Walikota Daerah Kota 1. Pemerintahan Daerah Kota

314 Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi 315 Lembaga Lembaga Daerah punyai tugas: 1 membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pe- merintahan daerah; 2 membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan instansi ertikal di daerah, menindaklanjuti laporan danatau temuan hasil pengawasan aparat peng- awasan, melaksanakan pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan pele- starian sosial budaya dan lingkungan hidup; 3 memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan peme- rintahan kabupaten dan kota bagi wakil kepala daerah proinsi; 4 memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerin- tahan di wilayah kecamatan, kelurahan danatau desa bagi wakil kepala daerah kabupatenkota; 5 memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah; 6 melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lain- nya yang diberikan oleh kepala daerah; dan 7 melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apa- bila kepala daerah berhalangan. Menurut ketentuan Pasal 199 UU No. 32 Tahun 2004 ini, kawasan perkotaan dapat berbentuk: a. kota sebagai daerah otonom; b. bagian daerah kabupaten yang memiliki ciri perko- taan; c. bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan lang- sung dan memiliki ciri perkotaan. Kawasan perkotaan yang berbentuk kota sebagai daerah otonom dikelola oleh pemerintah kota di bawah kepemimpinan walikota. Kawasan perkotaan yang merupa- kan bagian dari daerah kabupaten yang memiliki ciri-ciri 49 Pasal 51 ayat 2. 50 Pasal 50 ayat 1. 51 Pasal 50 ayat 2. batan walikota sebagai kepala pemerintah daerah kota dan DPRD kota. Jika walikota dan DPRD Kota disebut secara sendiri-sendiri, maka subyek hukum kelembagaannya ada- lah walikota dan DPRD kota itu masing-masing. Karena itu, seperti juga di tingkat proinsi dan daerah kabupaten, di tingkat pemerintahan daerah kota terdapat tiga subyek hukum yang masing-masing dapat disebut seba- gai lembaga negara yang tersendiri, yaitu i pemerintahan daerah kota; ii walikota sebagai kepala pemerintah daerah kota; dan iii DPRD kota. Ketiganya dapat disebut sebagai lembaga daerah atau lembaga negara di daerah.

2. Walikota

Menurut ketentuan UU No. 32 Tahun 2004, walikota adalah kepala daerah pemerintahan daerah kota. Sebagai kepala daerah, maka seperti yang juga ditentukan untuk gubernur dan bupati sebagai kepala daerah, maka tugas dan wewenang walikota juga adalah: 38 1 memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah ber- dasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD; 2 mengajukan rancangan Perda; 3 menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; 4 menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan ber- sama; 5 mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah; 6 mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan 7 melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sedangkan wakil bupati, seperti juga wakil kepala daerah lainnya, menurut ketentuan Pasal 26 ayat 1 mem- 316 Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi 317 Lembaga Lembaga Daerah kerjanya kepada DPRD. 42 Dalam melaksanakan tugasnya, panitia angket dapat memanggil, mendengar, dan memer- iksa seseorang yang dianggap mengetahui atau patut men- getahui masalah yang sedang diselidiki serta untuk meminta menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan hal yang sedang diselidiki. 43 Setiap orang yang dipanggil, didengar, dan diperiksa wajib memenuhi panggilan pani- tia angket kecuali ada alasan yang sah menurut peraturan perundang-undangan. 44 Dalam hal telah dipanggil dengan patut secara berturut-turut tidak memenuhi panggilan, pa- nitia angket dapat memanggil secara paksa dengan bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan per- aturan perundang-undangan. 45 Seluruh hasil kerja panitia angket tersebut bersifat rahasia. 46 Tata cara penggunaan hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan. 47 Menurut ketentuan Pasal 44 ayat 1, anggota DPRD mempunyai hak untuk a mengajukan rancangan Perda; b mengajukan pertanyaan; c menyampaikan usul dan pendapat; d memilih dan dipilih; e membela diri; f imunitas; g protokoler; dan h keuangan dan adminis- tratif. Kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota DPRD diatur dalam Peraturan Pemerintah. 48 Alat kelengkapan DPRD terdiri atas a pimpinan; b panitia mu- syawarah; c panitia anggaran; d Badan Kehormatan; dan e alat kelengkapan lain yang diperlukan. Pembentukan, susunan, tugas, dan wewenang alat kelengkapan dimaksud diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD dengan berpedo- man pada peraturan perundang-undangan. DPRD kota yang beranggotakan 20 sampai dengan 35 orang membentuk tiga komisi, yang beranggotakan lebih dari 35 orang membentuk 52 Pasal 50 ayat 3. 53 Pasal 50 ayat 4. 54 Pasal 50 ayat 5. 55 Pasal 50 ayat 6. perkotaan dikelola oleh daerah atau lembaga pengelola yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah kabupaten. Sedangkan kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan langsung dan memiliki ciri-ciri perkotaan, dalam hal penataan ruang dan penyediaan fasilitas pelayanan umum tertentu dikelola bersama oleh daerah-daerah yang terkait. Di kawasan perdesaan yang direncanakan dan di- bangun menjadi kawasan perkotaan, pemerintah daerah yang bersangkutan dapat membentuk badan pengelola pem- bangunan. Dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan, pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas, diatur lebih lanjut dengan peraturan daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

3. DPRD Kota