256 Perkembangan dan Konsolidasi
Lembaga Negara Pasca Reformasi
257 Lembaga
Negara Lainnya
Selain wewenang di atas menurut Pasal 8 ayat 3 KPI mempunyai tugas dan kewajiban:
a.   menjamin  masyarakat  untuk  memperoleh  informasi yang  layak  dan  benar  sesuai  dengan  hak  asasi  manu-
sia; b.   ikut membantu pengaturan infrastruktur bidang peny-
iaran; c.   ikut membangun iklim persaingan yang sehat antarlem-
baga penyiaran dan industri terkait; d.   memelihara  tatanan  informasi  nasional  yang  adil,
merata, dan seimbang; e.   menampung,  meneliti,  dan  menindaklanjuti  aduan,
sanggahan, serta kritik dan apresiasi masyarakat terha- dap penyelenggaraan penyiaran; dan
f.   menyusun  perencanaan  pengembangan  sumber  daya manusia yang menjamin profesionalitas di bidang pe-
nyiaran. Secara organisatoris, dikatakan dalam Pasal 9 ayat 1
dan 2 anggota KPI pusat berjumlah sembilan orang  dip- impin oleh seorang ketua dan wakil ketua yang dipilih dari
dan oleh anggota, sedangkan  KPI daerah berjumlah tujuh orang  yang  pimpinannya  juga  terdiri  atas  seorang  ketua
dan wakil ketua yang dipilih dengan cara yang sama. Masa jabatan ketua, wakil ketua dan anggota KPI pusat dan KPI
daerah tiga tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Sebagai lembaga negara
KPI  dibantu  oleh  sebuah  sekretariat  yang  dibiayai  oleh negara [Pasal 9 ayat 4] yang bersumber dari dari APBN
untuk KPI pusat dan APBD bagi KPI [Pasal 9 ayat 6].
C.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha KPPU
KPPU dibentuk berdasarkan undang-undang
16
dalam rangka melarang praktek monopoli dan persaingan usaha
yang  tidak  sehat.  Salah  satu  pertimbangan  dibentuknya langkah untuk mengadakan inentarisasi menyeluruh me-
ngenai keberadaan institusi-institusi semacam itu. Apapun nama  dan  bentuknya,  semuanya  perlu  diketahui  dengan
pasti.  Dengan  demikian,  upaya  penataan  dan  konsolidasi kelembagaan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, se-
hingga pada gilirannya, kebijakan eisiensi dapat dirumus- kan dan diimplementasikan secara lebih tepat di masa yang
akan datang.
B.  Komisi Penyiaran Indonesia KPI
KPI dibentuk berdasarkan Undang-Undang Penyiar- an
15
adalah lembaga negara yang bersifat independen yang fungsi  utamanya  mengatur  hal-hal  mengenai  penyiaran
[Pasal 7 ayat 2]. Karena luasnya lingkup kegiatan penyiar- an, maka KPI dibentuk di tingkat pusat dan proinsi ayat
3.  Dalam  menjalankan  fungsi,  tugas,  wewenang  dan  ke- wajibannya, KPI pusat diawasi oleh DPR, sedangkan KPI
daerah diawasi oleh DPRD [Pasal 7 ayat 4].
KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat
akan penyiaran [Pasal 8 ayat 1]. Dalam menjalankan fung- sinya, KPI berwenang [Pasal 8 ayat 2]:
a.   menetapkan standar program siaran; b.   menyusun peraturan dan menetapkan pedoman perilaku
penyiaran; c.   mengawasi pelaksanaan peraturan dan pedoman perila-
ku penyiaran serta standar program siaran; d.   memberikan  sanksi  terhadap  pelanggaran  peraturan
dan pedoman perilaku penyiaran serta standar program siaran;
e.   melakukan koordinasi danatau kerjasama dengan Pe- merintah, lembaga penyiaran, dan masyarakat.
undangkan tanggal 8 Januari 2002.
19
Undang-Undang No. 32 tahun 1997 tentang Perdagangan berjangka Komoditi Lembaran Negara Tahun 1997  Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3720.
258 Perkembangan dan Konsolidasi
Lembaga Negara Pasca Reformasi
259 Lembaga
Negara Lainnya
tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
c.  melakukan  penilaian  terhadap  ada  atau  tidak  adanya penyalahgunaan  posisi  dominan  yang  dapat  meng-
akibatkan  terjadinya  praktek  monopoli  dan  atau  per- saingan  usaha  tidak  sehat  sebagaimana  diatur  dalam
Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
d.  mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 36;
e.  memberikan  saran  dan  pertimbangan  terhadap  kebi- jakan Pemerintah yang berkaitan dengan praktek mo-
nopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat; f.  menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan
dengan undang-undang ini; g.  memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Ko-
misi kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat. Wewenang KPPU dalam Pasal 36 meliputi:
a.  menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat; b.  melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan
usaha  dan  atau  tindakan  pelaku  usaha  yang  dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat;
c.  melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus  dugaan  praktek  monopoli  dan  atau  persaingan
usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau oleh  pelaku  usaha  atau  menghadirkan  pelaku  usaha,
saksi, saksi ahli, atau setiap orang sebagaimana dimak- sud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia memenuhi
panggilan komisi;
d.  meminta  keterangan  dari  instansi  Pemerintah  dalam kaitannya dengan penyelidikan dan atau pemeriksaan
terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan un- dang-undang ini;
KPPU adalah untuk mengawal terselenggaranya demokrasi dalam bidang ekonomi yang menghendaki adanya kesem-
patan  yang  sama  bagi  setiap  warga  negara  untuk  berpar- tisipasi  di  dalam  proses  produksi  dan  pemasaran  barang
dan  atau  jasa,  dalam  iklim  usaha  yang  sehat,  efektif,  dan eisien sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
dan bekerjanya ekonomi pasar yang wajar. Adalah hak se- tiap orang yang berusaha di Indonesia harus berada dalam
situasi  persaingan  yang  sehat  dan  wajar,  sehingga  tidak menimbulkan adanya pemusatan kekuatan ekonomi pada
pelaku usaha tertentu, dengan tidak terlepas dari kesepaka- tan yang telah dilaksanakan oleh negara Republik Indonesia
terhadap perjanjian-perjanjian internasional.
Dalam Pasal 30 ayat 1 dikatakan untuk mengawasi
pelaksanaan Undang-undang ini dibentuk KPPU. Komisi ini adalah lembaga independen yang terlepas dari pengaruh dan
kekuasaan pemerintah serta pihak lain ayat 2 yang ber- tanggung jawab kepada presiden ayat 3. Komisi terdiri
atas seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan sekurang-kurangnya tujuh orang
anggota [Pasal 31 ayat 1]. Yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
ayat 2. Masa jabatan anggota Komisi adalah lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan
berikutnya ayat 3.
Dalam Pasal 35 tugas komisi meliputi:
a.  melakukan  penilaian  terhadap  perjanjian  yang  dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 16;
b.  melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan ter-
jadinya  praktek  monopoli  dan  atau  persaingan  usaha
20
Undang-Undang    No.  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4279.
21
Keberadaan  Dewan  Pendidikan  ini  disebut  eksplisit  dalam  Pasal  56  ayat
260 Perkembangan dan Konsolidasi
Lembaga Negara Pasca Reformasi
261 Lembaga
Negara Lainnya
Kepolisian  Nasional  berwenang  untuk  Pasal  38  ayat  2, a mengumpulkan dan menganalisis data sebagai bahan
pemberian saran kepada Presiden yang berkaitan dengan anggaran  Polri,  pengembangan  sumber  daya  manusia
Polri, dan pengembangan sarana dan prasarana Polri; b memberikan saran dan pertimbangan lain kepada Presiden
dalam upaya mewujudkan Polri yang profesional dan man- diri; dan c menerima saran dan keluhan dari masyarakat
mengenai kinerja kepolisian dan menyampaikannya kepada Presiden.
Untuk  mengisi  keanggotaan  komisi  diatur  dengan keputusan  presiden  [Pasal  39  ayat  3]  yang  berasal  dari
berbagai unsur [Pasal 39 ayat 2]  pemerintah, pakar ke- polisian, dan tokoh masyarakat sebanyak sembilan orang
[Pasal  39  ayat  1]  terdiri  atas  seorang  ketua  merangkap anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, seorang
sekretaris  merangkap  anggota  dan  enam  orang  anggota. Menurut Pasal 40 segala pembiayaan yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan tugas Komisi Kepolisian Nasional dibebankan pada APBN.
E.  Dewan Pertahanan Nasional