6 Bak pewarna digunakan sebagai tempat pencelupan warna 7 Ember yang digunakan sebagai tempat membilas kain
8 Mangkuk kecil digunakan untuk mecairankan dan mencampurkan resep pewarna batik
9 Kompor gas digunakan untuk memanaskan air yang nantinya untuk melorod kain
10 Panci digunakan sebagai tempat atau wadah melorod 11 Gelas ukur yang digunakan untuk mengukur takaran air yang digunakan
untuk pewarna Berikut adalah bahan yang digunakan untuk membuat batik tulis:
1 Malam lilin merupakan bahan utama dalam membatik 2 Kain mori merupakan media yang diguanakan untuk menorehkan malam
3 Pewarna naptol merupakan jenis pewarna celup yang nantinya digunakan setelah pembatikkan selesai
4 Soda abu digunakan untuk melorod kain yang sudah selesai dibatik untuk menghilangkan malam yang menempel pada kain
Alat bantu lain yang dapat membatu dalam proses membatik adalah koran. Koran diunakan untuk melindungi baju peserta didik agar tidak terkena tetesan
malam. Alat dan bahan yang digunakan untuk mendukung pembelajaran batik tulis di SMK Negeri 2 Sewon, telah disediakan dan difasilitasi oleh sekolah
seperti kain, canting, kompor, wajan, gawangan, kursi, bak pewarnaan, ember, gelas ukur, timbangan pewarna, malam, soda abu, pewarna dan lain-lainnya.
Semua tersedia di dalam ruang praktik. Dalam ruang praktik tersebut juga terdapat meja kaca yang digunakan peserta didik untuk memindah desain di kertas ke kain.
C. Proses Pembelajaran Batik Tulis Kelas X di SMK Negeri 2 Sewon
Proses pembelajaran merupakan sebuah kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dan peserta didik. Interaksi tersebut teradi karena adanya proses
belajar dan mengajar. Guru dan peserta didik menjalankan tugasnya masing- masing dan terjadi proses timbal balik serta komunikasi diantara guru dan peserta
didik. Berikut adalah proses pembalajaran batik tulis di SMK Negeri 2 Sewon:
1. Guru Mata Pelajaran Batik Tulis Kelas X di SMK Negeri 2 Sewon
Sistem pembelajaran batik tulis di SMK Negeri 2 Sewon menggunakan sistem Team teaching. Dimaksudkan disini adalah pembelajaran batik tulis diajar
oleh dua guru yang saling bekerja sama. Guru mata pelajaran batik tulis di SMK Negeri 2 Sewon yaitu C Wuri Handayani, S.Pd dan Fatmah Siti Her Zam-Zam, S.
Pd serta dibantu satu karyawan laboratorium yang bertugas menyediakan alat dan bahan untuk praktik.
Gambar XVII: Guru mata pelajaran Batik Tulis Team Teaching
Sumber : Dokumentasi Rusmawati, Maret 2015
Sistem team teaching yang diterapkan di SMK Negeri 2 Sewon mempermudah guru dalam pengkondisian peserta didik saat mengajar teori
maupun praktik. Jam yang cukup lama membuat guru sedikit kelelahan jika hanya diajar satu guru saja. Dalam hal ini guru yang menjadi satu kelompok team
teaching bekerja sama dan membagi tugas, akan tetapi tugas-tugas penting tetap dilakukan oleh C Wuri Handayani, S.Pd selaku guru tetap dan Fatmah Siti Her
Zam-Zam, S. Pd hanya membantu dan mengawasi saat praktik maupun teori. Peran karyawan laboratorium disini sangatlah penting hal ini karena segala
sesuatu yang diperlukan saat praktik membatik disediakan oleh karyawan laboratorium. Akan tetapi untuk tanggung jawab dalam kebersihan setelah selesai
membatik tetap menjadi tanggung jawab peserta didik. Guru mata pelajaran batik tulis menyiapkan segala sesuatu sebelum
memulai pelajaran baik secara teori maupun praktik, agar pembelajaran yang
dilakukan berjalan secara optimal dengan waktu yang telah disediakan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. C Wuri Handayani, S.Pd selalu memberi
arahan sebelum pembelajaran dimulai, mencermati hasil tugas-tugas peserta didik serta memberi kebebasan dalam berkreativitas dalam berkarya. Selain mengenai
karya atau tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik, guru juga memberi masukkan tentang sikap dan tingkah para peserta didik baik di kelas maupun luar
kelas. Selain itu guru juga selalu memberi inspirasi, motivasi, ide-ide serta bimbingannya daan selalu menyediakan fasilitas ataupun perlengkapan yang
dibutuhkan peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran batik tulis. Untuk memperlancar proses pembelajaran batik tulis di kelas C Wuri
Handayani, S.Pd dan Fatmah Siti Her Zam-Zam, S. Pd menjalin kedekatan kepada para peserta didik. Akan tetapi kedekatan ini tetap terjalin secara sopan karena
sifat C Wuri Handayani, S.Pd yang cukup tegas dalam mengajar membuat mereka tetap hormat kepada C Wuri Handayani, S.Pd dan Fatmah Siti Her Zam-Zam, S.
Pd. Kedekatan yang terjalin mempermudah untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik. C Wuri Handayani, S.Pd dan Fatmah Siti Her Zam-Zam, S. Pd
selalu memberi arahan atau bimbingan pada setiap tahap pembelajaran berlangsung.
Guru selalu memberi motivasi dan apresiasi saat pembelajaran batik tulis sedang berlangsung. Seperti halnya saat pembelajaran teori dan saat menggambar
motif. Guru selalu memberi arahan dan masukkan untuk gambar yang dibuat peserta didik. Guru juga memberi kesempatan peserta didik untuk berkonsultasi
tentang motif yang dibuat, selain itu guru juga membantu peserta didik dalam
mencari inspirasi. Guru yang sekaligus menjadi pendidik tidak pernah berhenti menasehati peserta didik untuk menanamkan sikap disiplin dalam kehidupan
sehari-hari seperti menghargai karya orang lain, bertanggung jawab, memiliki rasa ingin tahu tinggi, kreatif, percaya diri dan teliti.
Keberhasilan pembelajaran sangatlah tergantung dengan guru, guru menjadi peran penting dan akan menjadi daya tarik tersendiri. Apabila peserta
didik menyukai gurunya maka akan lancar proses belaar mengajar, peserta didik akan mudah menerima materi yang disampaikan dan begitu sebaliknya. Maka dari
itu bagaimana caranya seorang guru harus dapat mengambil hati peserta didiknya agar antusias dalam mengikuti pembelajaran batik tulis. Hal serupa juga
ditunjukan pada pembelajaran batik tulis. Karakter C Wuri Handayani, S.Pd yang tegas dan disiplin membuat para peserta didik patuh dan displin, akan tetapi
pembelajaran tetap berjalan menyenangkan karena disela-sela pembelajaran C Wuri Handayani, S.Pd selalu membuat kelucuan yang tidak keluar dari materi
pelajaran batik tulis. Hal serupa juga ditunjukan oleh Fatmah Siti Her Zam-Zam, S. Pd yang
begitu dekat dengan para peserta didik. Hal ini karena Fatmah Siti Her Zam-Zam, S. Pd tergolong masih muda dan membuat terlihat akrab dengan peserta didik
tanpa mengurangi rasa hormat. Begitu juga yang diungkapkan oleh beberapa peserta didik yang menyatakan bahwa mereka suka dengan cara mengajar C Wuri
Handayani, S.Pd dan Fatmah Siti Her Zam-Zam, S. Pd, akan tetapi adapula peserta didik yang tidak menyukai karena menurutnya C Wuri Handayani, S.Pd