39
2.1.9. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja secara kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang
dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen Rusman 2012: 202.
Selanjutnya menurut Slavin 2010: 4 pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari
materi pelajaran.
Abdulhak 2001 dalam Rusman 2012: 203, bahwa “pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga
dapat mewujudkan pemahaman bersama antara peserta belajar itu sendiri”.
Siahaan 2005 dalam Rusman 2012: 205 mengutarakan lima unsur esensial yang ditekankan dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: a saling
ketergantungan yang positif, b interaksi berhadapan face-toface interaction, c tanggung jawab individu individual responsibility, d keterampilan sosial
social skills, e terjadi proses dalam kelompok group processing.
Rusman 2012: 206, ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni: 1 cooperative task atau tugas kerja sama dan 2 cooperative incentive structure,
atau struktur insentif kerja sama. Tugas kerja sama berkenaan dengan suatu hal yang menyebabkan anggota kelompok kerja sama dalam menyelesaikan tugas
yang telah diberikan. Sedangkan struktur insentif kerja sama merupakan sesuatu
40 hal yang membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerja sama dalam
rangka mencapai tujuan kelompok tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif yaitu model pmebelajaran yang dirancang dengan
menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk memperoleh
pemahaman dalam belajar. 2.1.10.
Model Group Investigation
Slavin 1995 dalam Rusman 2012: 220 menyebutkan model kooperatif investigasi kelompok dilandasi oleh filosofi belajar John Dewey. Model
kooperatif ini telah secara meluas digunakan dalam penelitian dan memperlihatkan kesuksesannya terutama untuk program-program pembelajaran
dengan tugas spesifik.
Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model pembelajaran tipe Group Investigation, yaitu 1 untuk meningkatkan kemampuan
kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas, 2 komponen emosional lebih penting daripada
intelektual, yang tidak rasional lebih penting daripada rasional dan 3 untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah harus
lebih dahulu memahami komponen emosional dan irrasional Rusman 2012: 223.
Slavin 2010: 218-219, model Invetigasi Grup dilaksanakan melalui enam
tahap, yaitu:
1 Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok.
Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran. Para siswa bergabung dengan
41 kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih. Komposisi
kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi
pengaturan. 2
Merencanakan tugas yang akan dipelajari. Para siswa merencanakan bersama mengenai: apa yang kita
pelajari? Bagaimana
kita mempelajarinya?
Siapa melakukan
apa?pembagian tugas Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?
3 Melaksanakan investigasi.
Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usah-
usaha yang dilakukan kelompoknya. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan.
4 Menyiapkan laporan akhir.
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka
laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengorganisasikan rencana-rencana presentasi. 5
Mempresentasikan laporan akhir. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam
bentuk. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya
42 aktif. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan
presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
6 Evaluasi
Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan
pengalaman-pengalaman mereka. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Penilaian atas pembelajaran harus
mengevaluasi pemikiran paling tinggi.
2.1.11. Hakikat IPA