Persepsi terhadap Sumberdaya Ikan Teri yang Dapat Habis

75 sampai pada angka 834,96 unit pukat teri. Hal ini berarti bahwa effort harus dikurangi sebanyak 112,26 unit pukat teri. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan kondisi MEY. Penurunan penangkapan ke tingkat MSY tidak akan mengakibatkan kerugian besar, sebab kelebihan tenaga kerja yang lebih sedikit dapat diarahkan ke bentuk usaha lainnya yang lebih produktif. Pariwisata dan pertambakkan merupakan usaha yang potensial untuk dikembangkan tenaga kerja. Kelebihan dan kekurangan kebijakan pengelolaan sumberdaya ikan teri tersebut disajikan pada Tabel 37. Tabel 37. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Teri di Kabupaten Asahan Kebijakan Kelebihan Kekurangan MEY Rente sumberdaya yang diperoleh maksimum. Penyerapan tenaga kerja rendah. MSY Penyerapan tenaga kerja tinggi Tingkat keuntungan yang diperoleh tidak maksimum Sumber: Widodo dan Suadi diolah, 2006 Menurut Kusumastanto 2007, untuk mewujudkan pengelolaan yang mempertimbangkan keberlanjutan stok, keberlanjutan pendapatan, dan kesejahteraan nelayan ada tiga langkah yang dapat dilakukan yaitu langkah teknis, pengendalian masukan, dan pengendalian keluaran. Strategi yang dapat dilakukan dalam kasus ini adalah: langkah teknis. Kebijakan langkah teknis yang dapat dilakukan dalam pengelolaan sumberdaya ikan teri dapat dilakukan melalui: 1. Pembatasan penggunaan alat tangkap. Tujuan pembatasan ini adalah untuk mengurangi jumlah effort ke tingkat MSY. Tingginya jumlah effort saat ini yaitu mencapai tingkat 947,22 unit pukat teri mengakibatkan kondisi perikanan berada pada kondisi open access dan terjadi inefisiensi dalam perikanan. Tingkat biaya yang dikeluarkan nelayan tinggi namun rente yang diperoleh tidak ada sehingga nelayan tidak mendapatkan keuntungan. Hal ini dapat menurunkan kesejahteraan nelayan ikan teri. 2. Pembatasan terhadap kawasan dan waktu penangkapan untuk alat tangkap pukat teri. Hal ini telah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. Peraturannya adalah alat tangkap pukat teri diperbolehkan melakukan aktivitas penangkapan di area lebih dari 4-12 mil dari pantai. 3. Pembatasan ukuran mata jaring ikan.