Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 533 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan n. Kredit yang Diberikan lanjutan Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta penerusan dinyatakan sebesar saldonya sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank Mandiri dan Anak Perusahaan. Di dalam kredit yang diberikan termasuk pembiayaan oleh Bank Syariah Mandiri, Anak Perusahaan, berupa pembiayaan syariah yaitu penyediaan dana atau tagihanpiutang yang dapat dipersamakan dengan kas berupa: a transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah b transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik c transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah dan istishna d transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh dan e transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah Mandiri dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujroh, tanpa imbalan atau bagi hasil. Penjelasan secara ringkas dari masing-masing jenis pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut: Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana shahibul maal kepada pengelola dana mudharib untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan menggunakan metode bagi untung profit sharing atau metode bagi pendapatan revenue sharing antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. Musyarakah adalah penanaman dana dari para pemilik danamodal untuk mencampurkan danamodal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik danamodal berdasarkan bagian danamodal masing-masing. Ijarah adalah sewa menyewa atas suatu barang danatau jasa antara pemilik obyek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas obyek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan. Ijarah muntahiyah bittamlik adalah sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang disewakan dengan opsi perpindahan hak milik obyek sewa baik dengan jual beli atau pemberian hibah pada saat tertentu sesuai akad sewa. Murabahah adalah pembiayaan dalam bentuk transaksi jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan barang ditambah keuntungan yang disepakati. Piutang murabahah dinyatakan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi dengan ”marjin yang ditangguhkan” yang dapat direalisasikan dan penyisihan kerugian. Istishna adalah pembiayaan dalam bentuk transaksi jual beli barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Qardh adalah pinjam meminjam dana tanpa imbalan yang diperjanjikan dengan kewajiban pihak meminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 534 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan n. Kredit yang Diberikan lanjutan Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, kredit yang diberikan dinyatakan sebesar saldo kredit yang diberikan dikurangi dengan penyisihan kerugiannya. Kredit yang dibeli dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia No. 47PBI2002 tanggal 27 September 2002 tentang “Prinsip Kehati-hatian Dalam Rangka Pembelian Kredit oleh Bank dari BPPN” yang berlaku untuk semua pembelian kredit dari BPPN sejak 1 Januari 2002. Selisih antara pokok kredit dan harga pembelian diakui sebagai pendapatan yang ditangguhkan jika Bank membuat perjanjian kredit baru dengan debitur dan sebagai cadangan kerugian penurunan nilai jika Bank tidak membuat perjanjian kredit baru dengan debitur. Koreksi atas pendapatan yang ditangguhkan dan cadangan kerugian penurunan nilai hanya dapat dilakukan apabila Bank telah menerima pembayaran sebesar harga beli. Pendapatan dari kredit yang dibeli dari BPPN diakui secara tunai. Jika Bank membuat perjanjian kredit baru dengan debitur, penerimaan pembayaran dari debitur diakui sebagai pengurang pokok kredit danatau pendapatan bunga sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam perjanjian kredit baru. Jika Bank tidak membuat perjanjian kredit baru dengan debitur, penerimaan pembayaran dari debitur harus diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan penerimaan pembayaran dari saldo pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga. Sebelum 1 Januari 2010, untuk keperluan pelaporan Bank Indonesia, Bank Indonesia memperbolehkan Bank untuk mengklasifikasikan semua kredit yang dibeli dari BPPN dalam kategori lancar selama 1 satu tahun sejak tanggal pembukuan kredit. Setelah itu, kredit tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan peraturan Bank Indonesia mengenai klasifikasi kredit. Bank Indonesia mengharuskan Bank untuk dapat menerima pembayaran kredit sebesar harga beli dalam waktu maksimum 5 lima tahun sejak tanggal pembukuan kredit. Saldo kredit yang belum dilunasi setelah 5 lima tahun harus dihapusbukukan oleh Bank. Berdasarkan surat dari Bank Indonesia No. 958DPNPIDPnP tanggal 16 Februari 2007, Bank Mandiri dapat meneruskan pengelolaan kredit eks BPPN yang melewati jangka waktu 5 tahun setelah pembelian, sepanjang kredit tersebut pada saat mencapai jangka waktu 5 tahun tergolong lancar, baik berdasarkan faktor prospek usaha, kinerja, maupun kemampuan membayar debitur sebagaimana diatur dalam PBI Kualitas Aset yang berlaku. Kredit yang dibeli dari BPPN diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008 Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain Lampiran 535 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan n. Kredit yang Diberikan lanjutan Restrukturisasi Kredit yang Diberikan Restrukturisasi kredit meliputi modifikasi persyaratan kredit, konversi kredit menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya danatau kombinasi dari keduanya. Sebelum 1 Januari 2010, kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi. Kerugian restrukturisasi yang timbul, dicatat sebagai pengurang nilai kredit pada neraca dan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian. Sejak 1 Januari 2010, kerugian yang mungkin timbul dari restrukturisasi kredit merupakan bagian dari cadangan kerugian penurunan nilai. Untuk restrukturisasi kredit dengan cara konversi kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan lainnya, kerugian dari restrukturisasi kredit diakui apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi biaya untuk menjualnya adalah lebih kecil dari nilai buku kredit yang diberikan. Tunggakan bunga yang dikapitalisasi menjadi pokok kredit dalam perjanjian kredit yang baru dalam rangka restrukturisasi dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan deferred interest income dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara amortisasi secara proporsional berdasarkan nilai bunga yang dikapitalisasi terhadap pokok kredit baru pada saat pembayaran kredit diterima. Kerugian restrukturisasi disajikan sebagai bagian dari cadangan kerugian penurunan nilai.

o. Piutang Pembiayaan Konsumen

Piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biaya-biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan dikurangi pendapatan administrasi, dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi. Piutang pembiayaan konsumen Anak Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk perlakuan akuntansi aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Sebelum 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen merupakan piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, penyisihan piutang ragu-ragu dan jumlah yang dibiayai bersama pihak-pihak lain. Biaya transaksi, pendapatan administrasi dan pendapatan asuransi dibebankan dan dikreditkan secara langsung pada laporan laba rugi konsolidasian. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui milik Anak Perusahaan merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan ditambah biaya transaksi dan dikurangi yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya akan diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen selama jangka waktu kontrak menggunakan metode suku bunga efektif.