sebesar 21,59 yaitu dari skor rata-rata pada siklus pertama sebesar 75 menjadi 91,19 setelah penerapan STAD siklus II.
C. Pembahasan
1. Peningkatan keterampilan sosial akibat penerapan STAD
Hasil keterampilan sosial siswa terus mengalami perbaikan setelah diterapkan model pembelajaran STAD. Semula hasil kuesioner
yang diisi oleh siswa adalah 123 yang berarti baik. Pada penerapan STAD siklus pertama, rata-rata hasil kuesioner keterampilan sosial
mengalami peningkatan yaitu 130, yang berarti baik. Sedangkan pada siklus I peneliti juga mengobservasi keterampilan sosial siswa. Hasil
rata-rata observasi keterampilan sosial siklus I adalah 122, yang berarti baik. Berdasarkan hasil rata-rata observasi dan kuesioner
keterampilan sosial siswa pada penerapan metode STAD siklus pertama adalah baik. Setelah penerapan siklus I peneliti perlu
pemantapan terhadap penerapan metode pembelajaran STAD ini maka peneliti melakukan siklus II. Dalam siklus ke dua ini observasi
keterampilan sosial serta kuesioner keterampilan sosial siswa mengalami peningkatan masing-masing memiliki rata-rata 127 untuk
observasi keterampilan sosial dan 135 untuk kuesioner keterampilan sosial. Dari masing-masing rata-rata tersebut berarti bahwa
pencapaian keterampilan sosial adalah baik. Peningkatan keterampilan sosial ini adalah akibat dari
penerapan metode pembelajar kooperatif tipe STAD berjalan dengan
lancar. Guru mata pelajaran telah melaksanakan prosedur penelitian dengan baik. Guru mampu mengarahkan siswa untuk melaksanakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD, sehingga siswa mampu bekerja sama dengan kelompok barunya dengan baik. Selain bekerja sama,
siswa juga saling berbagi ilmu kepada teman sekelompoknya. Mereka belajar untuk mengutarakan pendapat, belajar bertanggung jawab, dan
saling menghormati sesama teman. Selama penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD seluruh anggota kelompok telah terlibat dalam
diskusi sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Semua siswa aktif dalam kegiatan kelompok sehingga keterampilan
sosial siswa meningkat. Tidak hanya siswa pintar saja yang mendominasi kelas. Siswa yang biasanya tidak aktif setelah mengikuti
pembelajaran ini mau mengutarakan pendapatnya berkat semangat dan dorongan dari teman yang lainnya.
2. Peningkatan prestasi belajar akibat penerapan STAD.
Prestasi belajar siswa terus mengalami peningkatan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Semula nilai
rata-rata yang dicapai kelas X Akuntansi yang didapatkan peneliti dari guru mata pelajaran 66,7 . Setelah dilakukan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 75. Dari 21 siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan
minimum adalah 15 siswa atau 71,4 siswa dan 6 siswa atau 28,6 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimum. Kemudian
setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dengan rata-
rata kelas sebesar 91,19. Seluruh siswa atau 100 siswa di kelas X Akuntansi dapat mencapai kriteria ketuntasan minimum yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 75. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut akibat penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD berjalan dengan lancar. Saat berdiskusi siswa saling bertukar informasi. Ketika di dalam
kelompok terdapat teman yang belum memahami materi maka teman yang lebih pintar membantu menjelaskan kembali materi agar dapat
dipahami temannya dengan baik. Diskusi kelompok berjalan dengan baik. Siswa yang berprestasi tinggi mendorong dan memberi semangat
kepada siswa yang berprestasi sedang dan rendah untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan kelompok. Tidak ada siswa yang berprestasi
tinggi yang mendominasi kelas. Mereka saling berbagi tugas dalam mengerjakan soal diskusi.
Dengan adanya penghargaan kelompok membuat siswa menjadi lebih antusias. Mereka termotivasi untuk menjadi tim terbaik
dan mendapatkan hadiah. Oleh karena itu, mereka berusaha memahami materi dan berdiskusi secara serius. Atas dasar tersebut
prestasi belajar siswa kelas X Akuntansi mengalami peningkatan.
132
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN