129
beberapa kelompok, dan mengarahkan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri.Sehingga siswa mencari dan menemukan sendiri inti
dan jawaban dari pembelajaran tersebut dan dapat mempresentasikan hasil temuannya kepada teman-teman di kelas dan kepada gurunya.
Pada pelaksanaannya, siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan dalam
kelompok, bahkan siswa mampu menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas mengenai apa yang telah siswa dapatkan di dalam kelompok pada
proses belajar. Siswa sangat senang mengikuti proses belajar, sehingga apa yang mereka pelajari mudah dipahami dan mudah diingat. Siswa tidak
hanya memperoleh pengalaman tetapi mereka juga dapat mempraktikkan secara langsung. Praktik seperti ini dapat membuat materi mudah di
mengerti dan mudah untuk diingat. Pada tahap pengamatan, peneliti memiliki data yang cukup
signifikan dari apa yang telah dilaksanakan. Saat menggunakan strategi
inquiry based learning
antara siklus 1 dan siklus 2 ada peningkatan motivasi belajar sebanyak 17 orang atau 94 dan sikap kritis terjadi pada
15 siswa atau 83. Kedua peningkatan tersebut sangat dapat membuat siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Maka kesimpulannya adalah
pembelajaran strategi
Inquiry Based Learning
IBL dapat meningkatkan motivasi belajar dan sikap kritis siswa.
2. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar menurut Umiarso dan Umar 2010:227 merupakan hasil yang dicapai dari aktivitas atau kegiatan belajar siswa.
130
Dapat diartikan prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Maka untuk mengukur tingkat prestasi siswa dilakukan dengan memberikan soal latihan atau ulangan.
Soal latihan dan ulangan mencakup materi yang telah diberikan sebelumnya, yaitu materi yang menyangkut persediaan barang dagangan.
Berikut hasil peningkatan prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut sudah memenuhi target yang
diharapkan oleh peneliti.
Tabel 5.20 Capaian dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
Variabel Indikator
Kondisi Awal
Target Siklus I
Capaian Siklus I
Target Siklus II
Capaian Siklus II
Prestasi Belajar
Siswa Nilai rata-rata
kelas 65
70 81
80 94
Persentase jumlah siswa
yang mencapai KKM
39 70
72 80
88
Berikut merupakan penjabaran peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II pada masing-masing siswa.
131
Tabel 5.21 Peningkatan dari Siklus I ke Siklus II
No Nama Siswa
Kondisi Awal
Setelah Tindakan KKM = 75
Siklus I Siklus II
1 Agatha Mentari Octaviani
48 33
90 2
Ani Novitasari 80
50 90
3 Ester Gunarsih
96 93
100 4
Ika Setyaningrum 92
93 100
5 Irene Renny Ericka
48 53
100 6
Ivana Diah Kusuma 88
93 95
7 Karin Nirmala Saputri
75 100
100 8
Maria Wulantika Nurmaheni 95
100 73
9 Maria Meisa Diansari
100 86
68 10
Monica Cahya Dewi 28
100 95
11 Odilia Deva Sandyasari
44 30
100 12
Pancratia Hargit Titi Rosari 64
57 95
13 Putrid Dina Lorensa
36 100
100 14
Rimbi Sari 48
86 100
15 Veronica Venanda Boy D
38 100
100 16
Vincentius Fajar Oktavia 68
100 100
17 Tri Ratna Kumala D
56 100
100 18
Yosef Catur Cendi Setiawan 70
80 90
Jumlah 1176
1447 1696
Rata-rata 65
81 94
Persentase Ketuntasan 39
72 88
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui, nilai rata-rata pada siklus I adalah 80 dan siklus II sebesar 94 yang membuktikan ada kenaikan.
Persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 72, dan siklus II sebesar
132
88 yang membuktikan ada kenaikan. Membuktikan bahwa dari siklus I ke siklus II ada peningkatan prestasi belajar yang dialami siswa. Pada
kolom keterangan jumlah siswa yang prestasi belajar meningkat dan tuntas ada 18 orang siswa.