30 memahami isi pembicaraan orang lain, senang diperhatikan, senang meniru.
Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan
kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak
abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara
individual maupun dalam kelompok.
2.1.7 Performansi Guru
PP No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dalam Sagala 2009: 30, menyatakan kompetensi pendidik sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial. Masing-masing kompetensi terdiri dari beberapa subkompetensi yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
1 Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik terdiri dari lima subkompetensi, yaitu: memahami siswa secara mendalam; merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; melaksanakan pembelajaran; merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; dan mengembangkan siswa
untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.
31 2
Kompetensi kepribadian Kompetensi kepribadian terdiri dari lima subkompetensi, yaitu kepribadian
yang mantap dan stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan berakhlak mulia. 3
Kompetensi sosial Kompetensi keterampilan memiliki tiga subranah yaitu mampu
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik , mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan orang tua atau wali siswa dan masyarakat sekitar. 4
Kompetensi profesional Kompetensi keterampilan terdiri dari dua ranah subkompetensi. Pertama,
subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi; memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur,
konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.8 Model Pembelajaran
Salah satu hal yang menunjang sebuah proses pembelajaran yaitu penggunaan model pembelajaran. Ada beberapa pengertian model pembelajaran
yang diungkapkan para ahli. Toeti Soekamto dan Winataputra 1995: 78 mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
32 merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Lain halnya dengan
Arends 2008: 259-260 dalam Suprijono 2009: 46 menurutnya model pembelajaran adalah mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Menurut Suprijono 2009: 45-46 model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan
teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Sementara Joyce
1986 dalam Trianto 2009: 5 mengemukakan: Model pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk
penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberikan petunjuk kepada guru. Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan
lain-lain. Pada dasarnya model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda. Pemilihan model pembelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran, materi pelajaran, tingkat
perkembangan kognitif siswa, karakteristik siswa, sarana dan prasarana yang mendukung, serta kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran
tersebut.
33
2.1.9 Model Pembelajaran Kooperatif