Materi Pembelajaran Membaca Puisi di SMP Bentuk dan Gaya Membaca Puisi

commit to user 31 Lebih lanjut Waples dalam Laodesyamri, 2010 menyatakan beberapa tujuan membaca, yakni: 1 mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah, 2 mendapat hasil yang berupa prestis yaitu agar mendapat rasa lebih bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya, 3 memperkuat nilai pribadi atau keyakinan, 4 mengganti pengalaman estetika yang sudah usang, dan 5 menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu. Aidh bin Abdullah al-Qarni dalam Wijaya Kusumah, 2010 mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu : 1 Menghilangkan kecemasan dan kegundahan, 2 Ketika membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan, 3 Kebiasaan membaca membuat seseorang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja, 4 Mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata, 5 Membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir, 6 Meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman, 7 Mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, 8 Mengembangkan kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup, 9 Menyegarkan pemikiran dari keruwetan dan menyelamatkan waktu agar tidak sia- sia, dan 10 Menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan pendekatan kalimat, lebih lanjut lagi membaca bisa meningkatkan kemampuan untuk menyerap konsep da n untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” memahami apa yang tersirat. Dengan demikian tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Makna meaning erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca Henry Guntur Tarigan, 2008: 9.

c. Materi Pembelajaran Membaca Puisi di SMP

Materi pembelajaran membaca di Sekolah Menengah Pertama di kelas VII semester I diarahkan pada standar kompetensi memahami ragam teks nonsastra dengan berbagai cara membaca dengan kompetensi dasar menemukan makna kata commit to user 32 tertentu dalam kamus secara cepat dan tepat sesuai dengan konteks yang diinginkan melalui kegiatan membaca memindai, menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit, dan membacakan berbagai teks perangkat upacara dengan intonasi yang tepat sedangkan standar kompetensi kedua dan memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan membaca dengan kompetensi dasar menceritakan kembali cerita anak yang dibaca dan mengomentari buku cerita yang dibaca. Pada semester II, diarahkan pada standar kompetensi memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai dengan kompetensi dasar mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara intensif, menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca, dan menemukan informasi secara cepat dari tabeldiagram yang dibaca dan standar kompetensi memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak dengan kompetensi dasar membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi dan menemukan realitas kehidupan anak yang terefleksi dalam buku cerita anak baik asli maupun terjemahan.

d. Bentuk dan Gaya Membaca Puisi

Setiap bentuk dan gaya membaca puisi selalu menuntut adanya ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, dan gerakan badan. Keempat ekspresi dan gerakan tersebut harus memperhatikan 1 jenis acara: pertunjukkan, pembuka acara resmi, performance-art , dll, 2 pencarian jenis puisi yang cocok dengan tema: perenungan, perjuangan, pemberontakan, perdamaian, ketuhanan, percintaan, kasih sayang, dendam, keadilan, kemanusiaan, dll, 3 pemahaman puisi yang utuh, 4 pemilihan bentuk dan gaya baca puisi, 5 tempat acara: indoor atau outdoor , 6 audien , 7 kualitas komunikasi, 8 totalitas performansi: penghayatan, ekspresi, 9 kualitas vokal, 10 kesesuaian gerak, dan 11 jika menggunakan bentuk dan gaya teaterikal, harus memperhatikan a pemilihan kostum yang tepat, b penggunaan properti yang efektif dan efisien, c setting yang sesuai dan mendukung tema puisi, d musik yang sebagai musik pengiring puisi atau sebagai musikalisasi puisi. commit to user 33 Suwignyo dalam Didin Widyartono, 2010 mengemukakan bahwa bentuk dan gaya baca puisi dapat dibedakan mejadi tiga, yaitu 1 bentuk dan gaya baca puisi secara poetry reading , 2 bentuk dan gaya baca puisi secara deklamatoris, dan 3 bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal. Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi secara poetry reading adalah diperkenankannya pembaca membawa teks puisi. Adapun posisi dalam bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan 1 berdiri, 2 duduk, dan 3 berdiri, duduk, dan bergerak. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan badan, kepala, wajah, dan tangan. Intonasi baca seperti keras-lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah dilakukan dengan cara sederhana. Bentuk dan gaya baca puisi ini relatif mudah dilakukan. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi duduk, maka pesan puisi disampaikan melalui 1 gerakan-gerakan kepala: menengadah, menunduk menoleh, 2 gerakan raut wajah: mengerutkan dahi, mengangkat alis, 3 gerakan mata: membelakak, meredup, memejam, 4 gerakan bibir: tersenyum, mengatup, melongo, dan 5 gerakan tangan, bahu, dan badan, dilakukan seperlunya. Di lain pihak, intonasi baca dilakukan dengan cara 1 membaca dengan keras kata-kata tertentu, 2 membaca dengan lambat katakata tertentu, dan 3 membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca puisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang harus dilakukan pada posisi duduk adalah 1 memilih sikap duduk dengan santai, 2 arah dan pandangan mata dilakukan secara bervariasi, dan 3 melakukan gerakan tangan dilakukan dengan seperlunya. Adapun hal yang dilakukan pada saat berdiri adalah 1 mengambil sikap santai, 2 gerakan tangan, gerakan bahu, dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, dan 3 ekspresi wajah: kerutan dahi, gerakan mata, senyuman dilakukan dengan wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak adalah 1 melakukan dengan tenang dan terkendali, dan 2 menghindari gerakan-gerakan yang berlebihan. Intonasi baca dilakukan dengan cara 1 membaca dengan keras kata-kata tertentu, 2 membaca dengan lambat katakata tertentu, dan 3 membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. commit to user 34 Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi secara deklamatoris adalah lepasnya teks puisi dari pembaca. Jadi, sebelum mendeklamasikan puisi, teks puisi harus dihafalkan. Bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan posisi 1 berdiri, 2 duduk, dan 3 berdiri, duduk, dan bergerak. Jika deklamator memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui 1 gerakan-gerakan tangan: mengepal, menunjuk, mengangkat kedua tangan, 2 gerakan-gerakan kepala: melihat ke bawah, atas, samping kanan, samping kiri, serong, 3 gerakan-gerakan mata: membelalak, meredup, memejam, 4 gerakan-gerakan bibir: tersenyum, mengatup, melongo, 5 gerakan-gerakan tangan, bahu, badan, dan raut muka dilakukan dengan total. Intonasi baca dilakukan dengan cara 1 membaca dengan keras kata-kata tertentu, 2 membaca dengan lambat kata-kata tertentu, 3 membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Jika deklamator memilih bentuk dan gaya dengan posisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang dilakukan pada posisi duduk adalah 1 memilih posisi duduk dengan santai, kaki agak ditekuk, posisi miring dan badan agak membungkuk, dan 2 arah dan pandangan mata dilakukan bervariasi: menatap dan menunduk. Adapun yang dilakukan pada posisi berdiri 1 mengambil sikap tegak dengan wajah menengadah, tangan menunjuk, dan 2 wajah berseri-seri dan bibir tersenyum.Yang dilakukan pada saat bergerak 1 melakukan dengan tenang dan bertenaga, dan 2 kaki dilangkahkan dengan pelan dan tidak tergesa-gesa. Intonasi dilakukan dengan cara 1 membaca dengan keras kata-kata tertentu, 2 membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan 3 membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu. Ciri khas bentuk dan gaya baca puisi teaterikal bertumpu pada totalitas ekspresi, pemakaian unsur pendukung, misal kostum, properti, seting, musik, dll., meskipun masih terikat oleh teks puisitidak. Bentuk dan gaya baca puisi secara teaterikal lebih rumit daripada poetry reading maupun deklamatoris. Puisi yang sederhana apabila dibawakan dengan ekspresi akan sangat memesona. Ekspresi jiwa puisi ditampakkan pada perubahan tatapan mata dan sosot mata. Gerakan kepala, bahu, tangan, kaki, dan badan harus dimaksimalkan. Potensi teks puisi dan potensi diri pembaca puisi harus disinergikan. Pembaca dapat menggunakan efek- commit to user 35 efek bunyi seperti dengung, gumam, dan sengau diekspresikan dengan total. Lakuan-lakuan pembaca seperti menunduk, mengangkat tangan, membungkuk, berjongkok, dan berdiri bebas diekspresikan sesuai dengan motivasi dalam puisi. Aktualisasi jiwa puisi harus menyatu dengan aktualisasi diri pembaca. Inilah bentuk dari gaya baca puisi yang paling menantang untuk dilakukan. Cara mengucapkan puisi harus tunduk kepada aturan-aturan, yakni di mana harus ditekankan atau dipercepatkan, di mana harus dikeraskan, harus berhenti, dimana harus dilambatkan atau dilunakkan, di mana harus diucapkan biasa dan sebagainya. Jadi, bila kita mendeklamasikan puisi, maka harus dipakai tanda-tanda tersendiri. Tanda anotasi tersebut antara lain: ------- diucapkan biasa saja, berhenti sebentar untuk bernafas biasanya pada koma atau di tengah baris, berhenti agak lamabiasanya koma di akhir baris yang masih berhubungan artinya dengan baris berikutnya, berhenti lama sekali biasanya pada titik baris terakhir atau pada penghabisan puisi, suara perlahan sekali seperti berbisik, suara perlahan saja, suara keras sekali seperti berteriak, V tekanan kata pendek sekali, VV tekanan kata agak pendek, VVV tekan kata agak panjang, VVVV tekan kata agak panjang sekali, ____ tekanan suara meninggi, dan ____ tekanan suara agak merendah.

e. Puisi sebagai Salah Satu Materi Apresiasi Sastra

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII-B SMP TAMAN SISWA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 10 53

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 17

PENDAHULUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 WONOSARI KLATEN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

1 1 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V DENGAN PENDEKATAN KONSTEKSTUAL DI MI NEGERI SROYO, JATEN, KARANGANYAR TAHUN

0 1 12

PENDAHULUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS V DENGAN PENDEKATAN KONSTEKSTUAL DI MI NEGERI SROYO, JATEN, KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 6

Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Dengan Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukorejo, Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 2

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Puisi di Kelas VII SMP Negeri 3 Sindue Melalui Teknik Pemodelan

0 0 13

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Puisi di Kelas VII SMP Negeri 3 Sindue Melalui Teknik Pemodelan

0 0 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MELALUI TEKNIK PARAFRASE PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 PURWOJATI - repository perpustakaan

0 2 11