4 Guru  memberikan  permasalahan  dalam  bentuk  kartu  soal  kepada  peserta didik.
5 Peserta  didik  diminta  untuk  berfikir  tentang  materipermasalahan  yang disampaikan guru.
6 Peserta  didik  diminta  berpasangan  dengan  teman  sebelahnya  kelompok  2 orang dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.
7 Guru  memberi  kesempatan  kepada  kelompok  untuk  melaporkan  hasil diskusinya  di  depan  kelas,  diikuti  dengan  kelompok  lain  yang  memperoleh
hasil yang berbeda sehingga terjadi proses berbagisharing pada diskusi kelas. 8 Guru memberikan kesimpulan akhir dari diskusi kelas.
9 Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara klasikal dengan menekankan strategi komunikasi matematik.
10 Guru merefleksi.
2.1.9 Model Pembelajaran Ekspositori
Menurut  Suyitno  2004:4,  ekspositori  adalah  cara  penyampaian pelajaran dari guru kepada peserta didik di dalam kelas dengan cara berbicara di
awal pelajaran,  menerangkan  materi dan  contoh  soal disertai tanya  jawab.  Dapat dikatakan bahwa, pembelajaran  ekspositori adalah pembelajaran tradisional  yang
sama seperti metode ceramah dengan guru sebagai pemberi informasi. Akan tetapi dalam model pembelajaran ekspositori dominasi guru banyak berkurang.
Secara  garis  besar  Djamarah  1995  :  23  menyatakan  prosedur  model ekspositori meliputi, 1 preparasi, yaitu guru mempersiapkan bahan selengkapnya
secara  sistematis  dan  rapi,  2  apersepsi,  yaitu  guru  bertanya  atau  memberikan
uraian  singkat  yang  akan  diajarkan,  3  presentasi,  yaitu  guru  menyajikan  bahan dengan  cara  memberikan  ceramah  atau  anak  didik  membaca  bahan  yang  telah
disiapkan dari buku teks  tertentu  yang ditulis  guru sendiri, dan 4  resitasi,  yaitu anak didik  disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri tentang  pokok-
pokok masalah yang telah dipelajari baik lisan maupun tulisan. Menurut Suyitno 2004:2, mengungkapkan bahwa model pembelajaran
ekspositori  memiliki  kelebihan  dan  kekurangan.  Kelebihankekuatan  dari pembelajaran  ekspositori  adalah dapat  menampung  kelas  dalam  jumlah  yang
besar,  materi  yang  disampaikan  oleh  guru  menjadi  runtut  dan  jelas,  tercapainya kurikulum  secara  cepat,  dan  memberikan  waktu  yang  lebih  lama  dalam  guru
dalam  menerangkan  materi yang  dianggap  penting.  Sedangkan  kelemahan  dari model  pembelajaran  ekspositori  adalah  kreatifitas  dari  peserta  didik  kurang
berkembang,  cara  belajar  peserta  didik  cenderung  menghafal,  peserta  didik cenderung  pasif,  bosan,  dan  bahkan  ada  yang  tidak  paham ataupun  cepat  lupa
karenabanyaknya materi yang harus dipelajari.
2.1.10 Media Kartu Soal
Menurut  Suherman  2003:238,  media  merupakan  bentuk  jamak  dari kata medium  yang berarti  suatu saluran  untuk  komunikasi.  Pada dasarnya  media
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu media sebagai pembawa informasi, dan media sebagai alat untuk menanamkan konsep seperti alat-alat peraga pendidikan
matematika. Penggunaan  media  merupakan  salah  satu  usaha  untuk  memberikan
variasi  dalam  kegiatan  pembelajaran.  Media  belajar  juga  dapat  memberikan
banyak  manfaat  diantaranya  akan  membuat  pembelajaran  menjadi  lebih  menarik bagi  peserta  didik.  Dengan  media  belajar  materi  yang  diajarkan  menjadi  lebih
jelas  maknanya  sehingga  secara  tidak  langsung  peserta  didik  menjadi  lebih banyak belajar karena tidak sekadar mendengarkan uraian dari guru.
Menurut Djamarah
2002:140-142, mengelompokkan
media berdasarkan jenisnya  menjadi  tiga bagian,  yaitu  auditif,  visual,  dan  audio  visual.
Media  auditif,  merupakan  media  yang  mengandalkan  kemampuan  suara  saja, misalnya radio, piringan itam, cassette recorder. Media visual, merupakan media
yang  mengandalkan  indra  penglihatan.  Sebagai  contoh  foto,  gambar,  lukisan,  fil kartun,  film  bisu,  dan  film  strip.  Media  audiovisual,  merupakan  media  yang
mempunyai  unsur  suara  dan  unsure  gambar.  Media  ini  mempunyai  kemampuan yang lebih baik karena meliputi jenis media yang pertama dan kedua. Contohnya
film bigkai suara dan video cassette. Menurut  Depdiknas  2008:644,  kartu  mempunyai  arti  sebagai  suatu
kertas tebal yang tidak beberapa besar, berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan,  sedangkan  soal  berarti apa  yang  menuntut  jawaban,  hal  yang  harus
dipecahkan, masalah, perkara, urusan. Kartu soal yang dimaksud dalam penelitian ini  adalah  soal  yang  dikemas  ke  dalam  suatu  kartu  yang  dibuat  semenarik
mungkin  dan  soal  tersebut  memuat  aspek  komunikasi  matematik  yang berhubungan  dengan  matematika  khususnya  sub  materi  pokok  keliling  dan  luas
jajar  genjang,  persegi  panjang,  dan  persegi.  Dengan  menggunakan  kartu  peserta didik  akan  menyerap  konsep-konsep  matematika,  mencari  struktur-struktur
matematika  dan  menyelesaikan  soal-soal.  Kartu  soal  termasuk  dalam  media
pembelajaran  grafis  atau  visual  untuk  membantu  guru  mengajar.  Media  grafis merupakan  media  visual  yang  bahasanya  umum  dan  mudah  dimengerti.  Media
grafis memiliki banyak kelebihan diantaranya bersifat konkret, memperjelas suatu permasalahan, dan mengatasi permasalahan ruang dan waktu.
Soal  yang  dikemas  dalam  bentuk  kartu  soal  adalah  soal  berbentuk uraian.  Menurut  Arikunto  2007:163,  kebaikan-kebaikan  soal  berbentuk  uraian
antara lain sebagai berikut. 1 Soal uraian lebih mudah disiapkan dan disusun.
2 Soal berbentuk uraian tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau  untung-untungan.  Kemampuan  masing-masing  peserta  didik  dalam
melakukan penyelesaian masalah dapat diamati dengan baik. 3 Dapat  mendorong  peserta  didik  untuk  berani  mengemukakan  pendapat  serta
menyusunnya dalam bentuk kalimat yang bagus.
4
Memberi  kesempatan  kepada  peserta  didik  untuk  mengutarakan  maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri
.
5 Dapat mengetahui sejauh mana peserta didik mendalami suatu masalah yang diteskan.
2.1.11 Alat Peraga