Kombinasi Pembelajaran TGT Dengan

21 permainan proses yang terjadi adalah menyenangkan sehingga itu akan membantu siswa merasa nyaman. Permainan ini dilakukan beberapa kali sampai waktu yang telah ditetapkan selesai. Untuk memberikan semangat dalam permainan ini, dalam permainan ini diberikan reward dan punishment yang sebelum permainan disepakati terlebih dahulu. 4 Turnamen Turnamen dalam tahapan ini adalah turnamen yang berada di dalam TGT. Dimana setiap anggota kelompok dari satu tim menempati meja-meja yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan yang hampir sama. 5 Evaluasi Pembelajaran Tahapan ini digunakan untuk menguji tentang hasil dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Bentuk evaluasi dalam tahapan ini berupa posttest. 6 Penghargaan Tim Tahapan ini merupakan tahapan reward kepada hasil kerja kelompok, permainan, dan juga turnamen. Dalam pembelajaran ini guru bersifat sebagai instruktur dan pengawas suapaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Keberhasilan dalam pembelajaran ini bergantung kepada kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan siswa lainnya.

2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Dalam ilmu psikologi, “belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaran jenis dan jenjang pendidikan. ”21 pernyataan ini berarti bahwa proses belajar yang dialami akan mempengaruhi hasil akhir dari sebuah pembelajaran, berupa berhasil atau gagalnya tujuan pembelajaran tersebut. Skinner berpendapat bahwa “belajar 21 Muhibin Syah, Psik ologi Pendidik an dengan Pendekatan Baru , Bandung: PT Re ma ja Rosdakarya, 2010, cet. Ke -15 h. 87. 22 bukan melakukan – belajar adalah mengubah apa yang kita lakukan”. 22 Belajar merupakan proses perubahan pola pikir. Seseorang dapat dikatakan belajar jika dia menyatakan jauh itu bukan dikarenakan lelahnya dalam berjalan tetapi ada jarak yang harus ditempuh, ada satuan dalam jarak itu yang lebih besar dari jarak yang sebelumnya. Menurut Ernes ER. Hilgard, definisi belajar adalah sebagai berikut: “Learning is the process by which an activity originates or is changed throught training procedures whether in the laboratory or in the natural environment as distinguished from changes by factor not attributable to training.” 23 Pernyataan ini memiliki maksud bahwa seseorang dapat dikatakan belajar jika dapat melakukan segala sesuatu dengan melakukan latihan- latihan sehingga dapat berubah. Perubahan yang dimaksud berupa penambahan pengetahuan atau sikap. Pada hakikatnya belajar adalah merubah tingkah laku seseorang meliputi keseluruan pribadinya dengan hasil yang diharapkan berupa perubahan pengetahuan, sikap, perluasan minat, penghargaan norma-norma, kecakapan dan lainnya. Perubahan-perubahan tersebut merupakan hasil dari pengalamannya sendiri dan interaksinya dengan lingkungan. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar sedangkan perubahan tingkah laku merupakan hasil dari belajar. 24 Hasil belajar merupakan suatu pola yang beruntun yang merupakan hasil dari sebuah proses. Hasil belajar tidak hanya berupa nilai- nilai yang dapat terlihat dalam sebuah kertas ujian, tapi perubahan- perubahan dalam perbuatan, sikap, dan keteramp ilan yang ditunjukan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain menyatakan bahwa suatu siswa dapat dikatakan berhasil apabila 75 dari jumlah siswa yang mengikuti proses belajar mengajar atau mencapai taraf keberhasilan minimum, optimal, atau bahkan maksimal. 25 75 merupakan tolok ukur dalam keberhasilan seorang guru dalam 22 Margaret E. Gredler, Learning and Instruction: Teori dan Aplikasi, terj: Tri Wibowo Jaka rta: Kencana, 2011, h. 118. 23 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, h. 4. 24 Muspiroh, “Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Dengan Menggunakan Metode Proble m Posing Secara Berke lo mpok ”, Skripsi , UIN Syarif Hidayatullah Jaharta, 2010, h. 24. 25 Syaifu l Bahri Dja marah dan Aswan Zain, Op. Cit., 108. 23 mengajar. Pembelajaran akan dikatakan berhasil jika 75 siswa yang belajar berubah dari pemahaman, tingkah laku, keterampilan, atau hal lainnya yang merupakan tujuan dari pembelajaran tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka belajar merupakan proses untuk merubah tingkah laku seseorang serta peningkatan kualitas diri yang sesuai dengan aturan-aturan norma-norma yang ada. Sedangkan hasil be lajar adalah kewujudan dari proses pembelajaran yang dapat dilihat dari perubahan-perubahan nilai, sikap, pemahaman, keterampilan, dan lain halnya yang merupakan tujuan dari pembelajaran. Domain kognitif adalah pengetahuan dan ingatan, pemahaman, menjelaskan, meringkas dan contoh, menerapkan, menguraikan, menentukan hubungan, mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, dan menilai. Domain afektif adalah sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi, karakteristik. Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routinedan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual. Menurut Reigeluth seperti yang dikutip oleh Nurdin, menyatakan bahwa hasil pembelajaran secara umum dapat dikategorisasikan menjadi tiga indikator, yaitu 1 efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan siswa dari berbagai sudut; 2 efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar danatau biaya pembelajaran, dan 3 daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari dari tendensi siswa ingin belajar terus menerus. Secara spesifik, hasil belajar adalah suatu kinerja yang diindikasikan sebagai kapabilitas kemampuan yang diperoleh. 26 Bloom mengkategorikan hasil belajar kedalam tiga kemampuan yang dapat diamati pada saat pembelajaran. Kemampuan yang merupakan hasil belajar menurut Bloom mencakup kemampuan kognitif, afekif, dan psikomotor. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan dalam mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensistesis, dan menilai hal- hal yang dipelajari. 26 Nurdin Ibrahim, “Hasil Belajar Fisika Siswa SLTP Terbuka Tanjungsari Sumedang Jawa Barat”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 031, Tahun ke-7, September 2001, h. 487.

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205