37
eksist hingga saat ini dan telah dibakukan kaedah penelitiannya hanya beberapa jenis, antara lain:
a. KhatNaskhi
Khat Naskhi yang disebut juga khat Nasakh adalah tulisan yang jelas dan mudah dibaca. Menurut D. Sirojuddin AR. “kata Naskhi adalah diambil dari kata
Naskhah atau Naskah. Khat ini merupakan tulisan dasar dan paling banyak digunakan serta mudah dipelajari.
Karakternya nampak secara jelas pada lengkungan-lengkungan yang mirip busur atau berbentuk setengah lingkaran. Sebagian huruf-hurufnya diterakan di
atas garis, sebagian yang lainnya menukik melabrak batas-batas garis. Beberapa huruf Naskhi tegak lurus dan sisanya melengkung. Karena kemudahan dan
kejelasannya, khat ini banyak digunakan untuk kepentingan-kepentingan penelitian naskah seperti Al-Qur’an, buku-buku ilmiah, surat menyurat dan pada
karya-karya lain yang dimaksudkan untuk mudah dibaca. Contoh khat Naskhi:
Gambar 5: Kaidah-kaidah Khat Naskhi
Sumber: Mehmed Seuki Efendi dalam Sirojuddin AR
38
b. Khat Tsulust
Berbeda dengan khat Naskhi yang ditulis datar dan harus jelas, khat Tsulust justru lebih luwes plastis dan ornamentatif. Tsulust dapat dikombinasikan
dengan aneka bidang dan ruang, menempati komposisi yang harmonis dengan rangkaian huruf-hurufnya yang dapat dipanjangkan atau diringkas di ruangan
yang lebih sempit dari pada kapasistas bunyi tulisan yaitu dengan sistem penumpukan atau akumulasi.
Khat Tsulust digunakan terutama untuk tujuan-tujuan dekorasi dan penelitian judul-judulnama kitab. Sesuai dengan karakter hurufnya yang sangat
artistik, Tsulust akan lebih berwibawa bila dilengkapai tasykil dan tazyin sehingga tidak ada lagi relung-relung dan ruang kosong yang tidak terisi namun semuanya
penuh dan padat dengan hiasan pelengkap yang menambah keindahannya. Contoh khat Tsulust:
Gambar 6: Karya Khat Tsulust
Sumber: Avni A.A. El-Nakkas Iraq dalam Hashim Mohammad Al-Baghdadi, 1335-1393h.1917-1973m.: 78
39
c. Khat Diwani
Alur goresan khat Diwani sangat berbeda dengan Naskhi dan Tsulust. Khat Diwani berkarakter bulat-bulat, miring bersusun-susun, lentur dan bebas.
Seringkali, ukuran dan bentuk-bentuk dalam satu kalimat tidak seragam dan penelitiannya sangat tergantung pada kepantasan lay out, kreativitas atau selera
penelitinya. Khat ini berkembang pada penghujung abad ke-15 M. dimotori oleh Ibrahim Munif, seorang kaligrafer Turki.Jenis tulisan ini pada mulanya, banyak
dipakai sebagai tulisan resmi di kantor-kantor kerajaan Usmani. Menurut Abdul Karim Husain, “Diwani dalam bahasa Arab berarti
antology ataukumpulan tulisankarangan, khususnya puisi. Dari bentuknya, lanjut Abdul karim, yang melingkar-lingkar dan halus diprediksi bahwa tulisan ini
khusus untuk penelitian hal-hal yang sangan berharga. Contoh khat Diwani:
Gambar 7: Kaidah-kaidah Khat Diwani
Sumber: Karya Hashim Mohammad Al-Baghdadi dalam Didin Sirojuddin, 2007: 78
40
Gambar 8: Karya Khat Diwani
Sumber: Jamal M. Afify Egypt dalam Hashim Mohammad Al-Baghdadi, 1335- 1393h.1917-1973m.: 56
d. Khat Farisi