6. Prosedur pembelajaran kooperatif
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap Rusman, 2011: 212-213, yaitu
sebagai berikut:
a. Penjelasan materi, tahap ini merupakan tahapan penyampaian
pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama tahapan ini adalah pemahaman siswa
terhadap pokok materi pelajaran.
b. Belajar kelompok, tahapan ini dilakukan setelah guru
memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
c. Penilaian, penilaian dalam pembelajaran kooperatif bias
dilakukan melalui tes atau kuis, yaitu dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian
kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya, seperti dijelaskan
Sanjaya 2006: 247. “Hasil aktif setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok
memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknyayang
merupakan hasil kerja ama setiap anggota kelompoknya.
d. Pengkuan tim, adalah penetapan tim yangdianggap paling
menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim
untuk terus berprestasi lebih aik lagi.
D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
1. Pengertian STAD
Menurut Trianto 2011: 68 pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif
dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali
dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman- temannya di Universitas John Hopkins. Menurut Slavin dalam
Rusman 2011: 213 model STAD Student Team Achievement Division merupakan fariasi pembelajaran kooperatif yang paling
banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah untuk diadaptasi, telah digunakan dalam Matematika, IPA, IPS, bahasa inggris, teknik dan
banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok
beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa di
dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bias menguasai pelajaran tersebut.
2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD
Langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe
STAD Rusman, 2011: 215 adalah sebagai berikut:
a. Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan belajar yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
b. Pembagian kelompok
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan
heterogenitas keragaman kelas dalam prestasi akademik, gender jenis kelamin, rasa tau etnik.
c. Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat
belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah
nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai
siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
d. Kegiatan belajar dalam tim kerja tim
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja
kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing- masing memberikan konstribusi. Selama tim bekerja, guru
melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan jika diperlukan. Kegiatan ini merupakan ciri terpenting
dalam STAD. e.
Kuis evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis
tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa
diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu
bertanggung jawab kepada diri-sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk
setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.
f. Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya
pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai
berikut: 1
Menghitung skor individu Menurut Slavin Trianto, 2007: 55, untuk
menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat dalam pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 2.3 Penghitungan Perkembangan Skor Individu No
Nilai tes Skor
perkembangan
1. 2.
3.
4. Lebih dari 10 poin di bawah
skor dasar 10 sampai 1 di bawah skor
dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas
skor dasar 0 poin
10 poin 20 poin
30 poin
No Nilai tes
Skor perkembangan
5. Lebih dari 10 poin di atas skor
dasar Pekerjaan
sempurna tanpa
memerhatikan skor dasar 40 poin
2 Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan
menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota
kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok
sebagaimana dalam table sebagai berikut:
Table 2.4 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok No
Rata-rata skor
Kualifikasi
1. 2.
3.
4. 0 ≤
N ≤ 5 6 ≤
N ≤ 15 16 ≤
N ≤ 20 21
≤ N ≤ 30 -
Tim yang baik Good team Tim yang baik sekali great
team Tim yang istimewa super team
3 Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau
penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai
dengan prestasinya kriteria tertentu yang ditetapkan guru.
STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan
kelas dan
bukan metode
pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan
pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk
siswa, tetapi kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti materi-
materi ini.
E. Keterampilan Sosial