LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Kualitas bernyanyi sangat penting bagi HKBP karena HKBP dikenal juga sebagai ‘The singing Church’ gereja yang bernyanyi. Jati diri itu harus dipertahankan dan membina semua angota jemaat bernyanyi dengan baik dan benar. Demikian satu kutipan bacaan kotbah pimpinan Ephorus dalam buku Almanak HKBP Tahun 2011. 1 Pernyataan di atas menunjukkan betapa nyanyian sangat diperhatikan di gereja HKBP. Dalam pengamatan penulis, kebaktian yang dilakukan di Gereja saat ini, baik di gereja HKBP 2 maupun di gereja lain; unsur yang tidak terpisahkan dari kebaktian adalah musik, baik instrument maupun vokal. Musik vokal yang dimaksud disini adalah nyanyian jemaat dan koor yang dibawakan oleh kelompok koor atau kelompok paduan suara. 1 Almanak HKBP Tahun 2011, Percetakan HKBP, Pematang Siantar 2011 hal 36 2 Huria Kristen Batak Protestan HKBP adalah Gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak, bahkan juga di antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia. Gereja ini tumbuh dari misi RMG Rheinische Missions-Gesselschaft dari Jerman dan resmi berdiri pada 7 Oktober 1861. Saat ini, HKBP memiliki jemaat sekitar 4.5 juta anggota di seluruh Indonesia. HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian Colorado. Meski memakai nama Batak, HKBP juga terbuka bagi suku bangsa lainnya. Sejak pertama kali berdiri, HKBP berkantor pusat di Pearaja Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara yang berjarak sekitar 2 km dari Tarutung, ibu kota kabupaten tersebut. Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di sepanjang jalan menuju kota Sibolga ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah. Kompleks perkantoran HKBP, pusat administrasi organisasi HKBP, berada dalam area lebih kurang 20 hektar. Di kompleks ini juga Ephorus =uskup sebagai pimpinan tertinggi HKBP berkantor.HKBP adalah anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia PGI, anggota Dewan Gereja-gereja Asia CCA, dan anggota Dewan Gereja-gereja se-Dunia DGD. Sebagai gereja yang berasaskan ajaran Lutheran, HKBP juga menjadi anggota dari Federasi Lutheran se-Dunia Lutheran World Federation yang berpusat di Jenewa, Swiss.Pemerintah Indonesia mengakui HKBP melalui Beslit No. 48 tanggal 11 Juni 1931, yang tercantum dalam Staatblad Tahun 1932 No. 360 dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimas Kristen Protestan Departemen Agama No. 33 tahun 1988 tanggal 6 Pebruari 1988. Universitas Sumatera Utara Istilah koor atau paduan suara 3 merujuk kepada suatu kelompok penyanyi yang bernyanyi secara bersama-sama. Dari pengertian ini, seluruh jemaat yang bernyanyi pun dapat dikelompokkan sebagai suatu paduan suara. Akan tetapi didalam perkembangan seni suara di Indonesia, istilah paduan suara telah digunakan secara khusus untuk menyebutkan suatu kelompok penyanyi yang bernyanyi dalam dua jenis suara sopran dan alto atau lebih sopran, alto, tenor dan bas. Disamping itu pada masa penjajahan dahulu, istilah “koor” juga digunakan di dalam partitur nyanyian gereja untuk menandai bagian nyanyian yang harus dinyanyikan secara bersama-sama oleh seluruh jemaat atau yang harus diulangi oleh para penyanyi; jadi sama seperti fungsi refrein dalam partitur nyanyian sekarang ini 4 . Dari segi sejarah, paduan suara unisono merupakan tipe perpaduan suara tertua karena pada masa-masa awal perkembangannya, kelompok biduan bernyanyi hanya dengan satu suara belum dikenal kategori suara SATB. Inilah paduan suara yang dikenal di dalam Alkitab, misalnya paduan suara imam-imam di Bait Allah atau paduan suara sejenis sesuai gender juga sudah dikenal sejak zaman Alkitab 5 . 3 Binsar Sitompul, salah seorang ahli musik Indonesia, memberikan batasan bagi istilah paduan suara sebagai suatu himpunan sejumlah penyanyi yang dikelompokkan menurut jenis suaranya 1986:3, jenis suara yang dimaksudkan di sini adalah jenis suara yang dikenal dan diklasifikasikan dalam ilmu seni suara, yakni sopran mezzo-sopran jenis suara anak-anak atau jenis suara tinggi dari kaum perempuan dan alto jenis suara yang rendah berat dari kaum perempuan, tenor jenis suara yang tinggi dari kaum lelaki dan bas bariton jenis suara yang rendah berat dari laki-laki. 4 Ibid. 5 Ibid, hal., 5. Universitas Sumatera Utara Di HKBP istilah koor mengacu pada 4 pengertian yaitu koor sebagai kelompok Paduan suara gereja, koor sebagai partitur kertas notasi dan teks lagu lagu, koor sebagai judul dari lagu dan koor sebagai musik vokal. Untuk keterangan selengkapnya akan ditulis pada sub bagian defenisi koor dalam bab ini. Ibadah Kebaktian Minggu HKBP telah ditetapkan dalam Aturan dan Peraturan HKBP dengan salah satu unsurnya adalah nyanyian, baik nyayian dari buku Ende HKBP atau nyayian yang diakui oleh HKBP serta nyanyian-nyanyian yang sesuai dengan Konfessi HKBP. Penulis sebagai seorang jemaat HKBP semenjak anak-anak masa sekolah minggu sampai dewasa dan yang saat ini menjadi Pendeta di HKBP melihat bagaimana koor selalu ada dalam ibadah, pada setiap ibadah Minggu ditampilkan nyanyian-nyanyian jemaat dan nyanyian-nyanyian koor yang dinyanyikan oleh kelompok-kelompok Paduan Suara. Sudah ratusan bahkan ribuan lagu-lagu koor yang sudah dinyanyikan di gereja-gereja HKBP, namun sejauh pengamatan penulis hingga penelitian ini dilakukan, gereja HKBP belum pernah mengeluarkan sebuah panduan atau peraturan tentang koor yang bagaimana yang diinginkan atau yang diterima di gereja HKBP. Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan dalam benak penulis; siapa yang pertama memunculkan koor ini, kapan jemaat HKBP mulai mengenal koor, siapa pengarangnya, apa yang melatarbelakangi lagu koor itu diciptakan, siapa yang menyuruh pengarang menciptakan lagu itu, kenapa koor harus ada dalam ibadah, apa peran dan fungsi koor dalam ibadah. Universitas Sumatera Utara Menurut asumsi penulis karya-karya ciptaan koor ini muncul sebagai hasil refleksi sipengarang dan umat dalam pergumulannya dengan masalah-masalah hidup disekitarnya. Kemungkinan Koor pada awalnya sudah dipengaruhi oleh kedatangan gereja barat bersama teologinya. Pada perkembangan selanjutnya telah diciptakan karya-karya koor oleh banyak komponis dengan berbagai latar belakang. Penulis melihat pertanyaan-pertanyaan dan asumsi diatas dapat menjadi salah satu bahan penelitian ilmiah. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis memilih judul : “KOOR DI GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN HKBP: ANALISIS SEJARAH, FUNGSI DAN STRUKTUR MUSIK.

1.1.4. POKOK MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi titik perhatian penelitian bagi penulis adalah Analisis Sejarah, Fungsi Dan Struktur Musik Koor Dalam Ibadah Di HKBP.

1.1.5. Pertanyaan Penelitian

Dalam penulisan karya ilmiah ini perlu dilakukan pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibuat dengan jelas untuk mempermudah penulisan dalam menyelesaikan masalah. Untuk menghindari pembahasan yang mengambang ataupun menyimpang dan juga dengan keterbatasan waktu dan dana, maka penulis hanya membahas Analisis Sejarah, Fungsi Dan Struktur Musik Koor Dalam Ibadah Di HKBP. Universitas Sumatera Utara Adapun yang menjadi pokok masalah yang diteliti adalah: 1. Bagaimanakah perkembangan koor di HKBP? 2. Bagaimanakah fungsi koor dalam ibadah di HKBP? 3. Apakah latar belakang penciptaan koor yang disajikan dalam ibadah di HKBP? 4. Bagaimanakah struktur musik dan syair dari koor di HKBP?

1.1.6. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah 1. Menganalisis sejarah koor digereja HKBP : 2. Menganalisis sumber-sumber dan perkembangan koor digereja HKBP 3. Menganalisis fungsi koor dalam ibadah minggu di HKBP 4. Menganalisis syair koor yang disajikan dalam ibadah HKBP 5. Menganalisis struktur musik dari koor-koor yang akan dianalisis.

1.2. Manfaat penulisan