60 Group Investigation diterapkan pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol
menerapkan model konvensional. Pada tahap pertama kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapat perlakuan yang sama yaitu pelaksanaan tes awal. Tes awal
digunakan untuk menghitung kesamaan kemampuan awal antara kedua kelas. Setelah itu melaksanakan proses belajar mengajar pada kedua kelas tersebut.
Kelompok pertama kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, sedangkan kelompok
kedua kelas kontrol tidak diberi perlakuan tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, tetapi menggunakan model
konvensional. Tes akhir dilaksanakan pada saat akhir pembelajaran untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas yang
mendapat perlakuan dan yang tidak.
3.2 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan rangkaian tahap kegiatan yang dilaksanakan peneliti selama melakukan penelitian. Secara garis besar, prosedur
penelitian yang dilalui oleh peneliti dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Penjelasan lebih lanjut mengenai
ketiga tahap tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
3.2.1 Tahap Persiapan
Merupakan tahap awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian. Tahapannya sebagai berikut:
61 1
Mengajukan topik.
Pada tahap ini, peneliti mengajukan tiga topik dengan bidang kajian yang berbeda ke lembaga PGSD UNNES UPP Tegal. Setelah diseleksi
oleh tim ahli dosen PGSD UNNES UPP Tegal, maka terpilihkan satu topik yang dianggap paling baik untuk diangkat sebagai topik penelitian.
2 Menentukan tempat penelitian.
Pada tahap ini, peneliti memilih SD Negeri Kedungpucang Kabupaten Purworejo dengan alasan karena SD tersebut memiliki kelas
paralel dan jumlah siswa yang relatif sama. Jumlah siswa di kelas IV A dan IV B sama-sama berjumlah 20 siswa.
3 Melakukan wawancara tidak terstruktur dan observasi.
Pada tahap ini, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur dan observasi untuk memperoleh data awal yang meliputi keadaan
pembelajaran IPA dan permasalahan yang ada. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas, di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan Sugiyono 2013: 191. Peneliti melakukan wawancara tidak
terstruktur kepada dua guru kelas IV SD Negeri Kedungpucang, yaitu Katrin Deritawati, S.Pd dan Khoirunnajah Ristiyanto, S.Pd. Observasi
dilakukan pada kelas IV A dan IV B di SD Negeri Kedungpucang Kabupaten Purworejo. Pedoman wawancaragaris-garis besar yang
ditanyakan terdapat pada lampiran 9.
62 4
Menentukan populasi.
Pada tahap ini, peneliti menentukan populasi berdasarkan data awal yang diperoleh dari guru SD Negeri Kedungpucang Kabupaten Purworejo.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV A dan siswa kelas IV B SD Negeri Kedungpucang Kabupaten Purworejo yang
berjumlah 40 siswa. 5
Menentukan sampel.
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah proportionate stratified random sampling. Pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Strata dalam penelitian ini yaitu pemisahan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam pengambilan sampel. 6
Mengajukan proposal penelitian.
Pada tahap ini, peneliti mengajukan proposal penelitian kepada lembaga PGSD UPP Tegal. Proposal yang peneliti ajukan, sebelumnya
dikonsultasikan dahulu kepada dosen pembimbing yaitu Mur Fatimah, S.Pd, M.Pd.
7 Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran RPP.
Pada tahap ini, peneliti membuat RPP sesuai dengan materi yang dipilih dalam silabus. RPP yang dibuat merupakan RPP untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol. RPP dalam penelitian ini terdapat pada lampiran 13 sampai 21.
63 8
Membuat lembar observasi aktivitas belajar.
Pada tahap ini, peneliti membuat lembar observasi aktivitas belajar yang berisi tentang butir-butir yang akan diamati untuk mengukur tingkat
keaktifan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Lembar observasi aktivitas belajar siswa dibuat
berdasarkan model pembelajaran yang digunakan. Lembar observasi aktivitas dalam penelitian ini terdapat pada lampiran 36 sampai 41.
9 Membuat kisi-kisi soal.
Pada tahap ini, peneliti membuat kisi-kisi soal sesuai materi yang diambil dan indikator pembelajaran. Kisi-kisi soal yang dibuat dilengkapi
dengan indikator butir soal, nomor soal, tingkat ranah kognitif dan tingkat kesukaran soal. Kisi-kisi soal dalam penelitian ini terdapat pada lampiran
23. 10 Membuat soal uji coba.
Pada tahap ini, peneliti membuat soal uji coba berbentuk soal pilihan ganda berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Pembuatan soal
memperhatikan tampilan dan isi soal yang kemudian diuji oleh tim ahli. Setelah diuji validitas isi oleh tim ahli selanjutnya soal diujicobakan. Soal
uji coba dalam penelitian ini terdapat pada lampiran 24. 11 Membuat lembar pengamatan model.
Pada tahap ini, peneliti membuat lembar pengamatan model Group Investigation GI untuk memastikan bahwa model tersebut benar-benar
terlaksana dengan baik. Aspek-aspek yang diamati disesuaikan dengan
64 langkah-langkah model pembelajaran Group Investigation. Lembar
pengamatan model GI dalam penelitian ini terdapat pada lampiran 34. 12 Mengurus perijinan penelitian.
Pada tahap ini, peneliti mengurus perijinan penelitian yang dimulai dari perijinan dari dosen pembimbing Mur Fatimah, S.Pd, M.Pd,
lembaga PGSD UPP Tegal, BAPPEDA Kota Purworejo, SD Negeri Kedungpucang Kabupaten Purworejo, dan SD Negeri Kaliurip Kabupaten
Purworejo.
3.2.2 Tahap Pelaksanaan