Produksi dan Nilai Produksi Sumberdaya Ikan Teri di Kabupaten

52 asumsi yang berlaku pada model tersebut. Model ini juga memiliki nilai R square yang hampir mendekati satu yaitu 0,94. Menurut Walpole 1993, jika R mendekati +1 atau -1 maka peubah Y dan X mempunyai hubungan yang kuat atau mempunyai korelasi yang tinggi dari kedua peubah tersebut, begitu pula dengan R square. Nilai R square menunjukkan tingkat persentase dari keragaman variabel Y yang menggambarkan hubungan linear dengan variabel X. Semakin tinggi nilai R square mendekati angka 1 menunjukkan bahwa model semakin baik. Model Gordon Schaefer tepat untuk digunakan dalam penelitian ini karena nilai R square yang dihasilkan mendekati angka 1. Jika melihat uji F, maka diketahui hipotesis nol H : b 1 = 0 variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak bebas, hipotesis satu H 1 : b 1 ≠ 0 variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Diperoleh F hitung sebesar 117,13 dan F tabel sebesar 5,12 dengan selang kepercayaan 95 . Terlihat bahwa nilai F hitung F tabel sehingga tolak H dan terima H 1 yang berarti bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Data yang digunakan untuk melakukan regresi dapat dilihat pada Tabel 15. Nilai R sebesar 0,97 menunjukkan adanya korelasi yang tinggi antara peubah bebas X dan tidak bebas Y. Nilai R 2 yang bernilai 0,94 menunjukkan bahwa 94 keragaman nilai CPUE dipengaruhi oleh variabel bebas X dan sisanya dipengaruhi variabel lain diluar model. Model Ordinary Least Square OLS untuk sumberdaya ikan teri adalah sebagai berikut: Y = α – βX ......................................................................................................... 6.1 Keterangan: Y = CPUE produksi per unit effort X = Effort Hasil dari OLS pada Lampiran 3 dengan menggunakan software excell diperoleh nilai α dan β. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil Analisis Ordinary Least Square OLS No. Keterangan Nilai 1 Α 2,876616969 2 Β -0,001722615 Sumber: Hasil Analisis Data, 2012 53 Nilai-nilai tersebut didistribusikan ke persamaan 6.1 sehingga diperoleh: Y =2,876616969-0,001722615X ....................................................................... 6.2 Berdasarkan persamaan OLS diatas diperoleh nilai parameter α dan β sebesar 2,876616969 dan -0,001722615 yang berarti bahwa jika terjadi peningkatan effort sebesar satu satuan trip, maka jumlah produksi per unit upaya akan menurun sebesar 0,001722615 ton per trip. Parameter alpha dan beta digunakan dalam menentukkan tingkat produksi pada pengelolaan MSY, MEY dan open access.

6.7 Pendugaan Parameter Ekonomi

6.7.1 Pendugaan Biaya

Parameter biaya yang dikaji hanya terkait pada biaya variabel per hari operasi dengan nilai diasumsikan konstan. Data parameter biaya diperoleh dari data primer melalui wawancara dengan nelayan. Rata-rata struktur biaya variabel ini merupakan biaya nominal yang diperoleh dari persamaan 4.5. Rata-rata struktur biaya dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Biaya Riil Ikan Teri di Kabupaten Asahan Tahun 2002-2010 Tahun Biaya Nominal Rupiah IHK 2007 Biaya Riil Rupiah 2002 1.443.054,22 64,88 2.224.216,35 2003 1.787.339,22 67,62 2.643.069,81 2004 1.675.679,22 72,22 2.320.178,04 2005 2.908.591,72 88,41 3.290.003,09 2006 2.908.591,72 93,81 3.100.558,78 2007 2.908.591,72 100,00 2.908.591,72 2008 3.466.891,72 110,72 3.131.224,46 2009 3.001.641,72 113,61 2.642.062,55 2010 3.001.641,72 112,70 2.663.424,61 Rata-rata 2.566.891,44 91,55 2.769.258,82 Sumber: Hasil Analisis Data, 2012 Berdasarkan Tabel 16 di atas diperoleh rata-rata biaya riil sebesar Rp 2.769.258,82 per unit biaya. Biaya variabel untuk alat tangkap pukat teri ini terdiri dari pangan, tenaga kerja, solar, oli dan biaya perawatan.