Konsep Relationship Marketing Hubungan Pemasaran Relationship Marketing dalam Supply Chain Management

23 maka perusahaan harus memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. 2. Meningkatkan pendapatan. Semakin meningkatnya konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan maka pendapatan perusahaan juga akan mengalami peningkatan. Sehingga produk-produk yang dihasilkan tidak akan terbuang karena sangat diminati oleh konsumen. 3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahaan kepada konsumen akhir akan mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi. 4. Pemanfaatan aset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu mamberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan supply chain management. 5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi penggguna produk, hal tersebut akan meningkatkan laba perusahaan. 6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi distribusi produknya lambat laun akan menjadi semakin besar dan lebih kuat dalam persaingan.

3.3. Hubungan Pemasaran Relationship Marketing dalam Supply Chain Management

3.3.1. Konsep Relationship Marketing

Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk dapat mengembangkan hubungan yang baik dengan pelanggan, pemasok dan anggota lainnya yang terlibat dalam perusahaan. Hal ini menuntut perusahaan membangun suatu hubungan antara dua entitas yang akan memberikan manfaat kepada masing-masing pihak yang terlibat. Istilah tersebut dikenal dengan nama relationship. Dari pengertian dasar tersebut, kemudian muncul terminologi relationship marketing sebagai pergeseran dari terminologi transaction marketing Peterson 1995. Hubungan pemasaran ini dianggap sebagai suatu strategi dengan menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan dan pemasok Patwira 1997. Relationship marketing bukan hanya sekedar kontak komunikasi, melainkan 24 strategi yang dibangun untuk menjaga sebuah hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan 7 . Hubungan pemasaran bukan hanya sekedar memberikan perhatian terhadap transaksi yang sedang berlangsung, melainkan juga memberi perhatian terhadap hubungan transaksi di masa depan. Dengan demikian proses pemasaran tidak berakhir setelah terjadinya aktivitas transaksi jual beli produk Mc Kenna 1991 8 . Menurut Dunne 2001, dari perspektif pembeli atau pelanggan, hubungan yang terjadi dengan supplier memungkinkan perusahaan untuk menjamin sumber daya yang berharga dan teknologi. Sedangkan bagi supplier, relationship yang terjadi memungkinkan mereka untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, serta kualitas dan profitabiltas mereka sebagai hasil dari performance yang lebih baik. Menurut Chan 2003 relationship marketing merupakan suatu sistem pemasaran yang semakin diminati oleh para pemasar, karena pemasar mulai menyadari bahwa komunikasi pemasaran yang dijalankan satu arah dan ditujukan ke semua orang sudah tidak lagi memadai karena adanya ekspektasi konsumen yang semakin tinggi dari waktu ke waktu. Relationship marketing menurut Berry 1995 diartikan sebagai menarik, memelihara, dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan. Dalam definisi tersebut, yang terpenting adalah menarik pelanggan baru konsumen atau supplier dipandang sebagai “langkah antara” dalam proses pemasaran. Sedangkan menguatkan hubungan merupakan proses merubah konsumen yang kurang terikat menjadi loyal dan melayani pelanggan sebagai klien dengan pertimbangan penting bagi pemasaran. Satu hal yang sangat penting bagi perusahaan adalah membina hubungan yang baik dengan para pelanggan, pegawai, pemasok, distributor karena hubungan tersebut akan menentukan nilai masa depan perusahaan yang bersangkutan. Relationship marketing yang efektif akan menghasilkan keluaran yang positif berupa persentase konsumen yang puas 7 Chan.2003. Definisi Tentang Relationship Marketing . www.iclploalty.com . [13 februari 2009] 8 P eterson, Patwira. 1995. Efektivitas Hubungan dan Pemasaran. www.jurnal.blogspot.com [14 ebruari 2009] 25 dan lebih tinggi karena adanya komunikasi yang efektif dan loyalitas konsumen yang lebih besar 9 . Dalam supply chain management terdapat enam prinsip dasar kunci dalam pengusahaan rantai pasokan yang optimal Collins Dunt 2002. Enam prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 1. Fokus terhadap konsumen dan pelanggan Menurut Collins dan Dunne 2002 dan Liker dan Choi 2004, mengerti kebutuhan konsumen dan bagaimana supplier atau pemasok bekerja adalah sesuatu hal yang sangat mendasar dan penting dalam supply chain. Newton 2000 mengatakan bahwa fokus terhadap pelanggan dan mengutamakan kepercayaan diantara pihak-pihak dalam rantai pasokan merupakan faktor dasar yang menentukan untuk kesuksesan dari supply chain tersebut. Bonney et al. 2007 menyatakan bahwa kekurangan dalam perencanaan dan fokus terhadap konsumen merupakan hambatan utama untuk mendapatkan inovasi kerjasama yang lebih diantara partner yang ada. Menurut Hines et al 1998 sangat penting untuk mendapatkan komitmen dari seluruh perusahaan yang terlibat dalam rantai untuk memastikan penyampaian produk yang baik dan pelayanan yang tepat dari supplier hingga ke konsumen akhir. 2. Menciptakan dan menyebarkan nilai Menciptakan sebuah nilai nilai tambah yang berakhir hingga ke tangan konsumen berdasar pada kebutuhan dan keinginan dari konsumen Svesson, 2003. Menurutnya sangatlah mungkin bagi sebuah perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaing mereka apabila mereka menghargai kegiatan yang mereka atur dalam menciptakan nilai tambah tersebut. Menurut Zokaei dan Simons 2006, total nilai yang didapatkan oleh konsumen merupakan nilai akumulasi dari setiap proses yang terjadi dalam rantai pasokan. Penciptaan nilai merupakan hal yang sangat mendasar untuk kepuasan konsumen. Di dalam mengatur sebuah supply chain, pembagian nilai setiap partner yang terlibat harus sesuai dengan ukuran setiap nilai yang diciptakan atau 9 Berry.1995. Definisi Relationship Marketing . www.mrpendi.wordpress.com . [14 Februari 2009] 26 ditambah oleh setiap partner Collins dan Dunne 2001. Penciptaan nilai akan dapat dilakukan apabila terdapat kemampuan untuk berinovasi dan co-inovation diantara partner-partner yang terlibat. Co-inovation adalah kesuksesan ketika terdapat visi yang sejalan, struktur dan proses persaingan yang baik, keuntungan untuk seluruhnya, serta adanya kepercayaan dan komitmen. 3. Mengimplementasikan quality system management yang efektif Untuk menjamin suatu perusahaan menghasilkan produk yang baik, maka pelaksanaan sistem manajemen mutu yang baik merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Menurut Collins dan Dunne 2001, perusahaan harus memahami produk yang dibutuhkan oleh konsumen akhir. Menurut Forker et al 1997 dan Sila et al 2006, kualitas atau mutu merupakan faktor yang sangat penting dalam proses penambahan nilai produksi dan distribusi produk dalam supply chain dapat dilakukan dengan biaya minimal jika digunakan cara yang tepat. Love et al. 2003 menyatakan bahwa dalam penambahan nilai, pembangunan manajemen mutu adalah salah satu bagian dalam supply chain management dan memungkinkan anggota dalam rantai untuk lebih proaktif dalam keluhan konsumen. Viane dan Verbeke 1998 berpendapat bahwa semua partisipan dalam rantai pasokan harus sadar terhadap pentingnya kerjasama untuk mendapatkan kembali kepercayaan konsumen dan mendapatkan ketahanan keunggulan bersaing melalui penyaluran atau distribusi yang baik, keadaan yang baik dan kualitas produk yang tinggi. 4. Membangun sistem komunikasi yang terbuka Menurut Collins dan Dunne 2001, informasi yang akurat dan dapat dipercaya merupakan pondasi utama dalam menciptakan komunikasi yang efektif. Komunikasi yang terbuka merupakan awal mula terjadinya hubungan yang baik diantara partner-partner yang ada. Yu et al. 2001 menyatakan bahwa pembagian informasi dalam supply chain management tidak hanya akan meningkatkan efisiensi biaya dan perselisihan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen, tetapi juga dapat meningkatkan kondisi supply chain secara keseluruhan. Fearne dan Hughes 1999 mengemukakan pentingnya memanfaatkan informasi pasar untuk menambah nilai. Mereka berpendapat bahwa supply chain membutuhkan komunikasi mengenai informasi sepanjang rantai yang ada. 27 5. Menjamin atau memastikan sistem logistik yang efektif dan efisien Manajemen logistik meliputi proses penanganan handling, penyimpanan storage dan transportasi distributing produk. Menurut Fearne dan Hughes 1999, sistem logistik dan distribusi yang efektif digabungkan dengan produk yang tepat, manajemen yang efektif, kontrol biaya penyaluran produk dan pemahaman mengenai permintaan konsumen merupakan variabel-variabel yang sangat penting untuk kesuksesan supply chain. 6. Membangun hubungan yang baik dengan anggota rantai pasokan. Hubungan dan komunikasi yang baik merupakan hal yang sangat penting dan mendasar untuk mengembangkan supply chain management. Dalam relationship marketing, kepercayaan dan komitmen sangat dibutuhkan. Enam prinsip kunci diatas dapat digunakan untuk mengetahui cara pandang anggota rantai pasokan terhadap rantai pasokan yang telah dilakukan sehingga dapat diidentifikasi bagian dalam rantai pasokan yang memerlukan perbaikan. Gambar 2. Tahapan Perkembangan Hubungan Kemitraan Bisnis Sumber : Spekman et al. 1998 Dalam hubungan pemasaran terdapat hubungan bisnis yang disebut dengan partnership. Partnership ini akan terbangun dan terjalin dengan baik jika masing-masing pihak yang terlibat memiliki komitmen dan kepercayaan yang tinggi. Spekman et al 1998 menyatakan bahwa terdapat empat tipe hubungan yang mungkin terjadi dalam anggota rantai pasokan ini. Hubungan ini berawal dari tingkat hubungan lawan hingga tingkat hubungan yang lebih kolaboratif. Hubungan dalam supply chain management berawal dari hubungan kooperatif di mana dalam hubungan tersebut setiap perusahaan terdiri dari beberapa supplier dengan kontrak dalam jangka waktu tertentu dan membagi sedikit informasi 28 kepada mitra bisnisnya. Hubungan yang lebih dari kooperatif yaitu hubungan yang bersifat koordinatif dimana dalam hubungan ini aliran informasi yang ada dalam rantai semakin berkembang dan terbuka. Selain hubungan kooperatif dan koordinatif, hubungan yang paling ideal dan puncak dari hubungan yang ada adalah hubungan yang bersifat kolaboratif. Dalam hubungan ini mitra-mitra bisnis bersama-sama merencakan visi dan misi ke depan, informasi yang sangat terbuka dan mengikutsertakan semua partner dalam perencanaan bisnis ke depan.

3.3.2. Kepercayaan dan Komitmen