

Metode bandongan adalah metode lain yang digunakan juga dalam pesantren. Metode bandongan disebut juga dengan istilah metode wetonan Hakim dalam Ahmadi, 2014: 155. Metode bandongan ini biasanya dilakukan untuk pembelajaran para santrinya yang termasuk tingkat lanjutan dan tinggi, bukan untuk santri pemula. Titik tekan pada metode bandongan ini adalah pembelajaran dilakukan secara kolektif dan duduk melingkar di suatu tempat di dalam pesantren langgar, mushola, atau masjid.

6. Pesantren Modern

Pesantren sekarang ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu pesantren tradisional dan pesantren modern. Sistem pendidikan tradisonal sering disebut sistem salafi pesantren salaf, yaitu sistem yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik kitab kuning sebagai inti pendidikan di pesantren. Pondok pesantren modern merupakan sistem pendidikan yang berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal seperti madrasah. Pada pesantren modern ini, sistem sekolahnya terdapat ilmu- ilmu umum digabungkan dengan pola pendidikan pesantren klasik. Dengan 23 demikian, pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbarui pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem sekolah Hikam dalam Ahmadi, 2014: 156. Kehadiran pesantren modern merupakan tuntunan masyarakat baru sesuai dengan perubahan dan kemajuan yang berkembang di masyarakat. Kalangan ilmuan dan masyarakat ekonomi kelas menengah ke atas mulai berminat memasukkan anak-anaknya ke pesantren, tetapi pilihan mereka adalah pesantren modern. Pesantren modern telah memiliki kurikulum yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan masyarakat. Oleh sebab itu, pesantren modern akan mampu berkembang jika senantiasa ada pengembangan kurikulum sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan kaum muda masa kini.

7. Model Pendidikan Pesantren

Dokumen yang terkait

Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (Lemka) dalam mempertahankan eksistensi seni kaligrafi islam sebagai media dakwah

6 46 100

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 15

MOTIVASI MENGHAFAL AL QUR’AN PADA MAHASANTRI PONDOK PESANTREN TAHFIZHUL QUR’AN DI SURAKARTA Motivasi Menghafal Al Qur’an Pada Mahasantri Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Di Surakarta.

0 3 17

PEMBELAJARAN SENI BACA AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-QUR’ANIYAH KECAMATAN BAROS KOTA SUKABUMI.

3 21 33

SISTEM PONDOK PESANTREN TAHFIZH AL-QUR’AN ANAK-ANAK YANBU’ AL- QUR’AN KUDUS JAWA TENGAH | Falah | ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal 1285 4499 1 PB

0 4 29

STUDI PEMBELAJARAN SENI MEMBACA AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN MUROTTALUL QUR’AN AL-MUBAAROK CIBEUREUM TASIKMALAYA - repository UPI S SM 1001566 Title

0 0 3

MODERNISASI POLA PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN YANBU’UL QUR’AN MENAWAN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 1 17

MODERNISASI POLA PEMBELAJARAN DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN YANBU’UL QUR’AN MENAWAN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

1 60 46

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN DAN SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN A. Deskripsi Pustaka - SEJARAH PERKEMBANGAN DAN SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAT LASEM JAWA TENGAH - STAIN Kudus Repository

1 3 40

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAT LASEM JAWA TENGAH - STAIN Kudus Repository

1 11 35