Kedua, manfaat sastra. Mempelajari sastra mau tidak mau harus mengetahui apa
manfaat sastra bagi para penikmatnya. Dengan mengetahui manfaat yang ada, paling tidak kita mampu memberikan kesan bahwa sastra yang diciptakan berguna
untuk kemaslahatan manusia.
Ketiga, dalam sastra harus disepakati adanya unsur fiksionalitas. Unsur
fiksionalitas sendiri merupakan cerminan kenyataan, merupakan unsur realitas yang tidak terkesan dibuat-buat.
Keempat, pemahaman bahwa karya sastra merupakan sebuah karya seni. Dengan
adanya karakteristik sebagai karya seni ini, pada akhirnya kita dapat membedakan mana karya yang termasuk sastra dan bukan sastra.
Kelima, setelah empat karakteristik ini kita pahami, pada akhirnya harus bermuara
pada kenyataan bahwa sastra merupakan bagian dari masyarakat. Hal ini mengindikasikan bahwa sastra yang ditulis pada kurun waktu tertentu memiliki
tanda-tanda, yang kurang lebih sama, dengan norma, adat, atau kebiasaan yang muncul berbarengan dengan hadirnya sebuah karya sastra.
b. Jenis jenis sastra
1. Puisi yaitu karya seni sastra yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan susunan kalimatnya lebih
dipadatkan. Berdasarkan masa atau zamannya, puisi meliputi puisi lama,
puisi baru. Puisi lama adalah puisi yang merupakan peninggalan sastra melayu lama, yang terdiri dari puisi asli dan puisi pengaruh
sastra asing.
4
Salah satu contoh puisi asli masyarakat Melayu adalah Pantun, dan contoh puisi asing pengaruh sastra Arab adalah Syair.
Pantun adalah bentuk puisi lama yang mengutamakan keindahan bahasa, pemadatan makna kata, serta bentuk
penulisannya yang berbait-bait. Sedangkan syair adalah jenis puisi lama seperti halnya pantun, dan terikat oleh aturan-aturan baku.
5
4
Ahmad Furqon, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, Bandung : Penerbit Epsilon Goup,2007, hlm.124
5
Ibid, hlm.125
Contoh lain jenis puisi lama adalah Mantra, Talibun, dan Karmina. 2. Prosa adalah sebuah karya sastra yang susunan kalimatnya lebih
diperluasdijabarkan. Karya sastra jenis prosa meliputi novel, ceritacerpen, dan drama.
c. Tujuan Pembelajaran Puisi
Tujuan pengajaran puisi menurut Rizanur Gani,1981
6
dapat ditampung dalam rumusan-rumusan sebagai berikut:
a membina dan mengembangkan kearifan menangkap isyarat-
isyarat kehidupan dengan sekurang-kurangnya mencakup; keterampilan bahasa, pengetahuan budaya, pengembangan
rasa,karsa, dan pembentukan watak. b
Menghibahkan pandangan komprehensif tentang cipta budaya nasional: membina anak didik memiliki rasa bangga, keyakinan
mandiri, dan rasa memiliki.
d. Metode Pembelajaran Sastra
1. Ceramah.
Dirto Hadisusanto mengatakan; ‘Ceramah dikenal sebagai pemberian informasi, tetapi ada batasan tertentu yang justru terdapat
dalam ingatan, yaitu kadar perhatian, dan m otivasi siswa’
7
. Metode ceramah menitikberatkan pada penyajian bahan atau materi
pelajaran dalam bentuk informasi dari guru kepada murid. Selanjutnya Rochman Natawijaya, H.A. Moes mengatakan;
‘ceramah merupakan salah satu metode mengajar tradisional yang menganggap siswanya tidak memiliki potensi dalam belajar. Guru
6
Drs. Mukhsin Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa Apresiasi Sastra, Malang : Yayasan Asih Asah Asuh, 1990, hlm.123
7
M.Subana, dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Bandung : Pustaka Setia , 2000, hlm.94
berperan sebagai sebagai pemindah informasi secara oratorik kepada siswa sebagai pendengar pasif’
8
. Berdasarkan batasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
metode ceramah merupakan cara menyampaikan bahan atau materi pelajaran dalam bentuk informasi.
Dari hasil penelaahan terhadap konsep ceramah, maka dapat dikemukakan bahwa ciri-ciri metode ceramah, tersebut antara lain :
a Berbentuk informasi yang bersifat tetap baik bahan baru
maupun sumbernya. b
Materi berbentuk rangkuman. c
Komunikasi satu arah. d
Waktu terbatas, sedangkan jumlah peserta didik cukup banyak.
2. Demontrasi.
Metode demonstrasi adalah cara mengajar guru untuk menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses sehingga siswa
dapat melihat, mengamati, mendengar, meraba-raba, dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru.
Ciri-ciri metode demonstrasi : a
Guru melakukan percobaan. b
Guru menunjukkan cara mempergunakan alat-alat, mengatur atau menyusun sesuatu.
c Siswa mendemonstrasikan atau mempraktekkan .
d Siswa memilih dan memperbandingkan cara yang terbaik.
3. Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang berarti “pura-pura”
atau “berbuat seolah-olah” dan juga simulation yang berarti “tiruan” atau “perbuatan yang hanya berpura-pura saja”.
8
Ibid, h.94
Sebagai metode mengajar, simulasi merupakan cara penyajian pelajaran dengan mengunakan situasi tiruan atau berpura-pura untuk
memperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Jenis-jenis simulasi : a
Sosio Drama Permainan yang dilakukan bertitik tolak dari permasalahan
social atau permasalahan yang menyangkut hubungan antar manusia.
Contoh : pergaulan remaja. Tujuan
: mencari
alternatif pemecahan
terhadap permasalahan sosial secara baik.
b Psikodrama
Psikodrama adalah drama yang bertitik tolak dari permasalahan yang menyangkut psikologis manusia atau
dalam hubungan antar manusia. Tujuan : untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan
yang dialaminya. c
Permainan Peran Role Playing Permainan peran atau role playing adalah jenis metode
simulasi yang bertitik tolak dari permasalahan yang berhubungan dengan tujuan untuk mengkreasi kembali
peristiwa sejarah masa lalu, mengkreasi kemungkinan masa depan, atau mengekspos kejadian masa kini.
4. Metode Out door.
9
Metode out door merupakan metode pembelajaran yang menggunakan lingkungan luar ruangan atau luar sekolah. Dalam
metode ini peserta didik diajak ke luar ruangan menuju taman, atau
9
www.anneahira.com20101106puisi-anak- sdhtmJum’at,23032012