darah, contohnya yaitu campuran asam karbonat H
2
CO
3
dan basa konjugasinya ion bikarbonat HCO
3 -
serta campuran asam hemoglobin HHb dan basa konjugasinya HbO
2 -
.
2.7 Penelitian yang Relevan
Penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan: 1
Khan 2011 melakukan penelitian yang berjudul “Effect of Inquiry Teaching method on the Development of Science skills Through the Teaching of biology
in Pakistan” , hasil penelitian menyatakan bahwa metode pembelajaran laboratorium inkuiri lebih efektif meningkatkan keterampilan proses sains
dibanding metode pembelajaran laboratorium tradisional. 2
Kholifudin 2012 melakukan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi
Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa”, hasil penelitian menyatakan penggunaan metode eksperimen memberikan efek yang lebih signifikan terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa dibanding metode demonstrasi, siswa yang dibelajarkan dengan metode eksperimen mendapatkan prestasi yang lebih baik
dari pada mereka yang dibelajarkan melalui metode demonstrasi, metode eksperimen lebih menggerakkan ide dan melibatkan siswa pada keseluruhan
aktifitas belajar. 3
Suriyani, dkk 2012 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Keterampilan Generik Sains dan Pemahaman
konsep Siswa Kelas X SMAN 1 Tinombo”, hasil penelitian menyatakan
terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap pemahaman konsep siswa.
4 Benita 2012 melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pemahaman
Konsep Siswa SMA Pada Materi Aspek Kunatitatif Elektrolisis Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri”, hasil penelitian menyatakan
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa karena pendekatan inkuiri merupakan pembelajaran yang menekankan pada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan sendiri materi yang dipelajari dengan bimbingan guru serta membuat siswa untuk lebih aktif dalam berpikir.
2.8 Kerangka Berpikir
Strategi pembelajaran yang cocok untuk materi tertentu yang dalam teknik pelaksanaanya dilakukakan melalui metode pembelajaran merupakan salah satu
faktor yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran telah tercapai.
Tujuan pembelajaran dibedakan menjadi tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, psikomotorik, dan ranah afektif. Sebagian besar guru hanya menekankan pada
penilaian ranah kognitif dan mengesampingkan ranah afektif sikap. Pada pembelajaran materi larutan penyangga dalam silabus tertuang perlu adanya
kegiatan siswa dalam merancang praktikum, namun kenyatannya kegiatan praktikum tidak dilakukan di SMAN 7 Semarang. Pembelajaran hanya
menekankan konsep tanpa adanya kegiatan praktikum sehingga pemahaman konsep siswa dan sikap ilmiah rendah, terlihat dari nilai UAS semester gasal kelas
XI SMAN 7 Semarang memiliki rata-rata rendah yaitu 67,83 dengan persentase ketuntasan masih kurang dari 75. Materi larutan penyangga yang bersifat
abstrak dan banyak mengandung bahasa simbolik yang perlu di pahami siswa melalui pengalaman belajar dalam kegiatan eksperimen membuat pandangan sulit
bagi siswa terhadap materi ini. Penerapan metode eksperimen berpendekatan inkuiri diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep dan sikap ilmiah
siswa SMA khususnya di SMAN 7 Semarang sebagai lokasi penelitian. Secara ringkas gambaran penelitian disajikan pada Gambar 2.1
2.9 Hipotesis