Berikut  ini  adalah  jenis,  indikator,  dan  cara  evalusi  hasil belajar:
Tabel 2. Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Hasil Belajar
Ranah Hasil Belajar Indikator
Cara Evaluasi Ranah Cipta
Kognitif 1.  Pengamatan
2.  Ingatan 1.  Dapat menunjukkan
2.  Dapat
membandingkan 3.  Dapat
menghubungkan 1.  Dapat menyebutkan
2.  Dapat menunjukkan
kembali 1.  Tes lisan
2.  Tes tertulis 3.  Observasi
1.  Tes lisan 2.  Tes tertulis
3.  Observasi
3.  Pemahaman
4.  Penerapan 1.  Dapat menjelaskan
2.  Dapat mendefinisikan
dengan lisan sendiri
1.  Dapat memberikan contoh
2.  Dapat menggunakan secara tepat
1.  Tes lisan 2.  Tes tertulis
1.  Tes tertulis 2.  Pemberian
tugas 3.  Observasi
5.  Analisis pemeriksaan
dan pemilahan secara teliti
6.  Sintesis membuat
paduan baru dan utuh
1.  Dapat menguraikan 2.  Dapat
mengklasifikasikan memilah-milah
1.  Dapat menghubungkan
2.  Dapat menyimpulkan
3.  Dapat menggeneralisasikan
membuat prinsip umum
1.  Tes tertulis 2.  Pemberian
tugas 1.  Tes tertulis
2.  Pemberian
tugas
Sumber: Muhibbin Syah, 2012: 217
d. Pengukuran Hasil Belajar Kognitif dengan Tes Tertulis
Teknik penilaian hasil belajar kognitif dapat dilakukan melalui tes tertulis. Tes tertulis merupakan teknik penilaian siswa yang paling
populer  digunakan  untuk  mengukur  penguasaan  kompetensi  atau materibahan  pelajaran.  Menurut  Herman  dan  Yustina  2014:  73,  tes
tertulis memiliki dua tipe soal, yaitu sebagai berikut:
1  Soal objektif Soal  objektif  selection  item  atau  selected-response  item
yaitu  tiap  butir  soal  dijawab  oleh  siswa  dengan  cara  memilih pilihan  jawaban  yang  disediakan.  Jenis  soal  objektif  meliputi  soal
benar  salah  true-false,  pilihan  ganda  multiple-choice,  dan  soal menjodohkan matching.
2  Soal subjektif Soal  subjektif  merupakan  soal  yang  tidak  disertai  dengan
pilihan  jawaban.  Jenis  soal  subjektif  meliputi  jawaban  singkat short answer, melengkapi  complete, dan uraian essay. Ketiga
jenis soal ini disebut juga soal memberikan jawaban supply item, karena siswa harus menuliskan jawabannya.
Dari  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  untuk  mengukur hasil belajar kognitif siswa melalui tes tertulis dapat berupa tes objektif
dan tes subjektif. Pada penelitian kali ini, peneliti akan mengukur hasil belajar  kognitif  siswa  menggunakan  tes  tertulis  objektif  tipe  pilihan
ganda multiple choice.
3. Model  Pembelajaran  Kooperatif  Tipe  Numbered  Heads  Together
NHT a.
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran  kooperatif  merupakan  sistem  pengajaran  yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama
siswa  dalam  tugas-tugas  yang  terstruktur  Anita  Lie,  2002:  12. Menurut  Wina  Sanjaya  2013:  242  pembelajaran  kooperatif
merupakan  model  pembelajaran  dengan  menggunakan  sistem pengelompokan atau tim kecil yang terdiri antara empat sampai enam
orang  yang  mempunyai  latar  belakang  kemampuan  akademik,  jenis kelamin,  ras,  atau  suku  yang  berbeda  heterogen.  Kelompok  ini
dibentuk  dengan  tujuan  agar  setiap  siswa  dapat  terlibat  secara  aktif dalam  proses  berpikir,  mendengarkan  pendapat  teman,  memecahkan
masalah  maupun  bekerja  keras  demi  keberhasilan  kelompoknya  di dalam kegiatan belajar.
Slavin  2005:  4  memberi  pengertian  pembelajaran  kooperatif seperti tertulis di bawah ini:
“Pembelajaran  kooperatif  merujuk  pada  berbagai  macam metode  pengajaran  dimana  para  siswa  bekerja  dalam
kelompok-kelompok  kecil  untuk  saling  membantu  satu  sama lainnya  dalam  mempelajari  materi  pelajaran.  Dalam  kelas
kooperatif,  para  siswa  diharapkan  dapat  saling  membantu, saling  mendiskusikan  dan  berargumentasi,  untuk  mengasah
pengetahuan  yang  mereka  kuasai  saat  itu  dan  menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-
masing”.
Menurut  Wina  Sanjaya  2013:  244  dalam  pembelajaran kooperatif,  tujuan  pembelajaran  yang  akan  dicapai  tidak  hanya
berdasarkan  kemampuan  akademik  siswa  dengan  penguasaan  bahan pelajaran,  tetapi  model  pembelajaran  ini  juga  menekankan  adanya
kerjasama  antarsiswa  satu  kelompok  dalam  penguasaan  materi. Pembelajaran  kooperatif  bertujuan  untuk  dapat  meningkatkan
partisipasi siswa
dalam proses
pembelajaran dan
mampu mengembangkan  kemampuan  sosialisasi  siswa  karena  dalam
pembelajaran ini siswa dituntut untuk saling kerjasama dengan semua temannya tanpa memandang adanya perbedaan.
Tabel 3. Fase-fase dalam Pembelajaran Kooperatif
Fase Perilaku Guru
Fase 1: Present goals and set Menjelaskan  tujuan  pembelajaran
dan  mempersiapkan  peserta  didik siap belajar
Fase 2: Present information Mempresentasikan
informasi kepada peserta didik secara verbal
Fase  3:  Organize  students  into learning teams
Memberikan  penjelasan  kepada peserta
didik tenntang
cara pembentukan  tim  belajar  dan
membantu  kelompok  melakukan transisi yang efisien.
Fase  4:  Assist  team  work  and study
Membantu  tim-tim  belajar  selama peserta
didik mengerjakan
tugasnya Fase 5: Test on materials
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai
berbagai materi
pembelajaran atau
kelompok- kelompok  mempresentasikan  hasil
kerjanya Fase 6: Provide recognition
Mempersiapkan cara
untuk mengakui usaha dan hasil individu
maupun kelompok Sumber: Agus Suprijono 2012: 65