commit to user 65
3 Membangkitkan rasa kebersamaan baik antara siswa dan guru maupun
siswa dan siswa lainnya, 4
Meningkatkan daya ingat siswa, dan 5
Membangun daya dengar siswa. Semua petunjuk tersebut, akan menempatkan guru dan siswa pada kesuksesan belajar Bobbi DePorter,
2003: 4-5.
g. Prinsip-prinsip Utama dalam Pendekatan Pembelajaran
Quantum
Pendekatan pembelajaran
quantum
mengaitkan apa yang akan diajarkan guru dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasan yang diperoleh dari
kehidupan rumah, kehidupan sosial di luar rumah, serta kehidupan akademis yang dimiliki oleh siswa. Setelah kaitan tersebut terbentuk, guru dapat mengkonstruksi
pembelajaran ke dalam benak mereka. Terdapat lima prinsip yang harus diketahui guru untuk mampu mengaitkan dan mengkonstruksi pembelajaran yaitu:
1 Segalanya berbicara
Segalanya baik dari lingkungan kelas maupun bahasa tubuh merupakan penunjang dalam pengiriman pesan pembelajaran.
2 Segalanya bertujuan
Semua yang terjadi khususnya gubahan dari guru adalah kegiatan yang bertujuan untuk siswa.
3 Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak manusia berkembang dengan pesat karena adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu manusia. Oleh karena
itu, proses belajar terbaik terjadi pada saat siswa telah mengalami informasi sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
4 Akui setiap usaha
Pada saat siswa mulai berkeinginan untuk belajar dengan menerima setiap konsekuensi dari resiko belajar, mereka pantas menerima
pengakuan atas kemampuan dan kepercayaan diri mereka. 5
Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan Perayaan digunakan sebagai perangsang motivasi dan minat siswa. Selain
itu, perayaan mampu memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan
commit to user 66
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar Bobbi DePorter, 2003: 7-8.
Beberapa prinsip dan petunjuk penerapan pendekatan pembelajaran
quantum
relevan dengan pembelajaran apresiasi sastra di sekolah. Dikatakan demikian karena menurut survei yang dilakukan penulis masih terdapat berbagai
masalah dalam pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah Pertama khususnya kompetensi dasar membaca indah puisi sebagai salah satu bentuk
apresiasi sastra siswa. Permasalahan tersebut terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal.
Suasana dan keadaan belajar siswa di sekolah membuat siswa tidak termotivasi sehingga mereka masih merasa malu dan tidak percaya diri terhadap
kemampuannya membaca puisi di depan kelas. Kemonotonan saat pembelajaran juga menimbulkan kebosanan pada suasana hati siswa.
Selain itu, permasalahan di pihak guru juga mendorong terbentuknya masalah pendidikan yang baru. Hal ini disebabkan karena tindakan efektif dalam
pembelajaran apresiasi sastra dianggap hanya akan menghabiskan waktu pelajaran. Fenomena yang terjadi sekarang, waktu pelajaran yang seharusnya
digunakan guru untuk pembelajaran apresiasi sastra digunakan untuk memberikan materi-materi yang lain yang akan keluar saat ujian akhir. Terlebih lagi, selama
ini format soal dalam ujian akhir yang terstandar tidak memadai untuk menangkap dan mengukur kenikmatan siswa dalam bersastra Annita Lie dalam
Andayani, 2000: 28. Masalah-masalah yang muncul tersebut dapat dipecahkan dengan
penerapan pendekatan pembelajaran
quantum
. Petunjuk teknis pendekatan pembelajaran
quantum
adalah sebagai berikut : 1.
Tanamkan T : Sertakan diri mereka, pikat mereka,puaskan keingintahuan mereka. Buatlah mereka tertarik atau penasaran tentang materi yang akan
diajarkan. 2.Alami A
: Berikan mereka pengalaman belajar, tumbuhkan “kebutuhan untuk mengetahui”.
commit to user 67
3.Namai N :
Berikan “data” tepat saat minat memuncak dengan mengenalkan konsep-konsep pokok dari materi pelajaran.
4.Demontrasi D : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan
pengalaman dengan data atau keterangan baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi.
5.Ulangi U : Rekatkan gambaran keseluruhannya. Ini dapat dilakukan
melalui pertanyaan,
post test
, atau penugasan maupun membuat ikhtisar hasil belajar.
6.Rayakan R : Ingat, jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Perayaan menambahkan belajar dengan asosiasi positif.
h. TANDUR sebagai Metode dalam pembelajaran Membaca Puisi