Perasaan bangga terhadap karyanya merupakan perasaan harga diri yang positif. Digolongkan demikian karena berkaitan dengan hal- hal
positif yang dialami seseorang karena adanya penghargaan dari orang lain. Di dalam perasaan bangga terkandung keinginan untuk mempertahankan
dan berbuat sebaik-baiknya agar hasil yang dicapai tidak menurunkan perasaan bangganya.
Kartono dalam Nugroho, 1998 menyatakan bahwa pekerja yang mempunyai perasaan bangga atas hasil karyanya lebih bertenaga dan
bergairah dalam bekerja karena rasa bangga atas hasil karyanya yang berkualitas merupakan sukses bagi dirinya. Ia menganggap orang lain
mengenal dirinya dari keahliannya sehingga seakan-akan produk karyanya ditafsirkan dari penampilan dirinya, sehingga ia akan terhina bila tidak
menghasilkan karya yang baik. Perasaan bangga terhadap karya ini mengandung pengertian akan
tanggung jawab individu dan inisiatif individu Nugroho, 1998. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tanggung jawab individual memberikan
sumbangan terhadap hasil karya, sedangkan inisiatif individu memberikan sumbangan terhadap cara-cara yang baik untuk bekerja. Cherrington
dalam Nugroho, 1998 berpendapat bahwa inisiatif individu merupakan prediktor kuat dari rasa bangga atas hasil karyanya.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perasaan bangga terhadap hasil karya merupakan harga diri yang positif.
Di dalam perasaan ini terkandung keinginan untuk mempertahankan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbuat sebaik-baiknya agar produk keahliannya berkualitas sehingga tidak menurunkan perasaan bangganya.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Etos Kerja
Etos kerja seseorang erat kaitannya dengan kepribadian, perilaku, dan karakternya Siregar, 2000. Menurutnya, setiap orang memiliki internal being
yang merumuskan siap dirinya dan dibentuk oleh delapan elemen yang saling terkait satu sama lain, yaitu pola pikir, keyakinan, budaya, kepentingan,
keterlibatan, kinerja, gaya hidup, dan tujuan. Respon dari internal being terhadap tuntutan external dunia kerja inilah yang kemudian menetapkan etos
kerja seseorang. Etos kerja atau mentalitas dasar seseorang terhadap kerja tidak bisa terlepas dari nilai- nilai yang dimilikinya Suwanto dalam Nugroho,
1998. Nilai tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena nilai terbentuk dan dimiliki individu melalui proses yang lama, yaitu sebagai hasil
interaksi individu dengan lingkungannya Adisubroto, 1993. Etos kerja dapat dikatakan sebagai suatu nilai kerja. Nilai kerja
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor genetik yang meliputi kecenderungan-kecenderungan seseorang yang
berkaitan dengan kerja. Faktor eksternal adalah faktor lingkungan yang mencakup materi- materi dari luar yang memberi masukan pada dir i seseorang
Keller, 1992. Pengaruh lingkungan juga disampaikan Siburian 1997 yang menyatakan bahwa etos kerja tidak dapat berdiri sendiri akan tetapi
dipengaruhi oleh faktor- faktor lain termasuk pengaruh lingkungan sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pekerjaan yang dilakukan dapat memenuhi target. Lebih lanjut, lingkungan dan proses yang ada dalam suatu komunitas sangat berpengaruh dalam
menimbulkan etos kerja www.edents.bravepages.com. Suryohadiprojo 1988 berpendapat lain, menurutnya motivasi
merupakan faktor penting yang mempengaruhi etos kerja, karena motivasi bisa menumbuhkan pandangan dan sikap yang menghargai kerja sebagai
sesuatu yang luhur. Selain itu, ia juga mengungkapkan faktor kepeminpinan sebagai hal yang mampu menumbuhkan etos kerja. Menurutnya,
kepemimpinan yang menunjukkan pandangan dan sikap yang tepat juga akan diikuti oleh semua pihak yang memandangnya sebagai panutan.
Magnis 1978 memandang perkembangan suatu etos kerja dalam masyarakat hanya terpenuhi apabila pekerjaan mereka mendapat imbalan yang
wajar, dihargai sebagai kesibukan manusiawi dan membuka kemungkinan untuk maju.
Di sisi lain, keluarga merupakan faktor penting untuk menumbuhkan etos kerja, karena proses pembinaan etos kerja dalam menanaman makna kerja
sejak dini terjadi dalam keluarga Renwarin, 1991. Selain itu, suatu sudut pandang dalam kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama, lembaga- lembaga
sosial, filsafat, pendidikan religius, refleksi teologis, dan kehidupan komoditas akan mempengaruhi suatu etos kerja Muzairi, 1994. Serupa dengan pendapat
tersebut, Asya’arie 1994 menyatakan bahwa agama bagi pemeluknya merupakan sistem nilai yang mendasari etos kerjanya.