Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Pembelajaran Batik Tulis

Materi pembelajaran disampaikan secara berkala yaitu 1 jam pertama adalah penyampaian materi teori dan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan desain. Dalam pembelajaran batik tulis ini, waktu yang ada banyak tersita dengan pembuatan motif. Motif yang dibuat diantaranya adalah motif bunga, motif daun, motif gabungan bunga dan daun, motif binatang, dan motif tradisional. Seperti yang diungkapkan oleh C Wuri Handayani, S.Pd selaku guru mata pelajaran batik tulis bahwa pembelajaran batik tulis di kelas X ini lebih mengutamakan dalam pembuatan macam-macam motif, seluruh peserta didik harus mampu membuat motif diatas kertas HVS dengan baik dan benar yang kemudian dapat melanjutkan pembelajaran berikutnya Wawancara, 24 Maret 2015. Teori yang disampaikan diselingi dengan pembuatan motif batik yang sudah ditentukan oleh guru. Sebelum mengerjakan motif, guru menyampaikan beberapa kategori pembuatan motif yang baik dan benar yang kemudian dilanjutkan dengan pembagian kertas HVS. Setelah semua peserta didik jelas dengan ketentuan-ketentuan dalam pembuatan motif maka peserta didik mulai membuat desain.

5. Media Pembelajaran Batik Tulis Kelas X di SMK Negeri 2 Sewon

Suatu kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran menjadi hal yang cukup penting untuk mendukung proses pembelajaran. Untuk pembelajaran batik tulis di SMK Negeri 2 Sewon, media pembelajaran juga sangat penting. Media pembelajaran yang dimaksud dalam hal ini adalah alat bantu dalam penyampaian materi serta alat dan bahan untuk membatik. Alat dan bahan untuk membatik difungsikan sebagai media penyampaian pesan kepada peserta didik. Bahan dan alat di SMK Negeri 2 Sewon sebagai berikut: a Alat untuk Membuat Ragam Hias Motif Bunga, Daun, Gabungan Bunga dan Daun, Binatang dan Tradisional Ada beberapa alat yang dibutuhkan peserta didik untuk membuat ragam hias motif diantaranya adalah kertas HVS, pensil, penghapus, penggaris, spidol, dan pensil warna. Setiap peserta didik diwajibkan untuk membuat ragam hias motif bunga, daun, gabuangan bunga dan daun, binatang dan tradisional. Pembuatan ragam hias tersebut dilakukan secara berkala dan dilakukan hingga peserta didik dirasa sudah mampu membuat motif dengan benar. Pihak sekolah hanya menyediakan kertas HVS saja untuk membuat motif, untuk alat-alat yang lain disediakan oleh peserta didik sendiri. Pada saat peserta didik membuat motif, guru memberikah contoh dengan menunjukan motif-motif yang dibuat oleh kakak kelas terdahulu yang gambarnya tergolong bagus. Karya kakak kelas tersebut digunakan untuk menginspirasi peserta didik untuk membuat motif yang lebih bagus dan kreatif. Untuk pembuatan pola slayer, guru sudah menyiapkan kertas untuk membuat pola, yang nantinya pola tersebut akan dipindahkan pada kain dengan ukuran 50X50 cm. Kain tersebut sudah disediakan oleh pihak sekolah dan setiap peserta didik mendapat selembar kain dengan ukuran sama. Dalam pembuatan pola batik di kertas HVS, peserta didik hanya membuat jenis-jenis isen-isen saja, tidak membuat motif bunga, daun, hewan ataupun lainnya. Seperti halnya yang diungkapkan oleh C Wuri Handayani, S.Pd, tujuan pembuatan pola slayer hanya