25.  Gagasan utama paragraf ke empat adalah .... A. keragaman biota laut
B. gizi dalam biota laut C. lokasi biota laut
D. manfaat biota laut
26. Perhatikan pernyataan di bawah ini
Ikan  dan  rumput  laut  bermanfaat  bagi  kesehatan  karena  banyak mengandung gizi.
Tanggapan logis terhadap pernyataan tersebut adalah .... A.  Kurang setuju karena mengonsumsi  ikan dapat  menyebabkan alergi  bagi
sebgaian orang. B.  Setuju  karena  ikan  dan  rumput  laut  memiliki  kandungan  protein  dan
vitamin yang tinggi. C.  Setuju  karena  dengan  mengonsumsi  ikan  dan  rumput  laut  meningkatkan
kecerdasan otak. D.  Tidak  setuju  karena  masih  banyak  makanan  lain  yang  mengandung  gizi
lebih tinggi daripada ikan.
27. Perhatikan beberapa pernyataan di bawah ini
I. Terumbu karang dapat hidup di perairan pantai manapun.
II. Ikan dan rumput laut sangat bermanfaat bagi kesehatan.
III. Perkembangan rumput laut harus diawasi secara berkala.
IV. Biota laut hanya terdapat di Pantai Bunaken.
Pernyataan yang sesuai dengan teks “Biota Laut” terdapat pada nomor ....
A. I dan II B. II dan III
C. III dan IV D. II dan  IV
28.  Nilai positif yang dapat diambil dari teks “Biota Laut” adalah ....
A.  Indonesia  memiliki  kekayaan  laut  yang  luar  biasa  sehingga  harus dilestarikan.
B.  Tanaman  bakau  sangat  bermanfaaat  bagi  lingkungan  karena  dapat menahan abrasi.
C.  Indonesia memiliki potensi pariwisata yang kuat didukung oleh biota laut yang hebat.
D.  Industri  ikan  laut  Indonesia  sangat  membantu  perekonomian  nelayan  dan industri rumahan.
29.  Sikap  positif  yang  dapat  Anda  lakukan  setelah  membaca  teks “Biota Laut”
adalah .... A.  Tidak merusak lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
B.  Mengabadikan keindahan biota laut dan mengunggahnya ke media sosial. C.  Menjaga kelestarian biota laut dengan menjaga kebersihan pantai.
D.  Mengunjungi Bunaken untuk melihat berbagai macam biota laut.
Bacalah teks berikut ini untuk menjawab pertanyaan nomor 30-35
Sampah Elektronik, Mau Dibawa ke Mana?
Bagi  manusia  modern  hidup  dengan  dikelilingi  oleh  perangkat  elektronik sudah menjadi hal yang biasa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari data US Cencus
Bureau pada Januari 2014 mengungkapkan bahwa jumlah ponsel yang digunakan masyarakat  Indonesia  sebanyak  281  juta.  Padahal,  penduduk  negeri  ini  hanya
sekitar  251  juta.  Banyak  orang  yang  memiliki  lebih  dari  satu  ponsel  untuk berkomunikasi  maupun  mengakses  informasi.  Ketika  ponsel  rusak  pun,  dengan
ringan kita menggantinya dengan yang baru.
Berdasarkan  survei  yang  dilakukan  Dinas  Kebersihan  DKI  Jakarta  dan organisasi nirlaba Waste4Change, 55 persen penduduk Jakarta tidak tahu ke mana
sampahnya  dibawa.  Namun,  jawaban  atas  pertanyaan  itu  sendiri  pun  sebenarnya tak  menggembirakan.  Indonesia  belum  punya  pusat  pengelolaan  sampah
elektronik.  Sebagian  besar  sampah  ini  masih  tertumpuk  di  tempat  pembuangan akhir TPA. Sebagian kecilnya dikelola di tempat pemisahan sampah elektronik,
yang ada di Pulau Jawa dan Batam. Komponen yang masih bisa digunakan, antara lain  plastik  dan  tembaga,  dipisahkan  lantas  diekspor  ke  Singapura  untuk  didaur
ulang.
Padahal sampah elektronik yang tidak terkelola dengan baik menimbulkan masalah.  Komponen-komponennya  mengandung  bahan  berbahaya  dan  beracun
B3.  Circuit  board  komputer  misalnya,  mengandung  logam-logam  berat  seperti timah,  krom,  besi,  timbal,  perak,  dan  tembaga.  Komponen  di  dalam  televisi  dan
monitor  komputer  bekas  pun  mengandung  timah,  kadmium,  dan  merkuri.  Jika tidak ditangani dengan benar, maka limbah-limbah tersebut akan menjadi polutan
bagi  air,  tanah,  dan  udara.  Ini  juga  akan  berpengaruh  buruk  terhadap  kesehatan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Di  Indonesia,  meski  pengelolaan  sampah  sudah  diatur  UU  Nomor  18 Tahun 2008, praktiknya masih jauh dari optimal. Konsumen pun kerap tak punya
pilihan selain menjualnya ke tukang loak atau membuangnya ke tempat  sampah. Melihat  hal  ini,  PT  Mitra  Kersa  Artha,  sebuah  perusahaan  berbasis  layanan
digital,  mengambil  inisiatif.  Mereka  meluncurkan  usaha  pengumpulan  sampah elektronik  iSiaga  Ecocash.  Ecocash  menyalurkan  sampah-sampah  tersebut  untuk
dipilah  dan  di  daur  ulang  oleh  pihak  yang  tepat.  Adanya  Ecocash  diharapkan dapat  membantu  masyarakat  Indonesia  yang  kesulitan  membuang  sampah
elektroniknya.
Dikutip dari http:www.infoklasika.print.kompas.com dengan pengubahan.