Sektor Perikanan IDENTIFIKASI DAN ANALISIS SUMBER SEDIMEN
Mereka tinggal di atas waduk, memberikan pakan pada ikan, melakukan pembersihan karamba dan bertugas juga menjaga keamanan karambanya. Mereka
pun melakukan semua aktivitas manusia diatas waduk, seperti mandi, mencuci, dan makan. Walaupun 70 persen responden adalah warga sekitar waduk dan
memiliki rumah di darat, tetapi frekuensi ke darat sangat kecil, biasanya satu minggu sekali jika ada sholat jumat atau ada keperluan dengan keluarga.
Pendapatan buruh KJA berkisar Rp600.000,00 – Rp900.000,00 per bulannya,
dengan tambahan bahan makanan pokok dari pemilik KJA untuk hidup sehari-hari selama di air. Besarnya bervariasi tergantung dari pemilik KJA.
Gambar 10.
Komposisi Lama Pendidikan Responden RTP Kajian berikutnya adalah informasi limbah cair dan limbah padat yang
dihasilkan oleh aktivitas domestik penunggu KJA. Dari hasil penelitian, rata-rata responden memiliki 7 unit KJA dengan 2 orang pegawai yang tinggal menetap
diatas waduk. Informasi mengenai aktivitas domestik ini penting karena mereka menggunakan air waduk untuk mandi, mencuci dan buang air. Tentu saja hal ini
dapat mempengaruhi kualitas air waduk. Untuk limbah cair, rata-rata responden mandi dengan sabun mandi sebanyak 3 kali per hari, dengan air waduk yang
digunakan untuk mandi rata-rata per hari adalah 200 liter. Cuci pakaian dengan menggunakan deterjen, rata-rata 5 kali per minggu dengan jumlah air yang
digunakan sebanyak 250 liter. Mencuci perahu atau asset lain dilakukan rata-rata 2 kali per minggu dengan banyaknya air yang digunakan rata-rata sebanyak 100
liter. Mencuci perahu ini juga dilakukan dengan menggunakan sabun colek yang sama berbahayanya dengan mandi dan mencuci pakaian. BAB rata-rata dilakukan
1 kali per hari dengan jumlah air yang digunakan sebanyak 18 liter. Tabel dibawah ini berisi data limbah cair yang dihasilkan oleh rumah tangga sektor
perikanan : Tabel 15
. Data Limbah Cair dari Aktivitas Domestik di sektor Perikanan
Aktivitas Frekuensiminggu
Jumlah airRT Liter
Jumlah airminggu Liter
Mandi 21
4.354 10.932.718,23
Cuci pakaian 5
249,70 626.996,70
Cuci asset 2
105,80 265.663,80
BAB 7
18 44.068,05
TOTAL
4.727
11.869.446,78
Per bulan
47.477.787,12
Per tahun 569.733.445,44
Sumber : Hasil wawancara diolah
Berdasarkan data pada tabel 15 diatas, masing-masing penunggu di RTP perikanan yang tinggal di atas waduk memanfaatkan air sebanyak 4.727
literminggu untuk aktivitas domestiknya. Hal ini berarti bahwa perairan waduk tercemar oleh pemakaian sabun mandi dan sabun cuci setiap harinya sebanyak
675 liter. Berdasarkan sensus KJA 2011, Jumlah RTP petani yang ada di Waduk Cirata sebanyak 2.511 orang. Hasil survei ke RTP rata-rata setiap rumah tangga
petani KJA memiliki 2 pegawai, sehingga diprediksi jumlah penunggu yang tinggal di atas waduk sebanyak 5.022 orang. Jika pemakaian air per rumah tangga
dikalikan dengan jumlah RTP, maka diprediksi pencemaran limbah cair dari aktivitas domestik RTP diatas waduk sebanyak 12 juta literminggu, atau setara
dengan 570 juta litertahun. Jika dibandingkan dengan daya tampung air waduk, jumlah air yang tercemar karena aktivitas penunggu KJA relatif kecil, hanya 0,03
persen dari daya tampung waduk, namun dampak pencemaran bisa terlihat dalam jangka panjang.
Dampak pemakaian sabun mandi ataupun sabun cuci yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan aktivitas domestiknya dapat mempengaruhi kualitas
air waduk dan kegiatan budidaya perikanan. Menurut penelitian Halang 2004 menyebutkan bahwa deterjen dalam badan air dapat merusak insang dan organ
pernafasan ikan yang mengakibatkan toleransi ikan terhadap perairan yang
kandungan oksigennya rendah menjadi menurun. Ikan mas cyprinus
carpio
adalah organisme air yang sebagian besar dibudidayakan dalam KJA oleh masyarakat. Ikan ini responsif atau peka terhadap perubahan yang terjadi pada
lingkungannya. Jika konsentrasi larutan detergen lebih tinggi dari sitoplasma ikan, partikel detergen akan berdifusi dari larutan ke sel-sel pada insang ikan. Larutan
detergen terus-menerus berdifusi ke sel-sel insang dan insang pun akhirnya membengkak. Lama kelamaan sel-sel insang mengalami plasmolisis pecahnya
sel karena partikel detergen terus berdifusi. Karena selnya pecah, sitoplasma pun keluar, sehingga insang ikan terlihat mengeluarkan lendir. Setelah sel-sel
insangnya pecah, tentu saja ikan kehilangan organ untuk bernapas sehingga akhirnya ikan-ikan pada larutan detergen lemas dan kemudian mati satu per satu.
Cepat lambatnya insang ikan tersebut membengkak lalu mati dipengaruhi oleh konsentrasi detergen pada air. Semakin tinggi konsentrasi detergen pada air,
semakin cepat ikan itu akan mati. Selain ikan, air yang tercemari detergen dapat mengancam kehidupan organisme lain yang hidup di dalam air, seperti
fitoplankton, zooplanktonprotozoa, dan cyanobacteria. Jika organisme-organisme seperti fitoplankton mati, maka zooplankton akan mati karena tidak ada makanan,
ikan-ikan pun akan mati karena zooplankton yang biasa dimakan tidak ada. Dengan kata lain detergen dan polutan lainnya yang mencemari air dapat
memusnahkan seluruh organisme yang hidup di dalamnya.
Menurut penelitian Nastiti 1996 aktivitas rumah tangga penunggu KJA berkontribusi menghasilkan kandungan nutrien di perairan berupa N dan P.
Kandungan ini berupa material akibat kegiatan rumah tangga seperti penggunaan deterjen dan feses. Jika dibandingkan nutrien yang dihasilkan dari ikan maupun
pakan, kandungan unsur N dan P hasil kegiatan domestik tersebut sangat kecil namun tidak dapat diabaikan karena nutrien tersebut akan ikut terakumulasi.
Berdasarkan pendekatan RydingRast 1989 yang diacu Nastiti 1996, menyatakan bahwa kontribusi nutrien dari aktivitas domestik penunggu KJA
dapat dihitung sebagai berikut : N = Total N g dari penunggu KJA
P = Total P g dari penunggu KJA Dengan asumsi, 100 orang yang mandi, akan menghasilkan total N = 2 g dan total
P = 2 g. Berdasarkan data sensus KJA tahun 2011, terdapat 2.511 rumah tangga
petani dengan masing-masing RTP rata-rata memiliki 2 orang pekerja, maka terdapat 5.022 orang. Berdasarkan rumus diatas, maka aktivitas domestik RTP ini
berkontribusi menghasilkan N dan P ke perairan sebanyak 100,44 gramhari Lihat Tabel 17.
Untuk limbah padat berupa sampah, rata-rata setiap rumah tangga petani menghasilkan sampah sebanyak 4,6 KgRTPhari yang terdiri dari sampah organik
sebanyak 765 gramRTPhari, 3.843 gramRTPhari sampah anorganik dan 9 gramRTPhari sampah styrofoam bekas konstruksi KJA. Dalam penelitian ini
yang termasuk sampah organik adalah sampah kertas, sisa makanan, sisa sayur- mayur, dll, sedangkan yang termasuk kategori sampah anorganik adalah sampah
plastik bekas pakan, bungkus makanan, pembungkus mie instan, pembungkus kopi, pembungkus kue dan sampah plastik lainnya. Sampah styrofoam merupakan
sampah sisa konstruksi KJA yang lapuk, atau rusak. Perlakuan sampah yang biasa dilakukan oleh responden untuk sampah organik biasanya langsung dibuang ke
waduk untuk pakan ikan. Untuk sampah anorganik biasanya dibakar 83 ditempat dan abunya dibuang ke dalam waduk, hanya sebagian kecil yang
mengatakan langsung membuang sampahnya ke waduk 9. Untuk sampah jenis plastik pakan, biasanya dikumpulkan untuk dijual ke pengepul. Berikut ini adalah
tabel berisi data limbah padat di Waduk Cirata : Tabel 16
. Data Limbah Padat dari Aktivitas Domestik di Sektor Perikanan
Jenis sampah Volume sampah
gramRTPhari Volume sampah
gramWadukhari
Organik 765
1.920.915 Anorganik
3.843 9.649.773
Styrofoam 9
22.599
TOTAL
4.617 11.593.287
Per bulan Ton 348
Per tahun Ton 4.174
Sumber : Data Primer diolah
Aktivitas lain diatas waduk yang berpotensi menyumbang sampah adalah aktivitas warung keliling yang menjajakan minuman, makanan dan jajanan anak-
anak dengan menggunakan perahu. Kurang lebih terdapat 100 warung keliling dengan rata-rata volume sampah yang dihasilkan 500 gramhari. Sebagian besar
pedagang keliling ini membawa sampahnya ke darat baru dibakar, sebagian kecil langsung membuang sampahnya ke waduk.
Berdasarkan data diatas, volume sampah yang disumbang oleh seluruh RTP yang ada di Waduk Cirata adalah 12 tonhari, sebagian besar sampah ini
memang tidak dibuang ke waduk dan tidak berkontribusi terhadap sedimentasi, namun perlu diwaspadai adanya sebagian kecil masyarakat yang mengaku
langsung membuang sampahnya ke waduk, jika tidak dilakukan teguran secara langsung atau sosialisasi terus menerus maka dapat menjadi presenden bagi warga
masyarakat lain untuk ikut membuang sampahnya ke waduk tanpa diolah terlebih dahulu.
Kegiatan usaha budidaya perikanan dalam KJA dari beberapa penelitian Nastiti, 1996; Garno, 2001; Irsyaphiani, 2009 memberikan kontribusi paling
besar terhadap angka sedimentasi. Limbah perikanan yang dimaksudkan adalah sisa pakan yang tidak dimakan oleh ikan di lapis bawah dan feseskotoran ikan
yang terbuang ke dasar waduk. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani, rata- rata jumlah benih ikan mas yang ditebar untuk satu kali musim tanam sebanyak
933 kgRTP atau 100-134 Kgpetak dapat memproduksi ikan mas sebanyak 5.562 kgRTP atau 795 Kgpetak yang rata-rata dipanen pada usia 3 bulan. Dengan
frekuensi pemberian pakan sebanyak 4 Empat kali per hari, dan rata-rata jumlah pakan yang digunakan sebanyak 334 kgRTPhari atau 47-50 Kgpetakhari.
Untuk produksi ikan nila di bagian jaring lapis bawah, dengan jumlah bibit sebanyak 1.443 kgRTP dapat menghasilkan produksi rata-rata sebanyak 2.858
kgRTP yang dipanen rata-rata dalam waktu 8 Delapan bulan. Untuk jaring lapis bawah atau yang biasa disebut kolor, biasanya tidak diberikan pakan, dan hanya
mengandalkan sisa-sisa pakan yang tidak dimakan oleh lapis pertama ikan mas. Kajian potensi sedimentasi yang berasal dari limbah pakan yang terbuang
dan feses ikan berdasarkan perhitungan pemberian pakan diatas. FredDobson 2002 yang diacu Puspaningsih 2011 menyatakan bahwa pada umumnya dari
sejumlah pakan yang diberikan kepada ikan mas, hanya 80 persen yang dapat diserap oleh ikan dan sisanya 20 persen akan terbuang ke perairan. Dari 80 persen
pakan yang terserap oleh ikan mas tersebut, 10 persennya akan tersekresikan dalam bentuk feses. Jika total pakan yang digunakan untuk 1 petak sebesar
50 Kghari, maka terdapat 2.650.000 Kghari atau 27 tonhari pakan yang diberikan untuk seluruh budidaya KJA di Cirata. Duapuluh persen dari 27 tonhari
tersebut akan terbuang ke perairan, yang berarti pakan yang tidak termakan sebanyak 530.100 Kghari yang terbuang ke perairan. Dari 2.120.400 Kg pakan
yang termakan ikan, 10 persennya akan tersekresikan dalam bentuk feses, yaitu sebesar 212.400 Kghari yang akan terbuang dan berkontribusi terhadap
sedimentasi. Sehingga jika partikel feses dan sisa pakan yang terbuang dari sektor budidaya perikanan ditotal, kontribusi sektor perikanan terhadap sedimentasi
sebesar 742.140 Kghari atau setara dengan 742 tonhari. Jika membandingkan nutrien N dan P yang disumbang dari sektor
perikanan yang berasal dari pemberian pakan, maka pendekatan metode RydingRast 1989 yang diacu Nastiti 1996 dapat digunakan untuk
menghitung jumlah N dan P yang terbuang ke peraiaran dengan rumus : N = 4,86 x JP
dan P = 0,26 x JP
Dengan, N
: Total N dalam pakan g P
: Total P dalam pakan g 4,86 : Kandungan N dalam pakan komersial
0,26 : Kandungan P dalam pakan komersial
JP : Jumlah pakan yang diberikan pada ikan budidaya g
Berdasarkan rumus diatas, maka kegiatan perikanan budidaya memberikan kontribusi N dan P ke perairan berturut-turut sebanyak 1.623.240 g dan 86.840 g.
Untuk jumlah nutrien yang dihasilkan dari feses dan urine ikan berdasarkan metode dan pendekatan yang sama menghasilkan :
N = JB x 110 dan P = JB x 110
Dengan, N
: Total N dari ikan g; P
: Total P dari ikan g JB
: Jumlah total bobot ikan budidaya ton, dengan asumsi setiap 1 ton bobot ikan yang dipelihara, menghasilkan total N = 110 g dan total P = 110 g
Maka diperoleh total N dan P sebesar 611,82 g N dan 611,82 g P. Secara ringkas pendugaan jumlah nutrien yang berasal dari ikan, pakan
komersial dan kegiatan penunggu KJA dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 17
. Estimasi Nutrien dari ikan, pakan dan aktivitas domestik RTP
Parameter Cirata
Jumlah KJA 53.031 petak
Luas KJA 2.598.519 m
2
Total Bobot Ikan -
Total N
-
Total P
5.562 Kg 611,82 g
611,82 g Jumlah Pakan
-
Total N
-
Total P
50 kgharipetak 1.623.240 g
86.840 g Jumlah Penunggu
-
Total N
-
Total P
5.022 orang 100,44 g
100,44 g
Total N 1.623.952,3 g = 16 tonhari
Total P
87.552,26 g = 0,88 tonhari
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan hasil diatas, terlihat bahwa sektor perikanan terutama pada pakan memberikan kontribusi yang paling tinggi terhadap angka sedimentasi,
setelah itu bobot ikan dan sedikit kontribusi dari aktivitas domestik penunggu KJA. Jika dibandingkan dengan penelitian Garno 2001, sektor perikanan
menyumbang N dan P berturut-turut sebesar 23,74 tonhari dan 3,39 tonhari dengan jumlah KJA 28.738 petak dengan produksi sebesar 118.082 tontahun;
berdasarkan penelitian ini maka di tahun 2012 sumbangan N dan P dari sektor perikanan menurun sebesar 7,74 tonhari dan untuk P sebesar 2,51 tonhari dengan
jumlah KJA sebanyak 53.030 petak dan produksi perikanan sebesar 1.685 tontahun. Sepanjang sepuluh tahun 2001-2010, memang terjadi penurunan
produksi perikanan, sehingga residu yang dibuang dari sektor perikanan pun berkurang. Dalam penelitian Nastiti 2001, jumlah total N dan P diperairan
sebesar 3.920,7 ton dan 814 ton. Data ini menggunakan jumlah KJA 24.320 petak. Dibandingkan dengan penelitian Nastiti 2001, hasil penelitian ini tentu saja
menggembirakan, karena telah terjadi penurunan nutrien N dan P yang masuk ke perairan, namun kita tetap harus waspada terhadap peningkatan pencemaran dari
sektor yang lain. Irsyaphiany 2009 yang juga melakukan penelitian jumlah P di Waduk Cirata mengatakan bahwa total P yang masuk ke perairan dari sektor
perikanan sebesar 701,39 Kgtahun dengan perhitungan jumlah KJA sebanyak 43.350 petak dan produksi ikan sebesar 110,54 tontahun. Penelitian Irsyaphiani
dilakukan dengan menggunakan asumsi untuk P yang berasal dari pakan komersial sebesar 1,2 persen.