Uji homogenitas posttest kelompok eksperimen I dan eksperimen II
kelas eksperimen II sebesar 31,10 dan 33,06. Perbandingan antara t
hitung
t
tabel
0,739 2,042 maka Ho diterima. Hal ini berarti tidak dapat terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa.
Setelah mengetahui bahwa tidak terdapat perbedaaan pengetahuan awal siswa, masing-masing kelas diberikan perlakuan yang berbeda untuk
mengetahui perbedaan penguasaan konsep siswa setelah diberikan perlakuan. Kelas eksperimen I diberikan perlakukan dengan menggunakan concept
mapping, sedangkan kelas eksperimen II diberikan perlakuan dengan argument mapping. Baik pada kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen
II, pada saat pembelajaran, siswa diberikan lembar kerja untuk menunjang pelaksaan pembelajaran.
Pada kelas eksperimen I, siswa diajarkan menggunakan concept mapping. Sebelumnya, siswa diajarkan terlebih dahulu membuat concept
mapping secara bertahap. Concept mapping digunakan untuk membantu menguasai materi yang diajarkan. Pada saat pembelajaran, siswa mencari,
menemukan dan membuat sendiri concept mapping pada setiap kali pertemuan, baik secara individu maupun secara kelompok. Dengan concept
mapping, siswa diharapkan mampu menemukan sendiri dan menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya pada buku sumber
belajar yang digunakan sehingga siswa dapat belajar secara bermakna dan mandiri. Dengan demikian, siswa akan lebih menguasai materi yang
diajarkan. Pada pembelajaran menggunakan argument mapping, siswa diajarkan
untuk menjawab pertanyaan dengan menganalisis terlebih dahulu data yang telah diberikan dalam lembar kerja. Siswa diminta mencari informasi
sebanyak-banyaknya untuk mendukung pendapat yang diberikan untuk menjawab pertanyaan berdasarkan data yang diberikan. Karena materi yang
diajarkan adalah mengenai kingdom fungi jamur, siswa dituntut untuk lebih banyak mencari tahu mengenai kingdom fungi jamur sehingga dapat
memperoleh informasi pendukung untuk menjabarkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Informasi yang didapat untuk menjawab dan
menjabarkan pertanyaan pada pembuatan argument mapping, siswa tidak hanya menggunakan satu buku yang ada di sekolah saja, tetapi mereka bebas
mencari informasi dari sumber manapun yang terpercaya. Dengan demikian, siswa diharapkan lebih banyak memperoleh pengetahuan dan lebih mudah
dalam menguasai konsep pada materi kingdom fungi jamur. Berdasarkan data pada Tabel 4.3, terdapat perbedaan rata-rata nilai
indikator soal hasil pretest dan posttest. Pada posttest siswa kelas eksperimen
I dan kelas eksperimen II, untuk indikator soal 1, 4, dan 6, diperoleh perbedaan rerata yang kecil. Kelas eksperimen II memiliki nilai yang sedikit
lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen II. Pada indikator soal 2, diperoleh rerata nilai yang sama yaitu 58,33. Hal ini berarti baik siswa pada
kelas eksperimen I maupun siswa pada kelas eksperimen II sudah dapat menguasai konsep indikator materi kingdom fungi yang telah dipelajari.
Pada indikator soal 3 dan 5 terdapat perbedaan rerata yang cukup jauh. Kelas eksperimen II memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas eksperimen I. Salah satu penyebab perbedaan rerata yang cukup jauh ini adalah siswa pada kelas eksperimen I kesulitan memahami materi yang lebih
kompleks dari pertemuan sebelumnya. Hal ini karena siswa kurang aktif untuk menemukan konsep-konsep baru selain yang terdapat pada buku
sumber yang digunakan. Dengan keterbatasan materi yang disajikan dalam buku sumber yang digunakan, hal ini pula yang menjadi kendala lain siswa
dalam memahami indikator yang dipelajari. Sebagai mana menurut Pannen, pengetahuan konsep siswa tidak akan berkembang apabila siswa tidak aktif
mengkonstruk pengetahuannya sendiri.
9
9
Yustini Yusuf, et.al, “Upaya Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Biologi melalui
Penggunaan Peta Konsep pada Siswa Kelas II
4
SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Ajaran 20042005 ”,
Jurnal Biogenesis Vol.22, 2006, h.62.