47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian mengenai kemampuan pemecahan masalah matematik siswa ini dilakukan di MTsN Tangerang II Pamulang pada kelas VIII-4 sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol. Materi matematika yang diajarkan pada penelitian ini adalah materi bangun ruang sisi datar dengan pokok
bahasan kubus, balok, prisma dan limas. Pada penelitian ini kelas eksperimen yang terdiri dari 37 orang siswa diajarkan menggunaan model pembelajaran
Treffinger, sedangkan kelas kontrol yang terdiri dari 36 orang siswa diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Berikut ini disajikan data kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelas Eksperimen
Data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas eksperimen ditunjukan dalam tabel distribusi di bawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Kelas Eksperimen No. Interval
Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif ≥ f
k
f
i
f
1. 28 - 37
2 5,41
100 2.
38 - 47 5
13,51 94,59
3. 48 - 57
4 10,81
81,08 4.
58 - 67 9
24,32 70,27
5. 68 - 77
8 21,62
45,95 6.
78 - 87 8
21,62 24,32
7. 88 - 97
1 2,70
2,7
Jumlah 37
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 10. Hasil tes kemampuan
pemecahan masalah matematik pada kelas eksperimen memperoleh nilai rata- rata 64,39, nilai rata-rata tersebut berada pada interval 58 – 67. Dari data
tersebut terlihat bahwa sekitar 26 siswa atau sebesar 70,27 siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan rata-rata kelas.
Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa 29,73 siswa kelompok
eksperimen tersebut mendapat nilai hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika lebih besar dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimum KKM yang ditetapkan oleh sekolah tempat penelitian yaitu 75 11 siswa mendapat nilai ≥ 75.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Kelas Kontrol
Data hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik siswa kelas kontrol ditunjukan dalam tabel distribusi di bawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa
Kelas Kontrol No. Interval
Frekuensi Absolut
Frekuensi Kumulatif ≥ f
k
f
i
f
1. 16–26
2 5,56
100 2.
27–37 8
22,2 94,44
3. 38–48
6 16,7
72,22 4.
49–59 9
25 55,56
5. 60–70
6 16,7
30,56 6.
71–81 5
13,9 13,89
Jumlah 36
100
Dari table diatas dapat diketahui bahwa banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 11. Hasil tes kemampuan
pemecahan masalah matematik pada kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata 50,33, nilai rata-rata tersebut berada pada interval 49 – 70. Dari data tersebut
terlihat bahwa sekitar 20 siswa atau sebesar 50,56 siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan rata-rata kelas.
Berdasarkan hasil posttest diketahui bahwa 13,89 siswa kelompok
kontrol tersebut mendapat nilai hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika lebih besar dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimum KKM yang ditetapkan oleh sekolah tempat penelitian yaitu 75 5 siswa mendapat nilai ≥ 75.
Perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam tebel berikut ini:
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Deskriptif
Kelas Eksperimen
Kontrol
Jumlah Siswa 37
36 Nilai Tertinggi
96 80
Nilai Terendah 28
16 Mean
64,39 50,33
Median 65,83
50,94 Modus
65,83 54
Varians s
2
249,09 269,657
Simpangan Baku s 15,78
16,42 Kemiringan
- 0,09125 -0,223
Ketajaman 0,278
0,301 Dari tabel 4.3 di atas dapat terlihat adanya perbedaan hasil perhitungan
statistik deskriptif diantara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai siswa tertinggi di kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan kelas kontrol dengan selisih 16, begitu pula dengan nilai siswa terendah, nilai terendah di kelas eksperimen lebih besar 12 angka dibanding
kelas kontrol. Nilai rata-rata dari 37 siswa di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata dari 36 siswa di kelas kontrol dengan selisih
14,06. Jika dilihat dari simpangan baku, simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dari pada kelas kontrol, ini menunjukkan bahwa nilai kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa di kelas eksperimen lebih seragam dari pada nilai di kelas kontrol.