Shared Value dalam Supply Chain

134

6.2.2 Shared Value dalam Supply Chain

Dalam sebuah aliran produk hingga ke tangan konsumen, akan terdapat beberapa pihak yang terkait secara langsung yaitu pemasok, produsen, konsumen perantara atau pelanggan dan konsumen akhir user. Total nilai sebuah produk dalam hal ini telur ayam ras akan dirasakan oleh konsumen akhir sebagai pengguna dan akhir dari rantai supply chain. Pamulihan Farm dalam hal ini merupakan pemasok produsen telur ayam ras yang kemudian akan menyalurkan produknya melalui dua saluran pemasaran yang berbeda yaitu, pasar tradisional dan modern Gambar 24. Gambar 24. Aliran Pemasaran Telur Ayam Ras Pamulihan Farm Keterangan : = Aliran Produk Pasar Tradisional = Aliran Produk Pasar Modern Pada aliran pasar tradisional, konsumen akhir harus melewati rantai pasokan yang lebih panjang dibandingkan dengan rantai pasokan di pasar modern. Pada rantai tersebut terdapat aliran finansial yang harus menerima share yang adil proporsional sesuai nilai yang dikontribusikan masing-masing dalam setiap rantainya. Pamulihan Farm memiliki dua pasar, sehingga memiliki dua margin pemasaran yang berbeda hingga ke tangan konsumennya. Hal ini tergantung pada efektif atau tidaknya supply chain yang ada pada Pamulihan Farm tersebut. Tabel 26 memberikan gambaran tentang margin pemasaran dengan rantai tataniaga melalui jalur pasar tradisional. Pamulihan Farm sebagai pemasok atau produsen yang menghasilkan telur ayam ras menjual telur ke agen dengan harga sebesar Rp. 10.500,00 per kg telur. Dengan HPP Pamulihan Farm sebesar Rp. Pamulihan Farm Agen Pedagang Besar Pedagang Eceran User Retailer User 135 9.844,80. Dari penjualan tersebut Pamulihan Farm sebagai produsen telur tersebut dan rantai pertama mendapatkan margin pemasaran sebesar Rp.655,20 atau dengan persentase sekitar 6,66. Kemudian pasar agen sebagai konsumen pertama menjual kembali produk telur tersebut kepada para pengecer sebagai konsumen kedua. Agen pasar tersebut memiliki HPP sebesar 10.569,30 yang didalamnya telah termasuk risiko kerusakan telur yang diterimanya dari Pamulihan Farm sebesar 0,66 persen. Agen tersebut menjual kepada pengecer dengan harga Rp. 10.800,00 dengan margin pemasaran yang didapatkan oleh agen sebesar Rp. 230, 70 atau 2,16 persen. Tabel 26. Margin Pemasaran Pamulihan Farm di Pasar Tradisional Keterangan Jumlah Rp Biaya Produksi Pamulihan Farm Pullet 50.400.000,00 Pakan 230.400.000,00 Tenaga Kerja 6.000.000,00 Kandang 5.000.000,00 Total 291.800.000,00 Penerimaan Produksi Telur Resiko 5 29.640,00 HPP Pamulihan Farm RpKg 9.844,80 Harga Jual ke Agen RpKg 10.500,00 Margin Pamulihan Farm RpKg 655,20 Margin Pamulihan Farm 6,66 Biaya di Tingkat Agen Resiko Pengiriman Barang 0,66 HPP Agen RpKg 10.569,30 Harga Jual ke Pengecer RpKg 10.800,00 Margin Agen RpKg 230,70 Margin Agen 2,16 Biaya di Tingkat Pengecer Risiko kerusakan di pengecer 2,00 HPP Pengecer RpKg 11.016,00 Harga Jual Pengecer di Pasar RpKg 11.500,00 Margin Pengecer Rpkg 484,00 Margin Pengencer 4,39 Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan harga sebesar Rp.300,00 di tingkat agen dan pengecer. Hal ini dikarenakan sebenarnya para pengecer membeli telur 136 dari agen dengan harga Rp.10.569,30. Para pengecer adalah tangan terakhir yang akan menjual produknya langsung ke tangan konsumen akhir atau pemakai. Para pengecer tersebut memiliki HPP sekitar Rp. 11.016,00 yang telah masuk didalamnya risiko kerusakan telur yang diterima dari agen sebesar 2 persen. Margin yang diterima oleh para pengecer dengan harga jual sebesar Rp.11.500,00 adalah Rp.484,00 atau sekitar 4,39 persen. Margin yang diterima oleh setiap tingkat rantai pasokan tersebut belum menggambarkan margin yang sebenarnya. Margin yang diterima oleh Pamulihan Farm lebih besar daripada margin yang diterima di tingkat lainnya. Hal ini sangat wajar karena peran Pamulihan Farm yang lebih besar dari yang lainnya. Dalam margin tersebut Pamulihan Farm harus mengambil biaya pengiriman barang, biaya gudang dan lain sebagainya. Margin di tingkat agen pun lebih besar daripada di tingkat pengecer karena lebih banyak risiko yang harus ditanggung agen pasar tersebut seperti biaya gudang dan sewa kios. Margin pemasaran di pasar tradisional Pamulihan Farm relatif proporsional dan efisien ditandai dengan cukup rendahnya margin yang ada di setiap tingkatan rantai pemasaran. Tabel 27 memberikan gambaran tentang margin pemasaran rantai tataniaga melalui jalur pasar modern. Rantai pemasaran ini berawal dari Pamulihan Farm sebagai produsen yang akan disalurkan ke pasar retailer yang akan langsung diterima oleh konsumen akhir. Pamulihan Farm menjual telur kepada retailernya seharga Rp.10.300,00 dengan HPP Pamulihan Farm sebesar Rp. 9884,80. Harga yang ditetapkan Pamulihan Farm untuk pasar modern lebih murah daripada harga jual kepada pasar tradisional. Hal ini dikarenakan pada pasar tradisional Pamulihan Farm mengantisipasi risiko potensi kerugian lebih besar dengan adanya tunggakan pembayaran. Margin yang diterima oleh Pamulihan Farm di pasar modern karena Pamulihan Farm mendapatkan sistem pembayaran yang tepat waktu dan tunai, pemesanan dalam jumlah besar serta persaingan yang lebih tinggi untuk memasuki pasar modern. Para supplier telur lainnya bersaing untuk mendapatkan pelanggan di pasar modern yang jaminan permintaannya lebih besar dibanding dengan pasar tradisional. Oleh karena itu Pamulihan Farm menjual dengan harga yang lebih murah ke pasar modern. Margin yang didapatkan di pasar tradisional yaitu sebesar Rp.455,20 atau 4,6 137 persen. Margin Pamulihan Farm di pasar modern yang lebih kecil tersebut menunjukkan adanya keuntungan yang lebih besar di pasar tradisional jika tidak ada resiko tunggakan. Tabel 27. Margin pemasaran Pamulihan Farm di Pasar Modern Keterangan Jumlah Rp Biaya Produksi Pullet 50.400.000,00 Pakan 230.400.000,00 Tenaga Kerja 6.000.000,00 Kandang 5.000.000,00 Total 291.800.000,00 Penerimaan Produksi Telur Resiko 5 29.640,00 HPP Pamulihan Farm RpKg 9.844,80 Harga Jual ke retailer RpKg 10.300,00 Margin Pamulihan Farm RpKg 455,20 Margin Pamulihan Farm 4,6 Biaya di Retailer Resiko Pengiriman Barang 0,66 Overhead Cost Retailer 7,50 HPP retailer RpKg 11.140,48 Harga Jual ke konsumen RpKg 11.500,00 Margin Retailer RpKg 359,52 Margin Retailer 3,5 Kemudian, retailer tersebut menjual kembali produk telur tersebut ke tangan konsumen akhir. Pada pemasaran di pasar modern, rantai pemasaran yang terjadi lebih efektif dibandingkan di pasar tradisional. Hal ini dapat dilihat dari lebih sedikitnya rantai yang ada di pasar modern. Retailer tersebut menjual kepada konsumen dengan harga Rp. 11.500,00. Retailer tersebut memiliki HPP sebesar Rp. 11.140,48 dengan risiko kerusakan sebesar 0,66 persen. Dengan resiko tersebut, retailer sebenarnya membeli dengan harga 11.140,48. Margin yang diterima oleh retailer adalah sebesar Rp.359,52 atau 3,5 persen. Margin yang diterima oleh retailer lebih sedikit daripada Pamulihan Farm. Hal ini dikarenakan resiko dan biaya yang harus dikeluarkan Pamulihan Farm juga lebih besar seperti halnya risiko produksi, gudang, dan pengiriman barang. 138 Dengan demikian, dilihat dari distribusi margin yang ada dalam rantai supply chain, maka para pedagang tersebut sebenarnya dapat dikatakan telah melakukan shared value relatif proporsional sesuai dengan kontribusi nilai tambah masing-masing dan menguntungkan semua pihak termasuk konsumen akhir atau user. Semakin kecil margin share dalam sebuah rantai pasokan, maka sebenarya rantai pasokan tersebut cenderung semakin efektif. Meskipun dalam setiap kilogram telurnya para pedagang tersebut tidak mengambil keuntungan banyak, tetapi mereka mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan dengan kuantitas yang banyak. Oleh karena itu, selama ini Pamulihan Farm dapat dikatakan telah berhasil melakukan manejemen yang baik dan terkontrol sehingga shared value yang ditetapkan oleh pelanggannya sangat efektif dan menimbulkan kepuasan kepada konsumen akhir.

6.2.3 Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu yang Efektif