Pendugaan Biaya Pendugaan Parameter Ekonomi

57 dibandingkan dengan tingkat produksi dari rezim pengeloaan MEY dan MSY. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya ikan teri telah mengalami overfishing secara biologi. Tingkat effort aktual berjumlah lebih besar dibandingkan dengan jumlah effort dari dua rezim pengelolaan yaitu MSY dan MEY, tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan rezim pengelolaan OA. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan teri telah mengalami overfishing. Sumber: Hasil Analisis Data, 2012 Gambar 14. Grafik Perbandingan Pemanfaatan Optimal dan Aktual Sumberdaya Ikan Teri Keterangan sebelumnya menjelaskan bahwa pemanfaatan ikan teri telah mengalami overfishing secara biologi. Hal ini karena ikan teri memiliki nilai jual yang cukup rendah sehingga nelayan lebih memilih tangkapan ikan yang mempunyai nilai jual yang tinggi. Dampaknya adalah ikan teri yang telah ditangkap akan terbuang ketika nelayan memperoleh penangkapan ikan bernilai jual tinggi by catch dan pada akhirnya ikan tersebut tidak terdata dalam laporan statistik perikanan. Jumlah effort aktual yang melebihi kondisi MSY dan MEY menyebabkan tingginya biaya yang digunakan dalam penangkapan ikan teri, sedangkan harga ikan teri bernilai rendah. Kondisi ini akan berimplikasi pada nilai rente ekonomi yang rendah. Berdasarkan keterangan sebelumnya, terlihat bahwa pengelolaan penangkapan ikan teri di perairan Kabupaten Asahan mendekati pengelolaan pada kondisi OA. N elayan masih mengoperasikan effort dalam jumlah yang tinggi pada perolehan nilai rente ekonomi yang rendah untuk mencari ikan, sehingga berdampak pada minimnya manfaat ekonomi yang diperoleh nelayan. Oleh karena itu, dibutuhkan intervensi berupa pengaturan jumlah effort, penetapan pajak, dan 500 1000 1500 2000 Aktual MSY MEY OA Effort trip Produksi ton 58 lain-lain dari pemerintah Kabupaten Asahan untuk mengatasi permasalahan pengelolaan penangkapan ikan teri di perairan Kabupaten Asahan. 6.9 Laju Degradasi dan Laju Depresiasi Sumberdaya Ikan Teri di Kabupaten Asahan Degradasi sumberdaya ikan teri merupakan laju penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya ikan teri. Depresiasi merupakan pengukuran moneter terhadap pemanfaatan ikan teri. Perhitungan nilai koefisien laju degradasi dan depresiasi mengacu pada persamaan 4.12 dan persamaan 4.13. Laju degradasi dan depresiasi ikan teri disajikan pada Tabel 19 dan Tabel 20. Tabel 19. Laju Degradasi Ikan Teri Tahun 2002-2010 Tahun Produksi ton Laju Degradasi Aktual Lestari 2002 678,60 873,40 0,21635 2003 874,50 850,61 0,27435 2004 769,00 872,02 0,24343 2005 909,50 886,91 0,27385 2006 1.050,00 900,01 0,29794 2007 783,30 1.133,37 0,19048 2008 516,60 62,21 0,46993 2009 426,00 477,49 0,24585 2010 526,00 477,49 0,28745 Rata-rata 0,27774 Sumber: Hasil Analisis Data, 2012 Tabel 20. Laju Depresiasi Ikan Teri Tahun 2002-2010 Tahun Rente Rupiah Laju Depresiasi Aktual Lestari 2002 7.893.942.144 10.971.454.882 0,19943 2003 16.443.091.016 15.966.183.309 0,27468 2004 13.983.382.173 15.980.476.262 0,24180 2005 11.396.877.666 11.080.411.625 0,27444 2006 10.757.450.838 9.036.029.588 0,30154 2007 13.297.856.006 20.583.509.740 0,17539 2008 9.238.007.452 -3.426.477.865 0,59168 2009 10.157.733.179 11.859.199.686 0,23731 2010 10.240.185.221 8.931.625.239 0,29479 Rata-rata 0,28790 Sumber: Hasil Analisis Data 2012