Pengertian Pendidikan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

22

2.1.1. Pengertian Pendidikan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 dijelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Berdasarkan pengertian tersebut tampak bahwa pendidikan tidak hanya mencerdaskan secara kognitif pengetahuan tetapi juga secara afektif sikap yang membentuk kepribadian serta psikomotor keterampilan yang diperlukan dalam hidup siswa. Ahmadi, H. Abu. dan Nur Uhbiyati 2003: 70, pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita- citakan dan berlangsung terus menerus. Uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pemerintah atau warga masyarakat dalam suatu bangsa guna menghasilkan generasi yang sadar, terdidik, dan berkarakter demi kemajuan bangsa itu sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan itu sendiri yaitu mengusahakan supaya tiap-tiap orang sempurna pertumbuhan tubuhnya, sehat otaknya, baik budi pekertinya. Sehingga dia dapat mencapai puncak kesempurnaannya dan berbahagia hidupnya lahir batin. Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah, sebab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, 23 masyarakat, sekolah, dan pemerintah. Orang tua dan masyarakat juga berperan dalam membimbing anak menuju kedewasaan dan menjadi manusia seutuhnya.

2.1.2. Pengertian Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran

Kegiatan belajar, mengajar, dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh. Ketiga kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Berikut ini merupakan penjabaran tentang belajar, mengajar, dan pembelajaran.

2.1.2.1. Belajar

Belajar merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berbagai pendapat untuk menjelaskan pengertian belajar telah dilontarkan para ahli. Cronbach dalam Suprijono 2013: 2, Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. Maknanya bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. Gagne dalam Siregar dan Nara 2014: 4 Learning is relatively permanent change in behavior that result from past experience or purposeful instruction. Belajar adalah suatu perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun dari pembelajaran yang bertujuandirencanakan. Pengalaman diperoleh individu dalam interaksinya dengan lingkungan, baik yang tidak direncanakan maupun yang direncanakan, sehingga menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap. Robbins dalam Trianto 2012: 15 mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu pengetahuan yang sudah dipahami dan sesuatu pengetahuan yang baru. Makna belajar di sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui nol, tetapi merupakan keterkaitan dari 24 dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru. Menurut Slameto 2013: 2 belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan seseorang sehingga mengalami perubahan sebagai hasil pengalaman interaksinya dengan lingkungan yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam belajar menurut Slameto 2013: 3- 5 yaitu sebagai berikut: 1 Perubahan terjadi secara sadar. Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2 Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar selanjutnya. 3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. 4 Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, dan bersin tidak dapat digolongkan 25 sebagai perubahan dalam belajar. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan menetap. 5 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar- benar disadari. 6 Perubahan mencakup seluruh aspek perilaku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

2.1.2.2. Mengajar

Menurut Howard dalam Slameto 2012: 32 mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals cita-cita, appreciations penghargaan dan knowledge, sedangkan menurut Dequeliy dan Gazali dalam Slameto 2012: 30 mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Beberapa pengertian tentang mengajar, dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk membantu orang lain mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

2.1.2.3. Pembelajaran

Belajar erat kaitannya dengan pembelajaran. Trianto 2012: 17 menjelaskan pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi 26 berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah suatu usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Winkel 1991 dalam Siregar dan Nara 2014: 12 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa. Senada dengan pengertian pembelajaran tersebut Briggs 1992 dalam Rifa’i dan Ani 2011: 193 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi yang dilakukan secara verbal lisan dan nonverbal, seperti penggunaan media pembelajaran. Komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran memudahkan proses belajar siswa. Komunikasi tersebut memberikan sejumlah informasi yang diperlukan siswa dalam belajar yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Rifa’i dan Anni 2011: 194 menjelaskan pembelajaran dalam prosesnya akan melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut, antara lain: 1 tujuan, 2 subjek belajar, 3 materi pelajaran, 4 strategi pembelajaran, 5 media pembelajaran, 6 penunjang, dan 7 evaluasi. Komponen-komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan dalam pembelajaran. 27 Dalam pembelajaran siswa sebagai subjek belajar sekaligus objek belajar mendapat bimbingan dari guru. Pembelajaran ini harus mempunyai tujuan yang jelas, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan kurikulum sekolah. Pembelajaran memerlukan perencanaan sebelum dilaksanakannya pembelajaran. Perencanaan pembelajaran itu meliputi tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran yang akan disampaikan, strategi pembelajaran yang tepat agar tujuan dapat tercapai, media pembelajaran yang diperlukan dalam proses belajar mengajar, dan penunjang pembelajaran berupa fasilitas belajar yang berfungsi sebagai pelengkap serta mempermudah proses pembelajaran. Pemilihan alat evaluasi yang tepat juga menjadi hal penting dalam pembelajaran. Evaluasi dapat diberikan selama proses pembelajaran masih berlangsung untuk mengevaluasi proses pembelajaran maupun pada akhir pembelajaran untuk mengevaluasi hasil pembelajaran.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Slameto 2013: 54-72 menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. 1 Faktor Intern 1 Jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat, belajarnya juga terganggu. 28 2 Psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, dan kematangan. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar. Perhatian dan minat juga penting. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian dan bukan yang diminati siswa, siswa akan merasa bosan dan tidak belajar dengan baik. 3 Kelelahan juga mempengaruhi belajar. Maka agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari agar jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. 2 Faktor Ekstern 1 Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. 2 Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3 Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya 29 siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan faktor-faktor di atas metode mengajar adalah salah satu faktor ekstern dalam sekolah yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Metode mengajar adalah suatu cara jalan yang harus dilalui di dalam mengajar, sehingga guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Kurangnya kesiapan dan penguasaan bahan pelajaran menyebabkan guru dalam menyajikan materi pelajaran tidak jelas, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar. Guru yang berani mencoba metode-metode yang baru, dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, metode mengajar harus diusahakan tepat, efisien, dan efektif.

2.1.4. Aktivitas Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKUNDEN KABUPATEN BANYUMAS

2 73 336

KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD KELURAHAN PATI LOR

0 8 220

KEEFEKTIFAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK SISWA KELAS IV SDN GUGUS PLANGKAWATI SEMARANG

1 38 326

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

0 33 267

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATERI MISI KEBUDAYAAN INTERNASIONAL TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WANGON BANYUMAS

1 16 218

KEEFEKTIFAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI MEMAINKAN LAGU DENGAN ALAT MUSIK MELODIS (RECORDER) DI SD NEGERI KEDUNGKELOR 02 KABUPATEN TEGAL

0 6 304

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBASIS LINGKUNGAN UNTUK Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbasis lingkungan untuk meningkatkan aktivitas belajar ipa pada siswa kelas iv sd ne

0 1 14

KEEFEKTIFAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI SISWA KELAS IV DI SD GUGUS SRIKANDI KOTA SEMARANG

0 0 93

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 SIWARAK

0 0 14