Kajian Supply Chain Management : Analisis Relationship Marketing antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pelanggan dan Pemasoknya
KAJIAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT: ANALISIS
RELATIONSHIP MARKETING
ANTARA PETERNAKAN
PAMULIHAN FARM DENGAN PEMASOK DAN
PELANGGANNYA
SKRIPSI
PURBASARI INDAH LESTARI H34052335
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
(2)
RINGKASAN
PURBASARI INDAH LESTARI. Kajian Supply Chain Management: Analisis Relationship Management antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pemasok dan Pelanggannya. Skripsi. Departemen Agribisni, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YANTI NURAENI MUFLIKH).
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi tinggi pada sektor pertanian. Pertanian secara luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Saat ini, peternakan telah menyumbang produk domestik negara terbesar setelah sektor industri dan perdagangan yaitu sekitar 15,38 persen (Badan Pusat Statistik 2005). Kebutuhan terhadap hasil produk peternakan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber protein hewani. Salah satu sumber protein hewani yang sangat digemari adalah telur ayam ras. Menurut Badan Pusat Statistik (2007) permintaan telur ayam ras di Indonesia yaitu sekitar 5-7 kg perkapita pertahun, sedangkan ketersediaanya hanya sekitar 5-5,6 kg perkapita pertahun. Permintaan telur ayam ras yang masih belum terpenuhi tersebut merupakan peluang bagi para peternak atau produsen telur ayam ras untuk bersaing dan memperluas usahanya. Pamulihan Farm merupakan salah satu peternakan ayam ras petelur yang juga harus bersaing dengan peternakan lainnya untuk mendapatkan produk yang berkualitas, kuantitas yang tepat, kondisi yang tepat, waktu yang tepat dengan harga bersaing. Salah satu strategi bisnis yang dapat dilakukan oleh Pamulihan Farm yaitu supply chain management dengan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dari hulu hingga ke hilir. Tetapi, untuk melakukan suatu supply chain management yang efektif maka Pamulihan Farm harus mampu memiliki relationship marketing yang baik dengan mitra bisnisnya yaitu pemasok dan pelanggannya. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi dan menganalisis relationship marketing yang terjadi antara peternakan Pamulihan Farm dengan pemasok dan pelanggannya, (2) Mengidentifikasi dan menganalisis penerapan supply chain management pada peternakan Pamulihan Farm.
Penelitian ini dilaksanakan di peternakan ayam ras petelur Pamulihan Farm dan para mitra bisnisnya. Peternakan ini terletak di Desa Pamulihan, Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret hingga pertengahan April. Respoden dalam penelitian ini adalah Pamulihan Farm, delapan pemasok utama sarana produksi ternak (PT. Sumber Multivita (SM), PT. Multibredder Adirama Indonesia (MBAI), PT. Indovetraco Makmur Abadi (IMA), PT. Surya Hidup Satwa (SHS), PT. Swadeshi Candrasentosa (SCS), PT. Charoen Pokphand (CP), PT. Missauri (MIS), PT. Gold Coin (GC) dan Sembilan pelanggan (Surya Mart, Sukanta Market, Alfamart, Agen Pasar Cilimus, Pasar Cikijing, Pasar Talaga, Pasar Ciawi Gebang, Pasar Baru Kuningan dan Pasar Kepuh) Pamulihan Farm. Penelitian ini menggunakan analisis deskripstif kualitatif yang disertai dengan kuantitatif yang menggunakan penghitungan skala Likert. Analisis penerapan supply chain
(3)
management dilakukan berdasarkan konsep The Six Key Principles Of Supply Chain Management.
Relationship marketing Pamulihan Farm dengan pelanggan dan pemasoknya dipengaruhi oleh tigkat kepercayaan dan komitmen diantara mereka yang kemudian terdiri dari tiga level kecenderungan yaitu level kooperatif, level koordinatif dan level kolaboratif ( Morgan dan Hunt 1994), Spekman (1998). Level kooperatif merupakan level terendah dari relationship marketing dan level kolaboraitf merupakan level tertinggi. Pada level kooperatif hubungan yang terjadi masih sangat transactional tanpa ada ikatan yang lebih kuat. Pada level koordinatif telah terjadi suatu hubungan yang erat dan adanya sikap untuk saling memuaskan mitranya dengan prioritas utama kepada mitranya tersebut. Sedangkan, level kolaboratif adalah level yang jarang terjadi dimana antar mitra bisnis tersebut. Hal tersebut dikarenakan level kolaboratif membutuhkan komitmen dan kepercayaan yang sangat kuat, aliran informasi sangat terbuka dan mitra bisnisnya ikut serta dalam segala hal perencanaan dan pengambilan keputusan dari mitra bisnisnya.
Berdasarkan penelitian ini maka saat ini tiga pemasok Pamulihan Farm yaitu PT IMA, PT MIS dan PT SCS berada pada level kooperatif sedangkan sebagian besar pemasok Pamulihan Farm telah memiliki level relationship markerting yang cukup tinggi pada level koordinatif yaitu PT GC, PT SM, PT MBAI, PT SHS dan PT CP. Pelanggan dari Pamulihan Farm sebagian besar pun telah memiliki level kecenderungan tinggi pada level koordinatif yaitu Surya Mart, Sukanta Market, Pasar Baru Kuningan, Pasar Kepuh, Pasar Ciawigebang. Sedangkan sebagian kecil dari pelanggan Pamulihan Farm masih berada pada level kooperatif yaitu Pasar Cilimus, Pasar Cikijing, Pasar Talaga dan Alfamart. Saat ini, Pamulihan Farm telah mulai melaksanakan keenam prinsip supply chain managementyaitu fokus pada pelanggan, shared value yang adil yang ditunjukan dengan margin pemasaran yang efektif, memiliki hubungan baik dengan mitranya, memiliki manajemen mutu yang baik, memiliki sistem logistik yang cukup efektif dan efisien, serta aliran informasi yang baik.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Pemasok Pamulihan Farm sebagian besar telah memiliki keeratan yang kuat dengan Pamulihan Farm, (2) Pelanggan Pamulihan Farm telah memiliki keeratan yang kuat dengan Pamuliha Farm, (3) Pindahnya pemasok ke pelanggan lain bisa disebabkan oleh rendahnya pasokan yang dipasok pemasok tersebut dan banyaknya pelanggan potensial lainnya di wilayah pemasok, (4) Faktor dominan yang menyebabkan adanya perbedaan level relationship marketingpada pemasok Pamulihan Farm adalah jumlah pasokan, manfaat yang diperoleh, komunikasi yang terjalin, kekuatan kesepakatan, dan banyak atau tidaknya pemasok alternatif lainnya, (5) Faktor dominan yang menyebabkan adanya perbedaan relationship marketingpada pelanggan Pamulihan Farm adalah jumlah pasokan, manfaat yang diperoleh, komunikasi yang terjalin dan posisi Pamulihan Farm sebagai pemasok utama atau bukan dimata pelanggannya, (6) Pamulihan Farm telah cukup efektif dalaam melaksanakan supply chain management saat ini.
(4)
KAJIAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT: ANALISIS
RELATIONSHIP MARKETING
ANTARA PETERNAKAN
PAMULIHAN FARM DENGAN PEMASOK DAN
PELANGGANNYA
SKRIPSI
PURBASARI INDAH LESTARI H34052335
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
(5)
Judul Skripsi : Kajian Supply Chain Management : Analisis Relationship Marketing antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pelanggan dan Pemasoknya
Nama : Purbasari Indah Lestari
NIM : H34052335
Disetujui, Pembimbing
Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M. Agribus
NIP. 19800 626 200501 2 004
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580 908 198403 1 002
(6)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Kajian Supply Chain Management: Analisis Relationship Marketing antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pemasok dan Pelanggannya” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 23 Juli 2009
Purbasari Indah Lestari H34052335
(7)
RIWAYAT HIDUP
Purbasari Indah Lestari, lahir pada tanggal 8 Februari 1987 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Penulis adalah anak terakhir dari dua belas bersaudara dari pasangan Ogi Zaenal Chotob dan Eti Hendrati, Alm. Jenjang pendidikan penulis diantaranya menamatkan sekolah dasar di SDN Citapen II Tasikmalaya, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri II Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2002 yang dilanjutkan ke SMU Negeri I Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2005.
Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agribisnis pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kegiatan di Institut Pertanian Bogor. Penulis pernah menjadi pemenang kedua English Debating Se-Jawa Barat pada tahun 2004. Selain itu, penulis sering menjadi moderator pada berbagai acara English Debate yang pernah dilaksanalan oleh Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Penulis juga pernah menjadi finalis Program Kreativitas mahasiswa sebanyak tiga kali pada tahun 2007 dan 2008. Bidang yang diikuti yaitu bidang kewirausahaan dan pengabdian masyarakat, Penulis juga aktif dalam olahraga basket dengan pernah menjuarai pertandingan Fakultas Ekonomi dan Manajemen tahun 2009 dan beberapa kejuaraan lainnya. Penulis sangat aktif pada berbagai kepantiaan dan seeing diberi kepercayaan menjadi ketua acara tersebut seperti halnya ketua acara Banking Goes To Campus tahun 2008, dan acara perpisahan D3 IPB tahun 2007. Penulis juga sering diberi kepercayaan menjadi pengisi acara dan juga pembawa acara pada berbagai seminar seperti halnya seminar Banking Goet To Campus tahun 2009 dan seminar Pujanggan tahun 2007-2008. Penulis juga pernah menjuarai perlombaan menyanyi tingkat provinsi. Penulis juga adalah pemenang mojang berbakat se-kota Tasikmalaya dalam ajang Mojang-Jajaka pada tahun 2003.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT sang Maha Pencipta, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berkat Rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Kajian Supply Chain Management: Analisis Relationship Marketing antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pemasok dan Pelanggannya”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis relationship marketing Pamulihan Farm dengan pemasok dan pelanggannya sebagai pondasi penting dalam pelaksanaan supply chain management. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis penerapan
supply chain management Pamulihan Farm saat ini. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Namun demikian, sangat disadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi.
Bogor, 23 Juli 2009
(9)
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kelancaran dan lindungan-Nya kepada penulis. Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Yanti Muflikh, Sp, M. Agribus yang selama penyusunan makalah ini telah menjadi dosen pembimbing dengan kesabaran, bimbingan dan arahannya. Serta kepada seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.
2. Dosen penguji utama yaitu Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS dan Dosen penguji departemen yaitu Febriantina Dewi, SE, MM, MSc.
3. Ayah (Ogi Zaenal Chotob) yang selama ini selalu memberikan kasih sayang, do’a, kekuatan, semangat dan perlindungan kepada penulis. Juga kepada Ibu (Eti Hendrati,Alm) yang semasa hidup beliau adalah sosok ibu yang sempurna bagi penulis. Terima kasih yang teramat dalam kepada ibu penulis atas kasih sayang, pelukan, do’a, semangat dan kekuatan yang telah diberikan kepada penulis semasa hidup beliau.
4. Kepada keluarga besar penulis yaitu adik, kakak, serta saudara-saudara lainnya. Terima kasih terutama kepada kakak penulis Srikandi Puspa Wangi , SE dan Pandu Arya Manggala yang selama ini memberikan dorongan, do’a, kasih sayang serta semangat kepada penulis.
5. Sandri Susdiana,SPt yang selama ini telah memberikan kasih sayang, semangat, doa, dan kekuatan kepada penulis.
6. Peternakan Pamulihan Farm dan juga para mitra bisnisnya sebagai objek penelitian. Terima kasih atas sharing informasi dan pengalaman yang diberikan kepada penulis selama penulis melakukan penelitian.
7. Sahabat-sahabat penulis Tiara S, Ayu, Rina, Amel, Cila, Hepi, Gito, Yusda dan sahabat-sahabat di pondok iwan yang selama ini telah memberikan dorongan dan sharingyang sangat berarti bagi penulis.
8. Teman-teman Agribisnis 42 atas perjuangannya yang selama ini telah ditempuh bersama-sama penulis dengan banyak hal yang telah dilalui bersama-sama selama penulis berada di Agribisnis 42.
(10)
9. Teman-teman seperjuangan di Institut Pertanian Bogor dan juga pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuannya yang selama ini yang telah diberikan kepada penulis.
Bogor, 23 Juli 2009 Purbasari Indah Lestari
(11)
KAJIAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT: ANALISIS
RELATIONSHIP MARKETING
ANTARA PETERNAKAN
PAMULIHAN FARM DENGAN PEMASOK DAN
PELANGGANNYA
SKRIPSI
PURBASARI INDAH LESTARI H34052335
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
(12)
RINGKASAN
PURBASARI INDAH LESTARI. Kajian Supply Chain Management: Analisis Relationship Management antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pemasok dan Pelanggannya. Skripsi. Departemen Agribisni, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan YANTI NURAENI MUFLIKH).
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi tinggi pada sektor pertanian. Pertanian secara luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Saat ini, peternakan telah menyumbang produk domestik negara terbesar setelah sektor industri dan perdagangan yaitu sekitar 15,38 persen (Badan Pusat Statistik 2005). Kebutuhan terhadap hasil produk peternakan semakin meningkat dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber protein hewani. Salah satu sumber protein hewani yang sangat digemari adalah telur ayam ras. Menurut Badan Pusat Statistik (2007) permintaan telur ayam ras di Indonesia yaitu sekitar 5-7 kg perkapita pertahun, sedangkan ketersediaanya hanya sekitar 5-5,6 kg perkapita pertahun. Permintaan telur ayam ras yang masih belum terpenuhi tersebut merupakan peluang bagi para peternak atau produsen telur ayam ras untuk bersaing dan memperluas usahanya. Pamulihan Farm merupakan salah satu peternakan ayam ras petelur yang juga harus bersaing dengan peternakan lainnya untuk mendapatkan produk yang berkualitas, kuantitas yang tepat, kondisi yang tepat, waktu yang tepat dengan harga bersaing. Salah satu strategi bisnis yang dapat dilakukan oleh Pamulihan Farm yaitu supply chain management dengan mengkoordinasikan seluruh kegiatan dari hulu hingga ke hilir. Tetapi, untuk melakukan suatu supply chain management yang efektif maka Pamulihan Farm harus mampu memiliki relationship marketing yang baik dengan mitra bisnisnya yaitu pemasok dan pelanggannya. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi dan menganalisis relationship marketing yang terjadi antara peternakan Pamulihan Farm dengan pemasok dan pelanggannya, (2) Mengidentifikasi dan menganalisis penerapan supply chain management pada peternakan Pamulihan Farm.
Penelitian ini dilaksanakan di peternakan ayam ras petelur Pamulihan Farm dan para mitra bisnisnya. Peternakan ini terletak di Desa Pamulihan, Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret hingga pertengahan April. Respoden dalam penelitian ini adalah Pamulihan Farm, delapan pemasok utama sarana produksi ternak (PT. Sumber Multivita (SM), PT. Multibredder Adirama Indonesia (MBAI), PT. Indovetraco Makmur Abadi (IMA), PT. Surya Hidup Satwa (SHS), PT. Swadeshi Candrasentosa (SCS), PT. Charoen Pokphand (CP), PT. Missauri (MIS), PT. Gold Coin (GC) dan Sembilan pelanggan (Surya Mart, Sukanta Market, Alfamart, Agen Pasar Cilimus, Pasar Cikijing, Pasar Talaga, Pasar Ciawi Gebang, Pasar Baru Kuningan dan Pasar Kepuh) Pamulihan Farm. Penelitian ini menggunakan analisis deskripstif kualitatif yang disertai dengan kuantitatif yang menggunakan penghitungan skala Likert. Analisis penerapan supply chain
(13)
management dilakukan berdasarkan konsep The Six Key Principles Of Supply Chain Management.
Relationship marketing Pamulihan Farm dengan pelanggan dan pemasoknya dipengaruhi oleh tigkat kepercayaan dan komitmen diantara mereka yang kemudian terdiri dari tiga level kecenderungan yaitu level kooperatif, level koordinatif dan level kolaboratif ( Morgan dan Hunt 1994), Spekman (1998). Level kooperatif merupakan level terendah dari relationship marketing dan level kolaboraitf merupakan level tertinggi. Pada level kooperatif hubungan yang terjadi masih sangat transactional tanpa ada ikatan yang lebih kuat. Pada level koordinatif telah terjadi suatu hubungan yang erat dan adanya sikap untuk saling memuaskan mitranya dengan prioritas utama kepada mitranya tersebut. Sedangkan, level kolaboratif adalah level yang jarang terjadi dimana antar mitra bisnis tersebut. Hal tersebut dikarenakan level kolaboratif membutuhkan komitmen dan kepercayaan yang sangat kuat, aliran informasi sangat terbuka dan mitra bisnisnya ikut serta dalam segala hal perencanaan dan pengambilan keputusan dari mitra bisnisnya.
Berdasarkan penelitian ini maka saat ini tiga pemasok Pamulihan Farm yaitu PT IMA, PT MIS dan PT SCS berada pada level kooperatif sedangkan sebagian besar pemasok Pamulihan Farm telah memiliki level relationship markerting yang cukup tinggi pada level koordinatif yaitu PT GC, PT SM, PT MBAI, PT SHS dan PT CP. Pelanggan dari Pamulihan Farm sebagian besar pun telah memiliki level kecenderungan tinggi pada level koordinatif yaitu Surya Mart, Sukanta Market, Pasar Baru Kuningan, Pasar Kepuh, Pasar Ciawigebang. Sedangkan sebagian kecil dari pelanggan Pamulihan Farm masih berada pada level kooperatif yaitu Pasar Cilimus, Pasar Cikijing, Pasar Talaga dan Alfamart. Saat ini, Pamulihan Farm telah mulai melaksanakan keenam prinsip supply chain managementyaitu fokus pada pelanggan, shared value yang adil yang ditunjukan dengan margin pemasaran yang efektif, memiliki hubungan baik dengan mitranya, memiliki manajemen mutu yang baik, memiliki sistem logistik yang cukup efektif dan efisien, serta aliran informasi yang baik.
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa (1) Pemasok Pamulihan Farm sebagian besar telah memiliki keeratan yang kuat dengan Pamulihan Farm, (2) Pelanggan Pamulihan Farm telah memiliki keeratan yang kuat dengan Pamuliha Farm, (3) Pindahnya pemasok ke pelanggan lain bisa disebabkan oleh rendahnya pasokan yang dipasok pemasok tersebut dan banyaknya pelanggan potensial lainnya di wilayah pemasok, (4) Faktor dominan yang menyebabkan adanya perbedaan level relationship marketingpada pemasok Pamulihan Farm adalah jumlah pasokan, manfaat yang diperoleh, komunikasi yang terjalin, kekuatan kesepakatan, dan banyak atau tidaknya pemasok alternatif lainnya, (5) Faktor dominan yang menyebabkan adanya perbedaan relationship marketingpada pelanggan Pamulihan Farm adalah jumlah pasokan, manfaat yang diperoleh, komunikasi yang terjalin dan posisi Pamulihan Farm sebagai pemasok utama atau bukan dimata pelanggannya, (6) Pamulihan Farm telah cukup efektif dalaam melaksanakan supply chain management saat ini.
(14)
KAJIAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT: ANALISIS
RELATIONSHIP MARKETING
ANTARA PETERNAKAN
PAMULIHAN FARM DENGAN PEMASOK DAN
PELANGGANNYA
SKRIPSI
PURBASARI INDAH LESTARI H34052335
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
(15)
Judul Skripsi : Kajian Supply Chain Management : Analisis Relationship Marketing antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pelanggan dan Pemasoknya
Nama : Purbasari Indah Lestari
NIM : H34052335
Disetujui, Pembimbing
Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M. Agribus
NIP. 19800 626 200501 2 004
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
NIP. 19580 908 198403 1 002
(16)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Kajian Supply Chain Management: Analisis Relationship Marketing antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pemasok dan Pelanggannya” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 23 Juli 2009
Purbasari Indah Lestari H34052335
(17)
RIWAYAT HIDUP
Purbasari Indah Lestari, lahir pada tanggal 8 Februari 1987 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Penulis adalah anak terakhir dari dua belas bersaudara dari pasangan Ogi Zaenal Chotob dan Eti Hendrati, Alm. Jenjang pendidikan penulis diantaranya menamatkan sekolah dasar di SDN Citapen II Tasikmalaya, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri II Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2002 yang dilanjutkan ke SMU Negeri I Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2005.
Pada tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Agribisnis pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai kegiatan di Institut Pertanian Bogor. Penulis pernah menjadi pemenang kedua English Debating Se-Jawa Barat pada tahun 2004. Selain itu, penulis sering menjadi moderator pada berbagai acara English Debate yang pernah dilaksanalan oleh Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Penulis juga pernah menjadi finalis Program Kreativitas mahasiswa sebanyak tiga kali pada tahun 2007 dan 2008. Bidang yang diikuti yaitu bidang kewirausahaan dan pengabdian masyarakat, Penulis juga aktif dalam olahraga basket dengan pernah menjuarai pertandingan Fakultas Ekonomi dan Manajemen tahun 2009 dan beberapa kejuaraan lainnya. Penulis sangat aktif pada berbagai kepantiaan dan seeing diberi kepercayaan menjadi ketua acara tersebut seperti halnya ketua acara Banking Goes To Campus tahun 2008, dan acara perpisahan D3 IPB tahun 2007. Penulis juga sering diberi kepercayaan menjadi pengisi acara dan juga pembawa acara pada berbagai seminar seperti halnya seminar Banking Goet To Campus tahun 2009 dan seminar Pujanggan tahun 2007-2008. Penulis juga pernah menjuarai perlombaan menyanyi tingkat provinsi. Penulis juga adalah pemenang mojang berbakat se-kota Tasikmalaya dalam ajang Mojang-Jajaka pada tahun 2003.
(18)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT sang Maha Pencipta, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Berkat Rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Kajian Supply Chain Management: Analisis Relationship Marketing antara Peternakan Pamulihan Farm dengan Pemasok dan Pelanggannya”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis relationship marketing Pamulihan Farm dengan pemasok dan pelanggannya sebagai pondasi penting dalam pelaksanaan supply chain management. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis penerapan
supply chain management Pamulihan Farm saat ini. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Namun demikian, sangat disadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi.
Bogor, 23 Juli 2009
(19)
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kelancaran dan lindungan-Nya kepada penulis. Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Yanti Muflikh, Sp, M. Agribus yang selama penyusunan makalah ini telah menjadi dosen pembimbing dengan kesabaran, bimbingan dan arahannya. Serta kepada seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis.
2. Dosen penguji utama yaitu Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS dan Dosen penguji departemen yaitu Febriantina Dewi, SE, MM, MSc.
3. Ayah (Ogi Zaenal Chotob) yang selama ini selalu memberikan kasih sayang, do’a, kekuatan, semangat dan perlindungan kepada penulis. Juga kepada Ibu (Eti Hendrati,Alm) yang semasa hidup beliau adalah sosok ibu yang sempurna bagi penulis. Terima kasih yang teramat dalam kepada ibu penulis atas kasih sayang, pelukan, do’a, semangat dan kekuatan yang telah diberikan kepada penulis semasa hidup beliau.
4. Kepada keluarga besar penulis yaitu adik, kakak, serta saudara-saudara lainnya. Terima kasih terutama kepada kakak penulis Srikandi Puspa Wangi , SE dan Pandu Arya Manggala yang selama ini memberikan dorongan, do’a, kasih sayang serta semangat kepada penulis.
5. Sandri Susdiana,SPt yang selama ini telah memberikan kasih sayang, semangat, doa, dan kekuatan kepada penulis.
6. Peternakan Pamulihan Farm dan juga para mitra bisnisnya sebagai objek penelitian. Terima kasih atas sharing informasi dan pengalaman yang diberikan kepada penulis selama penulis melakukan penelitian.
7. Sahabat-sahabat penulis Tiara S, Ayu, Rina, Amel, Cila, Hepi, Gito, Yusda dan sahabat-sahabat di pondok iwan yang selama ini telah memberikan dorongan dan sharingyang sangat berarti bagi penulis.
8. Teman-teman Agribisnis 42 atas perjuangannya yang selama ini telah ditempuh bersama-sama penulis dengan banyak hal yang telah dilalui bersama-sama selama penulis berada di Agribisnis 42.
(20)
9. Teman-teman seperjuangan di Institut Pertanian Bogor dan juga pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuannya yang selama ini yang telah diberikan kepada penulis.
Bogor, 23 Juli 2009 Purbasari Indah Lestari
(21)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Kegunaan Penelitian ... 7
1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 8
II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Asal Usul Ayam Ras Petelur (Gallus, Sp) ... 9
2.2. Sentra Peternakan ... 10
2.3. Jenis Ayam Ras Petelur ... 10
2.4. Manajemen Budi Daya Ayam Ras Petelur ... 11
2.4.1. Sistem Perkandangan ... 11
2.4.1.1. Mencari Lokasi yang Ideal ... 11
2.4.1.2. Tipe Kandang yang Dipilih ... 12
2.4.1.3. Posisi Kandang ... 12
2.4.2. Peralatan ... 12
2.4.3. Pembibitan ... 13
2.4.4 Hama dan Penyakit ... 14
2.6. Penelitian Terdahulu ... 15
III KERANGKA PEMIKIRAN ... 18
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 18
3.2. Supply Chain Management ... 19
3.2.1. Konsep Supply Chain Management ... 19
3.2.2. Dimensi Supply Chain Management ... 22
3.3. Hubungan Pemasaran (Relationship Marketing) dalam Supply Chain Management ... 23
3.3.1. Konsep Relationship Marketing ... 22
3.3.2. Kepercayaan dan Komitmen ... 28
3.3.3. Manajemen Hubungan Supplier dan Pelanggan ... 33
3.2.3.1. Manajemen Hubungan dengan Supplier .... 33
3.2.3.2. Manajemen Hubungan dengan Pelanggan .. 34
3.3. Teori Margin Pemasaran ... 36
3.4 Kerangka Pemikiran Operasional ... 37
1V METODE PENELITIAN ... 40
(22)
4.2. Desain Penelitian ... 40 4.3. Metode Penentuan Sampel ... 40 4.4. Data dan Instrumentasi ... 41 4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 43 4.6. Definisi Operasional ... 46
V GAMBARAN UMUM PAMULIHAN FARM ... 48 5.1. Sejarah Perusahaan ... 49 5.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 49 5.3. Lokasi Perusahaan ... 49 5.4. Struktur Organisasi Perusahaan ... 50 5.5. Produk Perusahaan ... 52 5.6. Profil Supplier Perusahaan ... 52 5.7. Profil Pelanggan Perusahaan ... 62
VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69 6.1. Relationship MarketingPemasok dan Pelanggan ... 70 6.1.1 Relationship Marketing Pemasok ... 70 6.1.1.1 PT. MIS... 70 6.1.1.2. PT. IMA ... 74 6.1.1.3. PT. SCS ... 77 6.1.1.4. PT. MBAI ... 80 6.1.1.5. PT. CP ... 83 6.1.1.6 PT. SHS... 86 6.1.1.7 PT. GC ... 88 6.1.18 PT. SM ... 91 6.1.2. Relationship MarketingPelanggan ... 96 6.1.2.1. Pasar Cilimus ... 98 6.1.2.2. Pasar Cikijing ... 103 6.1.2.3. Pasar Talaga ... 108 6.1.2.4. Pasar Kepuh ... 113 6.1.2.5. Pasar Ciawi Gebang ... 116 6.1.2.6. Pasar Baru Kuningan ... 118 6.1.2.7. Alfamart ... 121 6.1.2.8. Sukanta Market ... 125 6.2.2.9. Surya Mart ... 127 6.2 Penerapan Supply Chain Management Berdasarkan
Enam Prinsip Supply Chain Management ... 132 6.2.1. Fokus Terhadap Pelanggan ... 132 6.2.2. Shared Valuedalam Supply Chain ... 134 6.2.3. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu yang baik ... 138 6.2.4. Membangun Sistem Komunikasi Terbuka ... 139 6.2.5. Menjamin Sistem Logistik yang Efektif dan
Efisien ... 140 6.2.6. Menciptakan Hubungan Baik dengan Mitra
(23)
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 143 7.1. Kesimpulan ... 143 7.2. Saran ... 144
DAFTAR PUSTAKA ... 146
(24)
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Rata-rata Konsumsi Kalori dan Protein
Perkapita Sehari Menurut Jenis Makanan 2006-2007 ... 2 2. Konsumsi Hasil Ternak Perkapita Pertahun Produk
Peternakan Tahun 2006-2007 ... 3 3. Perkembangan Populasi Ternak di Indonesia 2006-2007 .... 4 4. Perkembangan Volume Impor Ternak dan Hasil Ternak
Tahun 2003-2007 ... 5 5. Prestasi Beberapa Jenis Bibit Ayam Petelur ... 14 6. Penelitian Terdahulu Supply Chain Management ... 16 7. Indikator Kualitatif Masing-masing Variabel Kepercayaan
dan Komitmen ... 43 8. Supplier Sarana Produksi Utama Pamulihan Farm ... 49 9. Kategori Supplier Pamulihan Farm Berdasarkan Lama
Bekerjasamanya ... 54 10. Alasan Bekerja sama antara Supplier dengan Pamulihan
Farm Berdasarkan Lama kerja sama 2009 ... 56 11. Bentuk Keluhan Berdasarkan Jenis Produk yang Disupply
ke Pamulihan Farm ... 57 12. Benefityang dirasakan oleh Supplier Pamulihan Farm
Berdasarkan Lama Kerjasama antara Supplier dengan
Pamulihan Farm pada Tahun 2009 ... 59 13. Benefit yang dirasakan oleh Supplier Pamulihan Farm
Berdasarkan Produk yang Disupply ke Pamulihan Farm
Pada Tahun 2009 ... 60 14. Benefit yang dirasakan Pamulihan Farm ... 61 15. Penilaian Supplier Terhadap Pamulihan Farm ... 62 16. Pelanggan Utama Telur Ayam Ras Berdasarkan Jenis
Pasar ... 63 17. Jenis Pasar Pelanggan Pamulihan Farm Berdasarkan
Lama Bekerjasamanya ... 64 18. Alokasi Penjualan Telur Ayam Ras Pamulihan Farm ... 65 19. Kepuasan Bekerjasama Para Pelanggan Pamulihan Farm
Berdasarkan Jenis Pasar 2009 ... 66 20. Kepuasan Bekerjasama Para Pelanggan Pamulihan Farm
Berdasarkan Lama Bekerjasamany 2009 ... 66 21. Keluhan Pelanggan Pamulihan Farm ... 67 22. Nilai Variabel Kepercayaan dan Komitmen Pelanggan
(25)
23. Resume Relationship Marketing Pemasok Pamulihan
Farm ... 95 24. Nilai Kepercayaan dan Komitmen Pelanggan Pamulihan
Farm ... 96 25. Resume Relatioship Marketing Pelanggan Pamulihan
Farm ...
26. Margin Pemasaran Pamulihan Farm di Pasar Tradisional ... 134 27. Margin Pemasaran Pamulihan Farm di Pasar Modern ... 136 28. Resume Penerapan Supply Chain Management
(26)
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Rangkaian Supply Chain Management... 20 2. Tahapan Perkembangan Hubungan Kemitraan Bisnis ... 27 3. Model Relationship Marketing Morgan dan Hunt ... 30 4. Kerangka Pemikiran Operasional ... 39 5. Susunan Organisasi Pamulihan Farm ... 51 6. Alasan Pelanggan Memilih Pamulihan Farm sebagai
Supplier ... 64 7. Nilai Kepercayaan dan Komitmen PT. MIS ... 73 8. Nilai Kepercayaan dan Komitmen PT. IMA ... 76 9. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen PT. SCS ... 80 10. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen PT. MBAI .. 82 11. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen PT. CP ... 85 12. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen PT. SHS .... 88 13. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen PT. GD ... 90 14. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen PT. SM ... 93 15. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen
Pasar Cilimus ... 102 16. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen
Pasar Cikijing ... 107 17. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen Pasar Talaga 112 18. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen Pasar Kepuh 115 19. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen
Pasar Ciawi Gebang ... 118 20. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen
Pasar Baru Kuningan ... 121 21. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen Alfamart .... 124 22. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen
Sukanta Market ... 127 23. Nilai Skala Likert Kepercayaan dan Komitmen Surya Mart . 130 24. Aliran Pemasaran Telur Ayam Ras Pamulihan Farm ... 133
(27)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Kuesioner Kepada Para Pelanggan Pamulihan Farm ... 150 2. Kuesioner Kepada Para Pemasok Pamulihan Farm ... 155 3. Kuesioner Kepada Pamulihan Farm ... 160
(28)
I PENDAHULUAN
1.1.
Latar BelakangIndonesia merupakan negara agraris yang memiliki banyak sumber daya alam potensial untuk dikembangkan terutama pada sektor pertanian. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian yang berperan menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, dan telur yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan masyarakat. Pembangunan subsektor peternakan memiliki tujuan jangka panjang untuk meningkatkan pendapatan peternak, meningkatkan penyediaan ternak dan hasil ternak untuk memenuhi permintaan dalam negeri dan internasional, meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha yang produktif dari subsektor peternakan, meningkatkan devisa dari ekspor ternak dan hasil ternak, memelihara kelestarian sumberdaya peternakan untuk pembangunan yang berkelanjutan (Ditjennak 2002). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2005, subsektor peternakan merupakan salah satu sektor yang berperan dalam menghasilkan Produk Domestik Bruto (PDB) negara yaitu sekitar 31.672,5 milyar pada tahun 2004 dan mengalami peningkatan pada tahun 2005 dengan PDB sebesar 32.581,2 milyar. Sektor peternakan berada pada urutan ke tiga yang menyumbang PDB negara (15,83persen) setelah sektor industri (26,08 persen) dan sektor perdagangan (15,95 persen).
Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, kebutuhan terhadap hasil ternak semakin meningkat. Hal ini berkaitan erat dengan semakin meningkatnya kesadaran kebutuhan pangan yang sehat dan bergizi. Oleh karena itu, masyarakat semakin menyadari perlunya pemenuhan kebutuhan protein terutama protein hewani. Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang populer dan sangat diminati oleh masyarakat. Hampir seluruh kalangan masyarakat dapat mengkonsumsi telur ayam ras untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Hal ini dikarenakan ayam ras relatif murah dan mudah diperoleh serta dapat memenuhi kebutuhan gizi yang diharapkan.
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi telur ayam ras per kapita per hari pada tahun 2006 adalah 1,52 gram dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2007 sebesar 1,84 gram. Rata-rata peningkatan konsumsi telur ayam ras
(29)
2 dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat yang mulai mengalami perubahan. Masyarakat cenderung lebih memilih makanan dengan kandungan gizi protein tinggi dibandingkan makanan yang mengandung kalori atau lemak tinggi.
Tabel 1. Rata-rata Konsumsi Kalori dan Protein per Kapita Sehari Menurut Jenis Makanan Indonesia, Tahun 2006-2007
No Kelompok Bahan Makanan Kalori (gr) Protein (gr) 2006 2007 2006 2007
1 Telur Ayam Ras 18,91 22,87 1,52 1,84
2 Susu Kental Manis 10,12 12,87 0,25 0,31
3 Susu Bubuk 6,76 12,10 0,33 0,58
4 Kacang Tanah 9,17 16,07 0,50 0,87
5 Kacang Hijau 3,22 4,17 0,19 0,25
6 Tahu 15,77 18,66 2,15 2,54
7 Tempe 34,07 31,16 2,86 2,61
8 Makanan Gorengan 43,87 49,97 1,20 1,36
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2007
Dalam pemenuhan kebutuhan protein yang cenderung semakin meningkat, masyarakat memiliki banyak alternatif pangan yang dapat dikonsumsi. Tabel 2 menunjukkan bahwa masyarakat cenderung lebih memilih untuk mengkonsumsi telur ayam khususnya telur ayam ras sebagai pangan alternatif berprotein dibandingkan dengan hasil ternak lainnya seperti daging sapi, daging ayam, dan susu yaitu sebanyak 5,06 kilogram pada tahun 2006 dan meningkat sebanyak 1,03 kilogram pada tahun 2007. Meskipun susu telah dikonsumsi pada jumlah yang besar pada tahun 2006, tetapi susu mengalami penurunan yang signifikan pada tahun setelahnya sehingga dapat dikatakan bahwa konsumsi hasil ternak yang stabil dan cenderung meningkat konsumsinya adalah telur, terutama telur ayam ras. Konsumsi daging hasil ternak lebih rendah dibandingkan konsumsi telur per kapita per harinya yaitu 4, 13 kilogram pada tahun 2006 dan 5,13 kilogram pada tahun 2007.
Populasi ayam ras petelur di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (2005) tersebar meluas hampir di seluruh wilayah. Berdasarkan data dari Badan Statistik Pusat, hingga tahun 2007 ketersediaan telur terbesar berada di wilayah Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta. Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah populasi ayam ras di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 jumlah populasi ayam ras petelur adalah sebanyak 93.416.000 ekor.
(30)
3 Jumlah populasi ini cenderung meningkat hingga sebanyak 116.474.000 ekor pada tahun 2008 meskipun sempat mengalami penurunan populasi pada tahun 2005. Hal ini menunjukan bahwa kenaikkan permintaan yang dapat ditunjukkan dengan kenaikkan konsumsi telur menjadi faktor pendorong meningkatnya ketersediaan telur ayam ras.
Tabel 2. Konsumsi Hasil Ternak per Kapita per Tahun Produk Peternakan Tahun 2006-2007
No. Komoditi Tahun
2006 2007
I TELUR 5,66 6,78
1 Telur Ayam Ras 5,06 6,09
2 Telur Ayam Buras 0,25 0,26
3 Telur Itik 0,19 0,34
4 Telur Puyuh 0,03 0,09
5 Telur Lainnya 0,01 0,00
6 Telur Asin 0,012 0,00
II SUSU 10,47 3,13
1 Susu Segar 0,16 0,18
2 Susu Cair Pabrik 0,14 0,17
3 Susu Kental Manis 1,10 1,40
4 Susu Bubuk 5,16 1,34
5 Susu Bubuk Bayi 3,90 0,00
6 Keju 0,00 0,01
7 Hasil Lain dari Susu 0,01 0,03
III DAGING 4,13 5,13
1 Daging Segar 3,81 4,87
2 Daging Diawetkan 0,01 0,08
3 Lainnya 0,31 0,18
Sumber: Data Badan Statistik (2007)
Ketersediaan ayam ras petelur sebagai salah satu sumber protein yang banyak diminati oleh masyarakat masih dapat dikatakan belum optimal. Saat ini, ketersediaan telur per kapita pertahun adalah sekitar 5 kilogram pada tahun 2006 dan 5,6 kilogram pada tahun 2007 (Badan Pusat Statistik, 2008). Jumlah tersebut sangat berbeda tipis dengan kebutuhan konsumsi telur perkapita pertahun yang jumlahnya sekitar 5-7 kilogram. Selain itu, penyediaan protein perkapita perhari pun masih sangat rendah yaitu sekitar 1,53 gram pada tahun 2006 dan 1,78 gram pada tahun 2007. Penyediaan protein tersebut belum optimal bila dibandingkan dengan kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh masyarakat per kapita pertahun. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa saat ini, ketersediaan telur sebagai salah satu makanan berprotein yang dibutuhkan masyarakat masih belum optimal.
(31)
4 Indonesia telah melakukan impor telur ayam konsumsi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa perkembangan volume telur impor semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003, volume impor telur adalah sebanyak 68,7 ton dan terus meningkat hingga mencapai 1.156,9 ton pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan telur di Indonesia belum dapat memenuhi permintaan masyarakat.
Tabel 3. Perkembangan Populasi Ternak di Indonesia Tahun 2004-2008
No. Jenis/Spesies Tahun
2004 2005 2006 2007 2008 I UNGGAS
1 Ayam Buras 276.989 278.954 291.085 272.251 290.803 2 Ayam Ras Petelur 93.416 84.790 100.202 111.489 116.474 3 Ayam Ras Pedaging 778.970 811.189 797.527 891.659 1.075.885
4 Itik 32.573 32.405 32.481 35.867 36.931
5 Puyuh - - - 6.640,1 8.542,2
6 Merpati - - - 162,5 175,6
Sumber : Data Badan Pusat Statistik (2008)
Ketersediaan telur ayam ras yang masih sangat kurang merupakan sebuah peluang untuk peternakan ayam ras petelur di Indonesia dalam mengembangkan pasar mereka. Peluang pasar yang masih sangat besar juga merupakan peluang persaingan yang besar bagi produsen telur ayam ras, baik dengan produk sejenis maupun dengan telur impor. Untuk menciptakan keunggulan bersaing
(competetitve advantages), peternakan ayam ras petelur harus dapat meningkatkan kemampuan manajemen produksi, distribusi dan pemasaran. Keunggulan bersaing tercermin melalui tercapainya kepuasan konsumen (costumer satisfaction) yaitu terpenuhinya kebutuhan produk dengan kualitas dan kuantitas yang tepat, harga yang sesuai, lokasi dan kondisi yang tepat.
Propinsi Jawa Barat merupakan daerah dengan populasi ayam ras petelur terbesar setelah Jawa Timur dan DKI Jakarta. Menurut Rahmat Setiasi, Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat (2008), subsektor peternakan di Jawa Barat pada tahun 2003 hingga 2007 diperkirakan mengalami pertumbuhan sekitar 5,12 persen yang ditandai dengan peningkatan realisasi produksi daging, susu, dan telur.
(32)
5 produksi telur meningkat dari 120.205 ton pada tahun 2003 menjadi 167.282 ton pada tahun 20071.
Tabel 4. Perkembangan Volume Impor Ternak dan Hasil Ternak Tahun 2003-2007
No Jenis Komoditi Tahun (Ton)
2003 2004 2005 2006 2007
A Daging 47.952,4 500.250,4 64.315,2 70.626,3 89.133,0 Sapi 10.671,4 11.772,0 21.484,5 25.949,2 41.043,0
Domba 475,5 519,7 829,6 711,8 570,9
Babi 442,1 179,6 3.279,2 3.918,6 2.609,7
Unggas 546,0 1.313,9 3.978,4 3.468,4 4.675,2 Hati Sapi 35.778,5 36.277,2 34.436,4 36.107,7 40.203,4
Hati/jeroan 38,9 188,0 307,1 470,6 30,8
B Produk Susu 117.318,1 165.411,5 173.084,4 188.128,4 198.126,8 C Mentega 44.418,5 59.100,2 60.175,6 73.420,0 9.924,0 D Keju 7.198,0 11.302,8 9.882,7 10.612,3 13.959,5
E Telur Konsumsi 68,7 245,1 707,0 943,9 1.156,9
F Yogurt 134,7 172,0 169,4 713,3 1.481,6
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2007
Peternakan ayam ras petelur di Jawa Barat tersebar di beberapa daerah dengan kompetensi dan kemampuan berproduksi yang berbeda-beda. Beberapa sentra ayam ras petelur diantaranya adalah Kuningan, Cirebon, dan Sukabumi. Kuningan merupakan salah satu sentra peternakan ayam ras petelur yang berpotensi untuk terus dikembangkan2. Salah satu peternakan ayam ras petelur di Kuningan yang akan dilakukan identifikasi adalah Peternakan ayam ras petelur Pamulihan Farm. Peternakan ini telah berkembang dengan cukup baik hingga saat ini. Pamulihan Farm memiliki peluang yang baik untuk mengembangkan usaha mereka dengan semakin meningkatnya permintaan telur di Indonesia bahkan di Kuningan sendiri. Saat ini penawaran yang dapat dihasilkan oleh Pamulihan Farm adalah sekitar 13 ton telur perhari dari kurang lebih 300.000 ayam ras petelur yang ada. Pamulihan Farm memasarkan telur tersebut dengan dua target pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Namun, dengan adanya peluang pasar yang masih cukup besar dan semakin meningkat, perusahaan harus mampu menerapkan strategi bersaing yang baik untuk lebih unggul dari produk sejenis
1
Setiasi, R. 2008. Pertumbuhan dan Pembangunan Sektor Peternakan.www.provjabar.co.id. [12 Februari 2009]
2
(33)
6 baik lokal maupun impor. Salah satu pendekatan strategi keunggulan bersaing adalah Supply Chain Management.
1.2. Rumusan Permasalahan
Untuk dapat mengembangkan bisnis ini dan bersaing unggul dalam persaingan yang ada dengan produsen produk sejenis, maka Pemulihan Farm harus mampu mengkoordinasikan seluruh kegiatan perusahaan pada bagian hulu (upstream) dalam menyediakan bahan-bahan baku atau input hingga pada bagian hilir (downstream) dalam proses distribusi dan pemasaran produk. Supply chain management adalah serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegasikan pemasok, pengusaha, gudang (warehouse) dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk yang dihasilkan dapat didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan pelanggan. Jaringan dalam satu supply chain
akan terjalin kuat dengan adanya hubungan kemitraan (relationship marketing)
yang erat. Untuk itu, Pamulihan Farm harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan mitra bisnisnya. Oleh sebab itu penting untuk meneliti lebih lanjut mengenai relationship marketing Peternakan Pamulihan Farm dengan mitra bisnisnya. Hubungan pemasaran yang terjadi antara suatu perusahaan dengan pemasok dan pelanggannya akan mempengaruhi penerapan supply chain management.Semakin erat hubungan yang terjalin antara Pamulihan Farm dengan pemasok maupun pelanggan maka penerapan supply chain management akan semakin baik pula.
Kepuasan pelanggan maupun konsumen merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan oleh peternakan Pamulihan Farm. Saat ini permasalahan yang ada di peternakan Pamulihan Farm adalah berkaitan dengan kepuasan pelanggan dan pemasoknya serta kepuasan Pamulihan Farm terhadap mitra bisnisnya tersebut. Pamulihan Farm masih merasakan banyak keluhan terhadap hubungannya dengan pelanggan maupun pemasoknya seperti halnya keterlambatan pengiriman, prioritas pemenuhan permintaan yang masih rendah, tunggakan dari pelanggan dan kurangnya komunikasi. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang dapat menunjukan adanya kualitas hubungan (relationship marketing) yang berbeda-beda antara Pamulihan Farm dengan para pemasok dan
(34)
7 pelanggannya. Relationship marketing yang semakin erat akan mempengaruhi konsistensi kerjasama sehingga kepuasan yang dirasakan oleh mitra bisnis pun semakin besar. Oleh karena itu, penting bagi Pamulihan Farm untuk mengetahui kualitas relationship marketingnya dengan masing-masing pemasok dan pelanggannya.
Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana profil dari pemasok dan pelanggan Pamulihan Farm.
2. Bagaimana keterikatan hubungan (relationship marketing) antara Pamulihan Farm dengan para pemasok dan pelanggannya.
3. Bagaimana dampak relationship marketing terhadap penerapan supply chain managementdi peternakan Pamulihan Farm.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi profil dari pemasok dan pelanggan peternakan Pamulihan Farm.
2. Menganalisis relationship marketing yang terjadi antara peternakan Pamulihan Farm dengan pemasok dan pelanggannya.
3. Mengidentifikasi dampak relationship marketing terhadap penerapan suplly chain managementdi peternakan Pamulihan Farm.
I.4. Kegunan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
dan pertimbangan dalam menjalankan operasional perusahaan, menjaga hubungan kerjasama dengan pemasok dan pelanggannya dan merencanakan strategi perusahaan ke depan untuk meningkatkan keunggulan bersaing. 2. Bagi penelitian-penelitian selanjutnya, sebagai salah satu bahan acuan untuk
memperluas informasi dan referensi dalam melakukan penelitian dengan topik supply chain management.
3. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat kelulusan sebagai sarjana ekonomi dan untuk menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.
(35)
8
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas pendekatan supply chain management dengan berfokus pada hubungan (relationship marketing) yang terjalin antara Pamulihan Farm dengan pemasok dan pelanggannya. Penelitian ini juga membahas sejauh mana penerapan prinsip-prinsip dasar supply chain management yang telah dilakukan oleh Pamulihan Farm dengan para mitra bisnisnya. Penelitian ini tidak membahas analisis sistem supply chain managementsecara keseluruhan. Dari sisi objek yang diteliti, pemasok yang menjadi objek penelitian selain Pamulihan Farm adalah pemasok sarana produksi utama bagi Pamulihan Farm (obat-obatan, vaksin, disinfektan, ,vitamin, pakan, dan Day Old Chicken). Sedangkan pelanggan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelangan yang berhubungan secara langsung dengan pihak Pamulihan Farm dan biasanya menjual kembali produk yang dibeli kepada konsumen akhir.
(36)
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asal Usul Ayam Ras Petelur ( Gallus Sp)
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Dari tahun ke tahun ayam hutan dari berbagai wilayah di dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tersebut dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tersebut mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal dengan ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama sehingga menghasilkan ayam petelur yang dikenal saat ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek ayam yang disilangkan dibuang dan sifat baiknya dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan jenis ayam petelur unggul3.
Memasuki periode 1940-an, masyarakat mulai mengenal ayam lain selain ayam liar dan mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar tersebut kemudian dinamakan ayam lokal yang disebut ayam kampung karena keberadaan ayam itu adalah di pedesaan. Sementara ayam orang Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan ayam negeri yang pada saat itu masih merupakan ayam negeri galur murni.
Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan sulit dicari. Pada tahun 1990-1n mulai berkembang peternakan ayam broiler yang khusus pedaging dan juga peternakan ayam jenis dwiguna atau ayam raa cokelat. Pada saat itulah, masyarakat mulai menyadari bahwa ayam ras mempunyai klasifikasi sebagai petelur handal dan pedaging yang enak. Mulai terjadi pula persaingan tajam antara telur dan daging ayam ras dengan telur dan daging ayam kampung. Ayam
3
(37)
10 kampung mampu bertelur dan dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam kampung dan ayam ras petelur dwiguna tersebut berbeda. Kemampuan genetis tersebut yang membedakan produksi kedua ayam ini (Rasyaf 2008).
2.2. Sentra Peternakan
Menurut Johari (2005), sentra peternakan ayam ras petelur di Indonesia saat ini telah berkembang dan tersebar di beberapa daerah terutama di daerah Pulau Jawa dan Sumatera. Selain itu, peternakan ayam telah banyak berkembang di negara-negara lain.
2.3. Jenis Ayam Ras Petelur
Menurut Rasyaf (2008) ayam petelur terdiri dari dua jenis, yaitu ayam petelur tipe ringan dan ayam petelur tipe medium. Ayam petelur tipe ringan sering disebut dengan ayam petelur putih. Ayam tipe ini memiliki bentuk badan yang ramping atau cenderung kurus dan mungil. Ayam ini memiliki warna bulu putih bersih dan berjengger merah. Ayam tipe ini sebenarnya berasal dari galur murni White Leghorn. Ayam dengan galur murni ini sulit dicari, tetapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai macam nama. Setiap pembibit ayam petelur di Indonesia hampir dipastikan memiliki dan menjual ayam petelur ringan komersial ini. Ayam ini mampu bertelur lebih dari 260 telur per tahun hen house. Ayam tipe ini memang khusus diciptakan untuk bertelur saja sehingga semua kemampuan dirinya diarahkan pada kemampuan bertelur. Oleh karena itu, kemampuan produksi dagingnya sedikit. Ayam petelur ini sangat sensitif terhadap cuaca panas dan keributan, dan ayam ini sangat mudah terkejut sehingga akan mengganggu produksi telur.
Ayam petelur tipe medium disebut juga sebagai tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Beratnya masih berada diantara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Telur yang dihasilkannya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Oleh Karena itu, tipe ini disebut pula ayam tipe dwiguna. Ayam ini disebut sebagai ayam tipe cokelat karena warnanya yang cokelat. Di pasaran, telur cokelat
(38)
11 lebih disukai daripada telur putih. Warna telur cokelat lebih menarik walaupun kandungan gizi dan rasanya relatif sama dengan telua warna putih.
2.4. ManagementBudi Daya Ayam Ras Petelur
Untuk memulai sebuah usaha peternakan ayam ras petelur, terlebih dahulu pelaku usaha harus memahami beberapa hal utama mengenai manajemen budi daya ayam ras petelur komersial ini sehingga menghasilkan produksi yang tinggi dan keuntungan yang maksimal. Menurut Rasyaf (2008), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam manajemen budi daya ayam ras petelur, seperti sistem perkandangan, peralatan, hama penyakit dan lain sebagainya.
2.4.1. Sistem Perkandangan
Kandang atau perkandangan merupakan salah satu persiapan yang harus benar-benar diperhatikan. Sebab, kandang merupakan tempat ayam berdiam dan berproduksi. Oleh karena itu, pembangunan kandang harus dilakukan dengan sangat baik dan sesuai dengan ternak yang akan dikembangkan.
2.4.1.1. Mencari Lokasi yang Ideal
Lokasi yang dipilih harus merupakan perpaduan antara tempat yang cocok untuk kehidupan ayam petelur, harga tanah relatif murah, serta mudah dijangkau alat transportasi dan komunikasi (Johari 2005). Memelihara ayam petelur sebaiknya dilakukan di tempat yang mempunyai ketinggian antara 400-1000 meter dari permukaan laut (dpl). Kurang dari ketinggian 400 meter dpl menyebabkan ayam mudah stress karena pengaruh panas. Sementara itu, ketinggian tempat di atas 1.000 meter dpl akan berpengaruh buruk terhadap ayam karena jumlah oksigen yang tersedia semakin rendah. Kasus-kasus yang sering terjadi di daerah dataran rendah adalah ayam mudah mengalami panting (ayam bernapas dengan mulut karena panas yang berlebihan), bobot telur lebih ringan, kanibal, dan tingkat kematian tinggi. Kasus-kasus yang muncul di dataran tinggi adalah ayam yang mengalami kematian karena ascites (perut kembung) dan penyakit pencernaan lainnya yang disebabkan bakteri gram negatif.
Di samping itu, syarat mutlak lainnya adalah tersedia sumber air yang cukup. Jenis tanah yang dipilih adalah mudah menyerap air seperti tanah berpasir.
(39)
12 Jika jenis kandang mudah menyerap air, sumber air yang tersedia relatif bersih dan tidak tercemar kuman penyakit. Oleh karen itu, ayam tidak mudah terserang penyakit. Tanah yang sulit menyerap air seperti tanah lempung sebaiknya dihindari untuk lokasi kandang.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah kelembapan ideal untuk ayam sekitar 50-70 persen. Kelembapan ini penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap perkembangan bulu ayam. Lingkungan dengan kelembapan rendah akan menyebabkan perkembangan dan mutu bulu ayam petelur menjadi jelek. Sebaliknya, kelembapan tinggi akan menyebabkan masalah seperti kasus
ammoniatinggi yang diikuti dengan gangguan fungsi pernapasan.
2.4.1.2. Tipe Kandang yang Dipilih
Lahan seluas 1 Hektar atau 10.000 m2, idealnya bisa digunakan untuk populasi ayam sebanyak 20.000-25.000 ekor. Kandang pembesaran yang ideal berukuran panjang 40 meter dan lebar lima meter. Kandang yang tidak terlalu lebar sangat berguna untuk kebutuhan ayam, terutama untuk kenyamanannya. Kandang tipe postalseluas 200 m2 (40x5meter) cukup optimal untuk memelihara
pullet sebanyak 1.600 ekor hingga berumur 112 hari. Sementara itu, kandang baterai yang berukuran sama dapat digunakan untuk populasi pulletsekitar 2.500 ekor (lebih hemat tempat 15 %) (Johari 2005).
2.4.1.3. Posisi Kandang
Kandang untuk beternak ayam ras petelur diusahakan di setiap sisinya mendapatkan intensitas cahaya sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya yaitu antara 80-240 foot candle. Kandang tersebut sebaiknya menghadap ke timur. Jarak yang digunakan antar kandang minimal selebar kandang itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menjaga sirkulasi udara yang berhubungan dengan kenyamanan kandang (Johari 2005).
2.4.2. Peralatan
Beberapa peralatan yang harus dipersiapkan dalam budi daya ayam ras petelur diantaranya adalah litter (alas lantai), tempat bertelur, tempat bertengger, dan tempat makan, minum serta tempatgrit.
(40)
13
Litterharus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk meskipun angin kencang. Tebal littersetinggi 10 cm, bahan litter berasal dari campuran kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasil serutan kayu dengan panjang antara 3-5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
Penyediaan tempat bertelur berfungsi agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor. Tempat ini dapat dibuat dari kotak berukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4-5 ekor ayam. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan dibuat ukuran yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
Tempat bertengger berguna untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Tempat bertengger dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat tidur.
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, alumunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Tempat
gritdibuat dari kotak khusus (Johari 2005).
2.4.3. Pembibitan
Pembibitan merupakan hal penting sebagai awal pemeliharaan. Bibit ayam petelur yang dipilih akan sangat menentukan tingkat produksi, kualitas dan kuantitas telur. Ayam petelur ini memiliki beberapa tipe dasar yaitu tipe ringan (telur putih) dan tipe medium (telur cokelat). Oleh karena itu, tahapan pembibitan ini harus dilakukan dengan sangat teliti dan sesuai dengan prosedur yang ada untuk menghasilkan produksi yang diharapkan dari ayam petelur yang dipilih (Kartasudjana 2002).
Setiap bibit diarahkan dan disesuaikan dengan tujuan tertentu. Jenis bibit yang produksi telurnya tidak terlalu tinggi, tetapi relatif tahan terhadap penyakit selama masa bertelur. Selain itu, terdapat pula bibit yang produksi telurnya memang tinggi, tetapi tidak tahan terhadap ancaman dan penyakit sehingga banyak yang mati dalam masa bertelur. Kemudian, ada bibit yang diarahkan untuk memperoleh konversi ransum yang tinggi dan ada pula yang diarahkan untuk
(41)
14 memperbesar daya tahan penyakit dalam masa awal. Berikut ini adalah beberapa nama jenis bibit ayam dan kemampuannya produksinya.
Tabel 5. Prestasi Beberapa Jenis Bibit Ayam Petelur
Nama Bibit Warna Bulu Tipe Produksi Telur (Hen House)
Konversi Ransum (kg/dosin telur)
Babcock Putih Ringan 270 1,82
Dekalb XI-Link Putih Ringan 255-280 1,8-2,0
Hixes White Putih Ringan 288 1,89
H & W nick Putih Ringan 272 ,7-1,9
Hubbarb Leghorn Putih Ringan 260 1,8-1,86
Sumber : Banks (1979), diolah
2.4.4. Hama dan Penyakit
Ayam petelur sebagai hewan ternak memiliki berbagai kemungkinan penyakit. Pada prinsipnya penyakit ayam ras disebabkan oleh tiga hal, yaitu: (1) Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi/kekurangan zat-zat makanan. Penyebab utama penyakit ini adalah sistem pemeliharaan yang intensif sehingga bila kualitas makanan yang diberikan tidak baik atau kekurangan unsur makanan, maka ayam tersebut tidak dapat mencari penggantinya dari alam; (2) Penyakit yang disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, parasit, dan jamur. Penyakit-penyakit tersebut menular; dan (3) Penyakit yang disebabkan oleh hal-hal lainnya.
Beberapa penyakit yang sering terjadi di peternakaan ayam petelur adalah
Coccidiocis, Pullorum, dan Newcastle Desease (ND). Penyakit Coccidiocis
sering disebut penyakit berak darah dan biasanya menimbulkan kematian yang tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus Eimeria. Gejala anak ayam yang terserang penyakit ini seperti terlihat lesu, sayap terlihat tergantung ke bawah, bulu agak berdiri dan tidak mengkilat, pucat dan angka kematian sangat tinggi pada ayam umur 6-10 hari. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ini dengan menjaga sanitasi kandang selama masa pemeliharaan anak ayam. Untuk mengobati atau meminimalisasi dampak dari penyakit ini adalah dengan memberikan coccidiostat dari umur satu dari sampai umur tiga bulan.
Penyakit Pullorum disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum yang menyerang ayam pada berbagai umur. Penyakit ini sering disebut berak kapur.
(42)
15 Gejala-gejala penyakit ayam yang terjangkit penyakit ini seperti anak ayam mati pada umur satu hari sampai tiga minggu, puncak kematian terjadi pada hari ke-10 setelah menetas. Selain itu, anak ayam menunduk di bawah alat pemanas dan mata agak tertutup dan sayap terkulai serta mencret berwarna putih berbusa yang melekat di sekitar anus. Untuk mencegah penyakit tersebut, maka induk perlu diperiksa darahnya dan tidak membeli anak yang induknya terkena penyakit ini. Pengobatan yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sulfaquinoxaline, nitrofurazolidone, dan sebagainya.
Penyakit ND disebabkan oleh virus paramyxo, dan menyerang ayam pada berbagai umur. Penyakit ini sering disebut tetelo, cekak, dan toun. Penyakit ND tidak bisa diobati, hanya bisa dicegah melalui vaksinasi. Gejala-gejala yang tampak pada ayam yang terserang penyakit ini adalah kehilangan nafsu makan, sesak nafas, ngorok, bersin, produksi telur turun, jika penyakit sudah akut ditandai dengantortikolis(leher berputar), dan angka kematian bisa mencapai 60-80%.
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang supply chain management pernah dilakukan oleh Noviyanty (2005). Penelitian ini menghasilkan asumsi bahwa untuk mengefisienkan supply chain management harus dilakukan kerjasama mulai dari perusahaan hulu ke hilir dengan memperhatikan ukuran-ukuran pelaksanaan (performance metric) pada elemen yang kritikal. Elemen yang kritikal diantaranya adalah proses pelaksanaannya. Penelitian ini dilakukan di PT. Hyang Sri Persero. Metode yang digunakan adalah analysis hierarki proses(AHP).
Selain itu, topik supply chain management juga telah diteliti oleh Aini (2005). Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif mengenai hubungan kelembagaan dan margin tataniaga. Hasil penelitian ini adalah bahwa alokasi penggunaan biaya distribusi dan pengadaaan barang adalah dalam pembelian bahan baku yang dilakukan secara kredit dan tunai serta biaya transportasi.
Ardiansyah (2005) melakukan penelitian mengenai bagian dari supply chain management yaitu manajemen penyediaan barang pada bagian susu pasteurisasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan penyediaan susu segar yang prosesnya dimulai dari peternak sebagai mitra dan
(43)
16 aktivitas penanganan susu segar yang dilakukan oleh koperasi sebelum di jual ke pasar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan kuantitatif yang disajikan dalam tabulasi.
Usman (2007) melakukan penelitian mengenai analisis supply chain management yang dimulai dari pemasok dan aktivitas pabrik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan seluruh jaringan supply chain managementyang ada di perusahaan terkait.
Tabel 6. Penelitian Terdahulu Mengenai Supply Chain Management
Peneliti Terdahulu Topik Penelitian Metode Analisis Hasil penelitian Aini (2005) Analisis sistem Pasokan
sayuran
Analisis deskriptif dan analisis Margin Pemasaran
Alokasi biaya terbesar dalam pengadaan barang dan distribusi adalah pembelian bahan baku yang dilakukan secara kredit dan tunai serta transportasi. Noviyanty (2005) Analisis efisiensi Supply
Chain Management
Analytic Hierarky Process ( AHP)
Efisiensi SCM dapat tercapai melalui kerjasama dengan perusahaan hilir dan hulu yang lebih terkendali dan terstruktur Ardiansyah (2005) Supply Chain
Management bagi hulu susu pasteurisasi
Analisis Deskriptif Manajemen rantai persediaan barang bagian hulu meliputi siklus yang berjalan dalam sistem jaringan organisasi
Usman (2007) Supply chain managementdi PT. Industri Milk Industri and Trading (pengadaan bahan baku,putaran inventory,jaringan)
Analisis Deskriptif Mengkaji jaringan
supply chainbagian hulu, manufaktur, dan distributor.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah kesamaan topik yang diambil yaitu supply chain management. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan untuk mengembangkan manajemen perusahaan yang lebih terpadu dan terkontrol dari mulai aktivitas primer hingga aktivitas sekunder, sehingga dapat menghasilkan tingkat produktivitas yang baik, kualitas dan kuantitas yang memuaskan, distribusi produk yang tepat, harga yang sesuai dan ketersediaan produk yang tepat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
(44)
17 objek dan metode. Penelitian ini tidak menganalisis kinerja supply chain management secara keseluruhan tetapi difokuskan pada analisis mengenai hubungan perusahaan dengan supplier dan pelanggannya serta bagaimana pengaruh hubungan tersebut terhadap penerapan supply chain management di perusahaan tersebut. Resume mengenai penelitian terdahulu disajikan di dalam Tabel 6.
(45)
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Setiap perusahaan menginginkan agar perusahaanya dapat memenuhi permintaan pasar dan menguasai persaingan pasar. Untuk mendapatkan keunggulan bersaing maka sebuah perusahaan harus mampu menciptakan kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkannya tersebut. Untuk mendapatkan kepuasan konsumen, manajemen perusahaan harus mampu menghasilkan suatu barang atau jasa dengan harga yang bersaing, kualitas dan kuantitas yang baik dengan spesifikasi produk sesuai permintaan konsumen, pendistribusian yang cepat dan kondisi yang tepat.
Untuk menciptakan produk barang atau jasa yang dapat memuaskan konsumen tersebut, maka perusahaan harus mampu mengkoordinasikan seluruh aktivitas perusahaan dalam menghasilkan produk tersebut dikenal dengan nama
supply chain management. Aktivitas yang ada dalam supply chain management
ini adalah aktivitas hulu (upstream) hingga hilir (downstream).
Dalam konsep supply chain management, perusahaan tidak hanya melakukan integrasi internal melainkan juga koordinasi eksternal yang juga sangat penting untuk meningkatkan kinerja dari supply chain management tersebut. Koordinasi eksternal dalam supply chain management yaitu membina hubungan yang baik dengan pemasok dan pelanggan. Hubungan bisnis berkualitas yang dibangun oleh produsen dengan para mitra bisnisnya akan menjadikan produsen mampu menghasilkan produk dan jasa secara konsisten bagi customer (Mulyadi dan Setiawan 2001).
Oleh karena itu, penting bagi sebuah perusahaan untuk membina hubungan yang baik (relationship marketing), baik dengan pemasok maupun pelanggan. Dengan semakin eratnya relationship marketing yang ditandai dengan tingginya kepercayaan dan komitmen, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap penerapansupply chain managementdi perusahaan tersebut.
(46)
19
3.2. Supply Chain Management ( SCM) 3.2.1. Konsep Supply Chain Management
Indarajit dan Djokopranoto (2002) menyatakan bahwa rantai pasokan (supply chain) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jejaring atau jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaaan atau penyaluran barang tersebut.
Supply Chain Management (SCM) merupakan pertimbangan strategis dengan tujuan memperoleh keunggulan kompetitif. Kebijakan supply chain management secara nyata akan berpengaruh terhadap kegiatan operasional perusahaan sebagaimana strategi operasi lainnya (Burt dan Dobler 1996, diacu dalam Cahyadi 2004). Indrajit dan Djokopranoto (2002) merinci kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam mendukung supply chain management
antara lain yaitu mengembangkan hubungan partnership dengan organisasi hulu (upstream) dan hilir (downstream), mengusahakan aliran informasi yang baik dari hulu maupun hilir secara akurat dan tepat waktu (real time), sedangkan di bidang logistik dapat dilakukan dengan penyediaan barang setiap kali diperlukan, waktu pengiriman cepat yang sesuai dengan pesanan, fungsi pengadaan bahan baku (procurement) sesuai dengan permintaan terhadap produk, strategi distribusi (distribution) yang efektif dan efisien.
Menurut Render dan Heizer (2001), supply chain management adalah mencakup keseluruhan interaksi antara supplier, perusahaan manufaktur, distributor, dan konsumen. Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi penjadwalan, transfer kredit dan tunai, serta transfer bahan baku antara pihak-pihak yang terlibat. Supply chain management menurut Martin (1998), adalah jaringan organisasi yang melibatkan hubungan upstream dan downstream
dalam proses dan aktivitas yang berbeda dan memberi nilai dalam bentuk produk dan jasa kepada pelanggan.
Mengembangkan bisnis strategi dengan metode supply chain management
bukan merupakan suatu hal yang mudah karena harus mampu untuk mengkoordinasikan dan melibatkan bagian hulu hingga bagian hilir dari sebuah
(47)
20 usaha dalam proses yang berbeda dan menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa di tangan pelanggan akhir4.
Menurut Dunne (2001), Supply Chain Management bukan hanya merupakan sebuah sistem manajemen logistik saja karena sistem efisiensi logistik merupakan salah satu bagian dari supply chain management secara keseluruhan. SCM juga memperhatikan bagaimana sebuah perusahaan menciptakan nilai dan keunggulan dalam persaingan.
Gambar 1 menunjukkan rangkaian supply chain management pada perusahaan manufaktur menurut Chopra dan Mein5dl (2001). Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa terdapat empat organisasi yang berperan dalam aktivitas
supply chain management. Pemasok atau supplier berperan untuk menyediakan bahan baku untuk proses produksi yang kemudian pabrik (manufacture) akan mengubah atau memproduksi barang setengah jadi menjadi barang atau jasa yang siap untuk dipasarkan. Distributor berperan dalam proses penyaluran barang yang tepat waktu sesuai dengan permintaan retail dalam menyediakan produk jadi yang diminta oleh konsumen. Retail adalah organisasi yang berhubungan langsung dengan customer. Pihak retailer harus mampu memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen dalam arti menyediakan produk yang dibutuhkan konsumen pada kuantitas yang tepat, waktu yang tepat, serta kualitas dan harga yang tepat sehingga konsumen merasa puas atas pembeliannya
Gambar 1. Rangkaian Supply Chain Management
Sumber : Chopra dan Meindl (2001)
4
Kearney.1994.Supply Chain Management. www.ittelkom.ac.id/library/index.[ 6 Februari 2009]
supplier
supplier
supplier
Manufacture
Manufacture
Manufacture
Distributor Retailer r
Customer
Distributor r
Distirbutor
Customer
Customer Retailer
(1)
2 Sebagai supplier, perusahaan anda merasakan share benefit yang adil dari Pamulihan Farm. 3
Anda mengetahui dengan jelas target atau tujuan pasar yang menjadi sasaran Pamulihan Farm sehingga anda bisa menyesuaikan standar produk. 4 Selama ini anda merasa puas terhadap kerjasama
dengan pelanggan anda (Pamulihan Farm). 5
Sebagai supplier, perusahaan anda tidak pernah atau jarang mendapatkan complain dari pelanggan anda (Pamulihan Farm).
6
Perusahaan pelanggan anda (Pamulihan Farm) selalu memberikan imbalan produk atau jasa anda tepat waktu dan konsisten.
D COMMUNICATION
1
Informasi yang disampaikan oleh Pamulihan Farm kepada anda mengenai kegiatan jual beli selama ini dapat dikatakan relevan.
2 Komunikasi perusahaan anda dan Pamulihan Farm selama ini terbuka.
3 Sharing Informasi selama ini berjalan dengan lancar dan jarang terjadi kesalahpahaman..
4 Perusahaan anda dan Pamulihan Farm sering melakukan tukar informasi .
5 Perusahaan anda menganggap komunikasi yang terbuka adalah hal yang penting untuk dilakukan 6
Pamulihan Farm termasuk pelanggan yang terbuka dan adil selama ini dalam jual beli dan kerjasama.
E NON OPPORTUNISTIC BEHAVIOUR 1
Perusahaan anda dan Pamulihan Farm selama ini bersepakat untuk memberikan benefit yang adil kepada kedua pihak.
2
Perusahaan anda tidak berusaha untuk menekan pelanggan (Pamulihan Farm) begitu juga sebaliknya.
3
Hubungan kerjasama yang dilakukan saat ini dilandaskan atas keuntungan bersama dan tidak bersikap ooprtunistik.
4
Perusahaan anda pernah merasakan ketidakadilan dari pelanggan baik secara finansial maupun non finansial
5
Pelanggan anda saat ini memberikan nilai tambah yang baik sehingga perusahaan anda kedua belah pihak puas.
6
Perusahaan anda percaya terhadap Pamulihan Farm dan berminat untuk membina hubungan jangka panjang dengan supplier tersebut.
(2)
A. 2 Pertanyaan Terbuka
1. Apa alasan ada menjadikan Pamulihan Farm sebagai pelanggan anda saat ini?
2. Apakah anda puas dengan kerjasama Pamulihan farm selama ini?Mengapa?
3. Dari sejak kapan anda menjadi supplier Pamulihan Farm?
4. Apakah anda termsuk supplier tetap dari Pamulihan Farm? Kontrak atau tidak?
5. Apakah anda mengetahui target pasar dari Pamulihan Farm? Apakah Produk yang anda supply telah memenuhi keinginan pasar Pamulihan Farm?
6. Apakah anda berniat untuk terus bekerja sama dengan Pamulihan Farm? Mengapa?
7. Apa saja benefit yang anda rasakan sebagai supplier dari Pamulihan Farm?
8. Apakah anda pernah mengalami keluhan?jika iya keluhan seperti apa?
9. Apakah anda pernah merasa dirugikan baik secara finansial maupun non-finansial? Jika iya, seperti apakah kerugian yang anda rasakan?
(3)
10. Bagaimana hubungan anda selama ini dengan pihak Pamulihan Farm? Apakah anda punya hubungan khusus selama ini?
11. Bagaimana komunikasi anda selama ini dengan pihak Pamulihan Farm?
12. menurut anda, terbuka atau tertutupkah komunikasi yang dibangun selama ini antara anda dengan pihak Pamulihan Farm? Mengapa?
13. Apakah selama ini anda merasa pernah diperlakukan kurang adil oleh Pamulihan Farm? Dalam hal apa?
14. Bagaimana anda menilai Pamulihan farm selama ini sebagai pelanggan anda?
15. Apakah Pamulihan selama ini selalu memberikan informasi kepada anda? Dalam hal apa sajakah?
16. Produk apa saja yang anda supply selama ini?
(4)
Lampiran 3:
Kuesioner
Kepada
PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Responden yang terhormat, Saya, Purbasari Indah Ekonomi dan Manajemen, terakhir saya untuk mendpa berjudul “ Kajian Supply Perusahaan Terhadap Management”. Kuesioner kerjakan. Untuk itu, saya untuk mengisi kuesioner ini akan dijamin kerahasiaany Saya sangat menghargai yang saya ajukan tersebut. Identitas Responden : Nama
Perusahaan atau Lembaga : Jabatan
Badan Hukum Perusahaan :
KUESIONER
(EFISIENSI SUPP Pertanyaan Terbuka
A. Fokus Terhadap Pelanggan d 1. Apakah anda mengetahui konsum 2. Menurut anda selama
spesifikasi produk 3. Apakah kepuasaan
membuat pelanggan atau konsum 4. Apa yang menjadi
pelanggan yang bekerja sam
uesioner Penelitian (Efisiensi
Supply Chain
Kepada Peternakan Pamulihan Farm
PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
No. Kuesioner :___
terhormat,
Indah Lestari adalah mahasiswa Departemen agribisnis, Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian ini merupak
untuk mendpatkan gelar Sarjan Ekonomi. Penelitian yang Supply Chain Management : Analisis Relation Terhadap Pemasok dan Pelanggan Serta Efisiensi
Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian yang itu, saya mohon kerjasama dan kesediaan dari Bapak/Ibu kuesioner yang saya ajukan tersebut. Informasi dari pengisian in kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk kepentingan akadem hargai kejujuran dan partisipasi dari anda dalam pengisian a ajukan tersebut.
en : : Perusahaan atau Lembaga :
: Perusahaan :
KUESIONER KEPADA PETERNAKAN PAMULIHAN FARM EFISIENSI SUPPLY CHAIN MANAGEMENT)
A. Fokus Terhadap Pelanggan dan konsumen
1. Apakah anda mengetahui konsumen akhir dan pelanggan produk anda anda selama ini apakah produk yang anda tawarkan spesifikasi produk yang diinginkan konsumen?
kepuasaan konsumen sangat penting bagi anda ? bagaimana buat pelanggan atau konsumen anda puas dengan produk anda?
menjadi keunggulan dari produk anda sehingga selama ang bekerja sama dengan anda?
Chain Management)
PROGRAM SARJANA DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
No. Kuesioner :_____
en agribisnis, Fakultas Penelitian ini merupakan tugas Penelitian yang saya ambil Relationship Marketing Efisiensi Supply Chain penelitian yang sedang saya Bapak/Ibu dan Saudara/I, dari pengisian kuesioner kepentingan akademik saja.
dalam pengisian kuesioner
LIHAN FARM
ggan produk anda selama ini? tawarkan telah memenuhi
? bagaimana cara anda an produk anda?
(5)
5. Selain Produk utama anda, produk apa saja yang anda tawarkan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen anda selama ini?
6. Apakah selama ini anda memperhatikan pola hidup konsumen yang berubah dan semakin canggih? Hal apa saja yang pernah anda lakukan untuk merespon hal tersebut?
B. Menciptakan dan Membagi Nilai
1. Selama ini produk apa sajakah yang anda jual di pasaran? Deskripsikan produk anda tersebut?
2. Bagaimana anda mengolah dan menghasilkan produk tersebut?
3. Bagaimana dengan share margin yang anda terima selama ini? Apakah margin yang ada dari pemasok hingga ke tangan konsumen sangat jauh berbeda?
4. Bagaimana anda melakukan penetapan harga selama ini?
5. Apakah anda telah menetapkan harga dan pembagian yang adil untuk pelanggan dan pemasok anda?
C. Mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu yang Efektif 1. Bagaiamana anda menjaga kualitas dari produk yang anda tawarkan? 2. Apakah produk anda telah sesuai standar produk yang ada?
3. Selama ini keluhan apa yang paling sering anda terima dari pelanggan?
4. Sebagai produk yang rentan, bagaimana anda menciptakan keunggulan dibanding pesaing produk sejenis?
5. Menurut anda apakah sistem manajemen mutu sangat penting?mengapa? dan bagaimana anda mengimplementasikannya?
D. Membangun Sistem Komunikasi yang Terbuka
1. Bagaimana komunikasi yang anda bangun dengan pemasok dan pelanggan anda? Tertutup atau terbuka? Dalam hal apa sajakah?
2. Bagaimana cara anda berkomunikasi (media) dengan pemasok dan pelanggan anda selama ini?
3. Seberapa sering anda berkomunikasi dengan mereka?
4. Dalam berkomunikasi, informasi apa sajakah yang anda bicarakan?
5. Bagaimana anda tahu keluhan dan keinginan dari pelanggan dan pemasok anda selama ini?
(6)
E. Menjamin atau Memastikan Sistem Logistik yang Efektif dan Efisien 1. Bagaimana anda menjaga kualitas produk (telur) hingga ke tangan pelanggan? 2. Bagaimana cara anda melakukan pengepakan terhadap produk anda?
3. Apakah selama ini anda melakukan distribusi barang sendiri?atau menggunakan jasa perusahaan lain?
4. Bagaimana anda meminimalisir biaya transportasi atau pengiriman barang yang selama ini anda lakukan?
5. Apakah anda pernah atau sering mengalami masalah dala teknis pengiriman barang atau keterlambatan input dari supplier anda?
6. Jika terdapat masalah dalam hal logistik dan transportasi, hal apa yang biasanya anda lakukan?