TANDUR sebagai Metode dalam pembelajaran Membaca Puisi

commit to user 67 3.Namai N : Berikan “data” tepat saat minat memuncak dengan mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi pelajaran. 4.Demontrasi D : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data atau keterangan baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. 5.Ulangi U : Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan melalui pertanyaan, post test , atau penugasan maupun membuat ikhtisar hasil belajar. 6.Rayakan R : Ingat, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan Perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi positif.

h. TANDUR sebagai Metode dalam pembelajaran Membaca Puisi

Keistimewaan pendekatan pembelajaran quantum adalah penerapan petunjuk teknis langkah-langkah pembelajaran yang dikenal dengan Tanamkan, Alami, Namai, Demontrasi, Ulangi, dan Rayakan. Petunjuk teknis ini disingkat dengan metode TANDUR. 1 Penerapan metode T Tanamkan Konsep tumbuhkan merupakan konsep operasional dari prinsip “Bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Melalui usaha penyertaan siswa dalam pikiran dan emosi, mereka dapat menciptakan jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami. Penyertaan akan memanfaatkan pengalaman mereka untuk menstimulus tanggapan “ Oke , materi ini menarik dan bermakna”, selanjutnya akan mendapatkan komitmen untuk menjelajah dengan belajar bersama. Menyertakan pertanyaan, pantomim, lakon pendek dan lucu, drama, video, dan cerita. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa agar seseorang mengikuti keinginan kita maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan menarik perhatian orang lain. Dalam pembelajaran terutama saat apersepsi untuk menarik minat siswa adalah dengan memfokuskan perhatian siswa. Tidak harus dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari materi sebelumnya, namun dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, commit to user 68 misalnya: penyajian gambar atau media yang menarik, penyajian peta konsep, puisi, cerita menarik atau lucu, dan sebagainya. Andayani 2008: 74 mengungkapkan bahwa penerapan konsep tumbuhkan khususnya dalam pembelajaran apresiasi sastra dapat pula dilakukan dengan berbagai aktivitas, seperti: tepuk tangan, menyanyi, dan bermain. Ditambahkan juga bahwa aktivitas murid pada saat bernyanyi bersama-sama sambil bertepuk tangan, dapat digunakan untuk menumbuhkan minat murid ketika memulai proses kegiatan awal pembelajaran. Selain itu, kegiatan bermain juga dapat menumbuhkan minat dan kesenangan siswa terhadap sesuatu. Namun pemilihan jenis pemainan dan lagu yang akan dinyanyikan juga harus disesuaikan dengan manfaat atau tema yang akan diajarkan. Garis besar dari tujuan konsep “tumbuhkan” adalah memberi kebermaknaan yang cepat dan mudah dipahami siswa. 2 Penerapan metode A Alami Unsur ini memberi pengalaman kepada siswa dan manfaatnya dapat meningkatkan hasrat alami untuk menjelajah. Pengalaman membuat seseorang dapat mengajar “melalui pintu belakang” untuk memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka. Tahap ini dapat menggunakan permainan, simulasi, dan sebagainya. Perankan unsur-unsur pelajaran baru dalam bentuk sandiwara. Beri mereka tugas individu atau kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka miliki. Konsep alami merupakan suatu konsep murid mulai memasukkan proses belajar dalam pembelajaran. Pada konsep ini dapat dilakukan berbagai aktivitas, misalnya: murid mulai mencari dan menemukan bacaan yang akan dibicarakan, murid berkelompok membicarakan cerita yang dibaca, dan murid menyimak secara bersama-sama suatu cerita. Andayani 2008: 75 mengungkapkan bahwa pada tahap ini pembelajaran akan terkesan biasa atau tidak mencapai tujuan jika tidak didesaindengan baik. Sugiyanto 2009: 87 mengungkapkan bahwa pengalaman dapat menciptakan ikatan emosional sebagaimana yang kita ketahui bahwa commit to user 69 pengalaman akan menciptakan peluang untuk pemberian makna penamaan. Dia mengungkapkan bahwa dalam konsep ini saat murid mempelajari sesuatu dalam kenyataan nyata. Siswa telah memiliki pemahaman awal yang telah berkaitan dengan konsep materi yang akan dipelajari. Saat pengalaman terkait, siswa dapat mengumpulkan informasi yang dapat membantunya untuk memaknai pengalaman tersebut sehingga informasi yang mulanya abstrak menjadi konkret. Dengan demikian, maka seorang siswa tidak hanya sekedar mendapatkan informasi tetapi melalui pengalaman yang telah diperoleh dapat membuat siswa benar-benar mendapatkan pengetahuan yang berarti. 3 Penerapan metode N Namai Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan merupakan sarana untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar. Dapat menggunakan media visual seperti susunan gambar, warna, alat bantu, kertas tulis, poster di dinding,dan sebagainya. Bobbi DePorter dkk 2003: 91 mengungkapkan bahwa konsep namai dapat memuaskan otak siswa yaitu dengan membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka. Konsep ini dimulai dengan pengalaman siswa dan dari pengalaman dan informasi yang saling terkait siswa diarahkan untuk dapat menamainya sehingga pengalaman siswa tersebut akan lebih berarti. Selaras dengan pendapat di atas, Andayani 2008: 76 juga mengungkapkan bahwa konsep namai merupakan salah satu prosedur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan pada konsep ini murid berkesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya. Pengenalan murid terhadap konsep ini dalam keseluruhan proses belajar berada dalam tataran berpikir. commit to user 70 4 Penerapan metode D Demonstrasi Memberi siswa peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain yaitu dalam permasalahan yang lebih riil sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka untuk menunjukkan tingkat pemahaman dan penguasaan mereka terhadap materi yang telah dipelajari. Menggunakan sandiwara, video, permainan, rap, lagu, penjabaran dalam grafik. Setelah mengaitkan pengalaman dan nama, kemudian siswa diminta untuk menunjukkan atau mempraktekkannya, tahap yang demikian merupakan konsep demonstrasi. Konsep ini memberikan kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari dengan mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman dalam memori siswa. Aktivitas dalam konsep demonstrasi berwujud aktivitas gerak. Aktivitas ini dilakukan melalui praktik atau latihan. Praktik yang dilatihkan dalam konsep demonstrasi dapat berupa praktik membaca, berbicara, dan menulis. Praktik membaca misalnya membaca cerita di depan kelas, membaca puisi, dan membaca dialog. Praktik berbicara dapat berbentuk diskusi membahas puisi, cerita, dan drama yang didemonstrasikan. Praktik menulis dapat dilakukan dengan pemberian contoh menciptakan karangan oleh guru, atau seorang murid. Konsep demonstrasi dapat dilakukan secara berulang-ulang, Andayani 2008: 77. 5 Penerapan metode U Ulangi Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini” jadi pengulangan hendaknya dilakukan secara multimodalis dan multikecerdasan, lebih baik lagi dalam konteks yang berbeda dengan adanya permainan, pertunjukkan, drama, dan sebagainya. Tahap ini dapat membuat isian aku tahu bahwa aku tahu, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain kelompok lain menirukan orang-orang seperti guru atau tokoh idola, pendahuluan, isi, kesimpulan, bisa juga commit to user 71 menggemakan motto hidup tertentu yang bermakna, dan siswa diminta untuk mengulangnya secara serentak. Selain itu, untuk menunjukkan penguasaan atau pemahaman materi dapat juga dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan post test . Seperti yang telah dikemukakan bahwa aktivitas gerak dapat menjadikan murid memiliki keterampilan yang sempurna, khususnya dalam berbahasa. Syaratnya adalah pendemonstrasian dalam latihan keterampilan berbahasa yang dilakukan secara berulang-ulang. Pengulangan-pengulangan tersebut dapat dilakukan secara lisan maupun tulis yang disertai gerakan fisik. Hal ini lebih bermakna jika dalam aktivitas disertai balikkan atau tanggapan baik dari siswa maupun guru. Dari balikkan tersebut diharapkan siswa dapat memperoleh keterampilan berbahasa atau kemampuan psikomotorik yang lebih baik dibanding sebelum dilaksanakan pembelajaran. 6 Penerapan metode R Rayakan Jika layak dipelajari, maka layak dirayakan Perayaan merupakan suatu bentuk rasa untuk menghomati ketekunan, usaha, dan kesuksesan, yang pada akhirnya dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan. Kondisi akhir pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa bergairah untuk belajar lebih lanjut. Perayaan dapat dilakukan dengan pemberian pujian, bernyanyi bersama, pameran, pesta kelas. Andayani 2008: 77 berpendapat bahwa konsep “rayakan” dalam penerapan TANDUR melahirkan aspek sikap. Hal ini karena konsep rayakan tersebut murid diberi respon-respon khusus dari guru maupun murid-murid lain di kelas secara serentak. Respon tersebut dapat berupa tepuk tangan, gerakan toss yang diberikan guru kepada murid, dan memberikan seruan dengan kata-kata serentak disertai gerakan dua tangan diangkat di atas, dan sebagainya. Selaras dengan pendapat di atas Sugiyanto 2009: 93 juga mengemukakan bahwa konsep “rayakan” yang dilakukan dengan pemberian tepuk tangan, hadiah, pujian, dan sebagainya dapat commit to user 72 memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Penerapan konsep rayakan juga dapat memberikan penguatan pada siswa dalam pembelajaran. Bobbi DePorter dkk 2003: 93 juga mengungkapkan bahwa untuk memperkuat kesuksesan dan memotivasi maka anda harus mencobanya berulang-ulang dan siswa membutuhkan penguatan prinsip yang sama dalam belajar. Hal ini dikarenakan prinsip “rayakan” merupakan suatu bentuk pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa respon dalam pendekatan pembelajaran quantum melibatkan seluruh peserta pembelajaran. Seluruh murid terlibat secara fisik, psikis, dan verbal. Predisposisi untuk tindakan positif yang dapat tumbuh dalam pembelajaran apresiasi sastra ini adalah sikap yang berbentuk: rasa senang menikmati, menghayati, menghargai karya sastra, dan sekaligus menyenangi pembelajaran membaca sastra khusunya puisi.

B. Penelitian yang Relevan

Anita Kusuma 2009 dalam penelitiannya, yang berjudul “Mengatasi Kesulitan Membaca Puisi Dengan Metode Variasi Dan Pemodelan Melalui VCD Pada Siswa Semester I Kelas X SMK Texmaco Karawang Tahun Pelajaran 20082009 ” menyimpulkan bahwa kondisi siswa mengalami peningkatan dalam membaca puisi dari hasil evaluasi akhir 80 siswa dapat dinyatakan tuntas secara individu dalam pembelajaran membaca puisi. Dalam mengajarkan membaca puisi menggunakan: 1 membaca nyaring tunggal, 2 membaca nyaring bersama, 3 membaca nyaring dengan musik atau tepukan sangat diperlukan agar siswa tidak merasa bosan, 4 metode Pemodelan melalui VCD. Selain itu, sebaiknya didukung dengan pemilihan materi yang tepat sesuai sehingga siswa akan senantiasa tertarik dan pada gilirannya akan senang membaca puisi. Teti Rostikawati 2005 dalam penelitiannya yang berjudul “Mind Mapping dalam Metode Pendekatan Quantum Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa”, menyimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam proses belajar, pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII-B SMP TAMAN SISWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 10 53

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 17

PENDAHULUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

1 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V DENGAN PENDEKATAN KONSTEKSTUAL DI MI NEGERI SROYO, JATEN, KARANGANYAR TAHUN

0 1 12

PENDAHULUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V DENGAN PENDEKATAN KONSTEKSTUAL DI MI NEGERI SROYO, JATEN, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 6

Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Dengan Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukorejo, Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 2

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Puisi di Kelas VII SMP Negeri 3 Sindue Melalui Teknik Pemodelan

0 0 13

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Puisi di Kelas VII SMP Negeri 3 Sindue Melalui Teknik Pemodelan

0 0 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 PURWOJATI - repository perpustakaan

0 2 11