Indentifikasi Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk mengetahui peningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT, serta memberikan pengalaman dan wawasan mengenai masalah- masalah yang ada di sekolah. Peneliti berlatih untuk menentukan solusi atas masalah-masalah yang terjadi di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran. b. Bagi Guru 1 Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan metodemodel pembelajaran. 2 Membuka wawasan guru akan keberagaman metodemodel pembelajaran yang dapat dipilih dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. c. Bagi Siswa 1 Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru dengan menggunakan metodemodel pembelajaran yang belum pernah diterapkan sebelumnya. 2 Membantu siswa agar dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, kreatif, dan dinamis, serta meningkatkan kompetensi kerjasama di kalangan siswa. d. Bagi Sekolah 1 Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah serta dapat menciptakan siswa yang berkualitas. 2 Menjadi contoh model pembelajaran yang inovatif dan kreatif. 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan Belajar

Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan peserta didik secara fisik, mental, intelektual, dan emosi guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor” Depdiknas, 2005: 31. Oemar Hamalik 2011: 171 menyatakan bahwa keaktifan belajar siswa dapat kita lihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam seperti pada saat peserta didik mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat, membuat tugas, dan sebagainya. Trianto 2009: 56 menyatakan bahwa “Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan peserta didik”. Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun antara siswa dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan menimbulkan suasana kelas yang segar dan kondusif, dimana masing- masing siswa dapat melibatkan kemampuannya secara maksimal. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Terbentuknya pengetahuan dan keterampilan siswa akan mengarahkan pada peningkatan prestasi. Mc Keachie Dimyati, 2009:45 menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan, mengemukakan bahwa individu merupakan manusia yang selalu aktif dan ingin tahu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah segala kegiatan fisik maupun nonfisik yang dilakukan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga siswa mampu mengoptimalkan kemampuannya.

b. Klasifikasi Keaktifan Belajar

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas tidak hanya mendengar dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Menurut Diedrich Sardiman A.M., 2011: 101 aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, antara lain: 1 Visual Activities Membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2 Oral Activities Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3 Listening Activities Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan radio. 4 Writing Activities Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5 Drawing Activities Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6 Motor Activities Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, menari, dan berkebun. 7 Mental Activities Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8 Emotional Activities Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan- kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan, overlap satu sama lain. Getrude M. Whipple Martinis Yamin, 2007: 86-89 membagi kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut: 1 Bekerja dengan alat-alat visual Mengumpulkan gambar dan bahan ilustrasi, mencatat pertanyaan yang menarik minat, menyusun pameran, dan menulis tabel. 2 Ekskursi dan trip Mengunjungi museum, mengundang lembagajawatan yang dapat memberikan keterangan-keterangan dan bahan pelajaran. 3 Mempelajari masalah-masalah Mencari informasi dalam menjawab pertanyaan penting, mempelajari ensiklopedi dan referensi, membuat catatan sebagai persiapan diskusi, dan melakukan eksperimen. 4 Mengapresiasi literatur Membaca cerita yang menarik dan mendengarkan bacaan untuk menambah referensi. 5 Ilustrasi dan konstruksi Membuat diagram, membuat poster, menyusun rencana permainan, dan membuat artikel untuk pameran. 6 Bekerja menyajikan informasi Menyarankan cara penyajian informasi yang menarik dan menulis serta menyajiakn informasi. 7 Cek dan tes Mengerjakan standardized test dan menyusun grafik perkembangan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Penerapan model cooperative learning teknik numbered heads together untuk meningkatkan hasil belajar akutansi siswa ( penelitian tindakan kelas di MAN 11 jakarta )

0 6 319

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Peningkatan minat dan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif metode numbered heads together di SMP Nusantara plus Ciputat

1 6 201

Pengaruh metode Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di SMP Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 4 177

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 13 83

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI.

0 3 53

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (nht) untuk meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa kelas x SMA Negeri 2 Klaten pada mata pelajaran ekonomi.

0 0 2