Uji Reliabilitas Analisis Deskriptif Importance Performance Analysis

masing-masing pertanyaan dengan skor total. Teknik yang dipakai untuk menguji validitas kuesioner adalah teknik korelasi product moment pearson berikut: Keterangan: r = Angka korelasi n = Jumlah contoh dalam penelitian X = Skor pertanyaan Y = Skor total responden n dalam menjawab seluruh pertanyaan Menurut Suliyanto 2006, Keputusan sebuah butir pertanyaan dapat dianggap valid jika koefisien product moment r- tabel α ; n-2 n = jumlah responden. Validitas instrumen berkisar antara 0,260-0,957 yang menunjukan bahwa instrumen yang digunakan pada penelitian ini cukup valid. Pengujian validitas diolah dengan menggunakan Software Microsoft Excell.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Jika alat ukur dinyatakan sahih, selanjutnya reliabilitas alat ukur diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat ukur didalam mengukur gejala yang sama Umar, 2003. Reliabilitas alat ukur dalam bentuk skala dapat dicari dengan menggunakan teknik alpha cronbach berikut: Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pertanyaan = Jumlah varian butir = Varian total Rumus ragam yang digunakan: Keterangan: n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan Berdasarkan pengujian reliabilitas yang diolah dengan menggunakan software SPSS versi 17,00 diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha sebesar 0,961 dan 0,958 r0,6 dinyatakan reliabel.

3.5.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

3.5.4 Importance Performance Analysis

Metode Importance Performance Analysis merupakan suatu teknik penerapan untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Tingkat kepentingan diukur dari harapan pelanggan, sedangkan tingkat kinerja diukur dari pelaksanaan. Analisis tingkat kepentingan dan tingkat kinerja diukur dengan menggunakan skala likert 1-5. Data skala likert diberi skor kuantitatif untuk dipakai dalam perhitungan. Tingkat kepentingan dikategorikan menjadi tidak penting, kurang penting, cukup penting, penting, sangat penting. Sedangkan tingkat kinerja dikategorikan menjadi menjadi tidak baik, kurang baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Skornilai yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Skornilai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja SkorNilai Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja 1 Tidak Penting Tidak Baik 2 Kurang Penting Kurang Baik 3 Cukup penting Cukup Baik 4 Penting Baik 5 Sangat Penting Sangat Baik Perbandingan penilaian tingkat kepentingan dan kinerja menghasilkan suatu perhitungan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan.dan tingkat kinerja. Tingkat kesesuaian inilah yang menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja produk yang dihasilkan. Rumus untuk tingkat kesesuaian responden yang digunakan adalah: Tki = Xi x 100 Yi Keterangan: Tki = Tingkat kesesuaian pelanggan Xi = Total skor tingkat kepuasan Yi = Total skor tingkat kepentingan Tingkat kesesuaian digunakan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pelangga. Jika nilai Tki 100 , maka dapat dikatakan pelanggan puas. Apabila Tki 100, maka dapat dikatakan pelanggan tidak puas. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat atribut apa yang dianggap penting dan tidak penting oleh pelanggan, serta atribut apa yang memiliki kinerja baik dan tidak baik. Tahap selanjutnya bobot penilaian kinerja atribut produk dan bobot penilaian kepentingan pelanggan dibuat rataan dan diformulasikan ke dalam diagram kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah bagan dimana skor rataan penilaian terhadap tingkat kinerja menunjukan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara atribut pada sumbu Y ditunjukan oleh skor rataan tingkat kepentingan terhadap atribut . Keterangan: = Skor rataan tingkat kinerja = Skor rataan tingkat kepentingan n = Jumlah responden Atribut-atribut tersebut diletakkan pada suatu bangunan yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik X,Y. Titik-titik tersebut diperoleh dari rumus berikut: Keterangan: = Rataan dari total rataan bobot tingkat kinerja = Rataan dari total rataan bobot tingkat kepentingan k = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan Tingkat kepentingan Prioritas Utama Pertahankan Prestasi A B Prioritas Rendah Berlebihan C D Tingkat Kinerja Gambar 6. Diagram tingkat kepentingan dan tingkat kinerja Supranto, 2001 Keterangan: A = Menunjukan atribut-atribut yang dianggap penting, namun manajemen belum mampu untuk melaksanakannya. B = Menunjukan atribut-atribut yang dianggap sangat penting dan manajemen telah berhasil melaksanakannya, hal itu wajib dipertahankan. Pelanggan menjadi sangat puas. C = Menunjukan beberapa atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, dalam pelaksanaannya oleh perusahaan dianggap biasa-biasa saja, dianggap kurang penting, dan kurang memuaskan. D = Menunjukan beberapa atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan, tetapi pelaksanaanya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi memuaskan.

3.5.5 Teori The Expectancy Disconfirmation Model