KABUPATEN PURWAKARTA KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Cirata I dan II mampu memproduksi energi listrik rata-rata 1.428 GWh per tahun yang kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali Jamali melalui Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi GITET Cirata. UP Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, memiliki power house 4 lantai dibawah tanah yang pengoperasiannya dapat dikendalikan dari ruang kontrol switchyard yang berjarak 2 km dari mesin-mesin pembangkit di dalam power house. Data-data tehnis berkaitan dengan alat-alat pembangkit dapat dilihat pada Lampiran 9 Sembilan. Secara sederhana proses kerja pembangkit listrik tenaga air seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 7 . Mekanisme Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air Proses produksi energi listrik PLTA Cirata memanfaatkan air sebagai energi primer dari sungai Citarum yang memiliki debit air cukup besar dan ditampung di waduk kemudian dialirkan melalui pintu air water intake, sedangkan pengaturan air dilakukan dari pusat pengendalian bendungan dam control center , selanjutnya masuk kedalam terowongan tekan headrace tunnel. Sebelum memasuki pipa pesat penstock, air melewati tangki pendatar surge tank yang berfungsi sebagai pengaman pipa pesat apabila terjadi tekanan mendadak atau tekanan kejut saat katup utama inlet valve ditutup seketika. Setelah katup utama dibuka, air masuk kedalam rumah siput spiral case. Air yang bergerak deras memutar turbin, dan keluar melalui pipa lepas tail race, selanjutnya dibuang ke saluran pembuangan. Poros turbin yang berputar tersebut berputar menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik dengan tegangan 16,5 kV disalurkan ke trafo utama main transformer, selanjutnya ke gardu induk GI dan disalurkan ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali Jamali 500 kV. Oleh karena kualitas dan kointinuitas air mempengaruhi perawatan, keamanan dan produksi listrik, maka PT PJB dalam usahanya memerlukan badan tersendiri yang membantu Unit Pembangkitan Cirata dalam mengelola waduk. Pada tahun 2000, PT.PJB membentuk Badan Pengelola Waduk Cirata BPWC berdasarkan SK Direksi No. 026.K023DIR2000 dengan referensi SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No.16 Tahun 1998 tentang Pengembangan Pemanfaatan Perairan Umum dan Lahan Surutan di Waduk Cirata yang direvisi oleh SK Gubernur Jawa Barat No. 41 Tahun 2002 tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Lahan Pertanian dan Kawasan Waduk Cirata. BPWC bertugas untuk melaksanakan pengelolaan secara profesional mengelola, memelihara dan mengembangkan potensi ekonomi asset berupa waduk dan lahan-lahan disekitarnya untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan tanpa mengabaikan kepentingan unit pembangkitan dan masyarakat yang mempergunakan sungai dan waduk tersebut. Dalam rangka pengelolaan waduk tersebut, BPWC diharapkan untuk menjaga kualitas air tetap bersih agar tidak mempengaruhi alat-alat pembangkit dan mampu menjaga umur waduk sesuai dengan life time-nya. BPWC juga diharapkan mampu menjaga pasokan air tetap cukup untuk memenuhi PT. PJB dalam memproduksi listrik. Untuk itu berbagai kegiatan pembersihan lingkungan waduk, penghijauan disekitar waduk dan penataan kegiatan budidaya perikanan masyarakat ditertibkan dan diatur sedemikian rupa agar fungsi utama pembangunan waduk ini tetap bisa optimal.