4. Strategi Pembelajaran Keterampilan Menulis
1. Pengertian
Menulis adalah meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain
dapat membaca simbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan- satuan ekspresi bahasa.
Menulis juga dapat dipandag sebagai upaya untuk merekam ucapan orang menjadi bahasa baru, yaitu bahasa tulisan. Bahasa tulisan adalah suatu
jenis notasi bunyi, tekanan nada, isyarat atau gerakan, dan ekspresi muka yang memindahkan arti dalam ucapan atau bicara manusia.
31
2. Tujuan
Pembelajaran menulis pada dasarnya dilaksanakan untuk mencapai tujuan- tujuan berikut:
32
a. Mendorong siswasiswi untuk menulis dengan jujur dan
bertanggung jawab, dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa secara hati-hati, integritas, dan sensitif;
b. Merangsang imajinasi dan daya pikir atau intelektualitas
siswasiswi; c.
Menghasilkan tulisankarangan yang bagus susunannya, tepat, jelas, dan efektif penggunaan bahasanya dalam mengungkapkan apa yang
terkandung dalam hati dan pikirannya.
3. Metode dan Teknik Belajar Mengajar Keterampilan Menulis
Pembelajaran keterampilan menulis harus dirancang secara urut. Dalam hal ini, tugas-tugas dapat diatur dari yang sederhana menuju ke yang kompleks,
dari yang mudah ke yang sukar, dari karangan yang pendek ke yang panjang, yang mencerminkan kegiatan eksplorasi pengalaman dan pikiran
siswasiswi dari kehidupan sehari-hari.
31
Drs. Mukhsin Ahmadi, Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa Apresiasi Sastra, Malang: Yayasan Asih Asah Asuh, FPBS IKIP Malang, 1990, hlm.28
32
Ibid, hlm.28
Dalam hal tersebut di atas, maka pembelajaran keterampilan menulis dapat diurutkan sebagai berikut:
33
1 Penciptaan diksi
Siswasiswi mendapat letihan secukupknya untuk dapat memilih kata secara tepat dan menggunakannya sesuai dengan gagasan dan
perasaannya, serta pembaca yang ingin dituju dengan karangannya itu.
2 Pembuatan kalimat efetif
Siswasiswi berlatih untuk dapat menciptakan berbagai variasi kalimat serta memilihnya sedemikian rupa sehingga karangannya
benar-benar mengasyikkan pembacanya karena dibangun dengan kalimat-kalimat efektif.
3 Membangun paragraf
Siswasiswi dilatih bagaimana cara membuat paragraf yang disusun berdasarkan kalimat topik yang dikembangkan dengan kalimat
penjelas sesuai dengan jenisnya, sampai akhirnya terbentuk sebuah paragraf induktif atau deduktif.
4 Menyusun paragraf
Berdasarkan suatu tipok atau judul karangan , beberapa paragraf disusun secara kronologis dengan system tertentu sehingga secara
padu membenetuk sebuah karangan yang utuh. 5
Pembatasan dan penjabaran topik Judul atau topic karangan harus dibatasi ruang lingkupnya,
kemudian dijabarkan sedemikian rupa sehingga dapat disusun suatu karangan sesuai dengan kemampuan dan waktu.
6 Pemilihan jenis dan penciptaan wacana
Siswasiswi mendapatkan latihan intensif agar dapat menyususn wacana ekspositori, deskripsi, argumentasi, narasi, kemudian
dapat menentukan jenis apa yang sebaiknya digunakan untuk membangun karangan.
33
Ibid, hlm.31-32