Secara Teoretis Secara Praktis

menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan tentang tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam hal ini kurikulum sangatlah penting dalam mengatur sistem pembelajaran agar suatu pembelajaran berjalan dengan teratur dan terarah hingga mencapai tujuannya. Dari berbagai pendapat mengenai kurikulum, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sebuah pedoman yang digunakan dalam penyelenggaraan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan yang di dalamnya memuat isi dan bahan pelajaran dan teknis pelaksanaannya, untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Syaodih 2009: 27 ada tiga konsep dalam kurikulum yaitu kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. Berikut penjelasannya. a Kurikulum sebagai substansi Suatu kurikulum dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi peserta didik di sekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. b Kurikulum sebagai sistem Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis. c Kurikulum sebagai bidang studi Kurikulum sebagai suatau bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli bidang pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Dari tiga konsep kurikulum diatas sudah sangat jelas tujuan adanya sebuah kurikulum. Hal ini dapat dijadikan pedoman untuk pengembangan sebuah kurikulum dan memperlancar pengimplementasian kurikulum di sekolah. Kesuksesan pengimplementasian kurikulum di sekolah sekarang tergantung pada pelaksana pendidikan itu sendiri. Kurikulum yang digunakan pada setiap sekolah memiliki fungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai sekaligus sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Adanya kurikulum dalam sebuah lembaga pendidikan diharapkan dapat menjawab tujuan program pembelajaran akan diarahkan, materi apa saja yang harus dipelajari, bagaimana proses pembelajarannya, dan bagaimana mengevaluasi proses pembelajaran tersebut. Jika beberapa hal tersebut dapat terjawab maka proses pembelajaran di suatu lembaga tersebut berjalan dengan lancar dan sudah sesuai prosedur yang ada. Uraian diatas menegaskan bahwa kurikulum sangatlah penting. Terjadinya perubahan kurikulum beberapa waktu yang lalu cukup membuat masyarakat sedikit kebingungan, hal itu karena beberapa kali perubahan terjadi dalam waktu tak lama. Pelaku-pelaku pendidikan seperti di kepala sekolah, guru bahkan peserta didik pun cukup dibuat bingung dengan adanya perubahan yang terjadi karena pergantian Menteri Pendidikan beberapa waktu yang lalu. Seharusnya setiap perubahan kurikulum diantisipasi dan dipahami beberapa pihak. Hal ini karena kedudukan kurikulum dalam sebuah pembelajaran di sekolah sangatlah strategis, yang akan menentukan proses dan hasil belajar peserta didik dan bahkan menentukan seluruh hasil dalam pendidikan. Dalam sebuah perubahan kurikulum maka pelaksana pendidikan seperti kepala sekolah, guru, ataupun pelaksana pendidikan lainnya bahkan peserta didik akan terkena dampak secara langsung dari perubahan kurikulum. Selain pelaksana pendidikan pihak-pihak lain seperti masyarakat, orang tua, pemakai lulusan dan para birokat baik daerah maupun pusat akan terkena dampak dari perubahan kurikulum Mulyasa, 2009: 12. Peran kurikulum sendiri ada 3 yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif dan peranan kreatif. Tiga peran tersebut harus berjalan secara seimbang, atau harmonis antara ketiga peran tersebut. Jika ketiga peran tersebut dapat berjalan dengan baik maka kurikulum dapat memenuhi tuntutan waktu dan keadaaan dalam membawa peserta didik menuju kebudayaan masa depan Hamalik: 2009: 11. Banyak faktor yang mendukung keberhasilan berjalannya kurikulum di sekolah. Faktor-faktor yang ada harus berjalan seiringan, agar tujuan