commit to user
90
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban atas rumusan masalah yang telah dipaparkan dalam Bab I akan disajikan pada Bab IV. Namun
sebelumnya, akan diuraikan terlebih dahulu mengenai kondisi awal pratindakan pembelajaran membaca puisi siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten. Dengan
demikian, pada bab ini akan dikemukakan mengenai: 1 kondisi awal proses pembelajaran membaca puisi siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten; 2
pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian; dan 3 pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus, masing-
masing siklus terdiri atas 4 tahap. Tahapan tersebut meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.
A. Deskripsi Kondisi Awal
Survei pratindakan dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata yang terjadi di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian. Dalam survei ini
peneliti melakukan beberapa langkah, yakni: 1 mengamati proses pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB observasi; 2 menganalisis nilai membaca puisi
siswa; dan 3 wawancara dengan guru dan siswa. Wawancara dengan guru dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Desember 2010. Wawancara yang dilakukan
peneliti dengan guru tersebut diketahui bahwa hasil pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten kurang memuaskan. Menurut guru,
hasil pembelajaran puisi kurang memuaskan karena kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran membaca puisi, masih adanya perasaan malu pada diri
siswa saat membaca puisi dan guru belum menemukan cara atau metode mengajar yang tepat untuk digunakan dalam materi pembelajaran sastra, termasuk puisi.
Kurangnya minat siswa terhadap puisi juga diperkuat oleh hasil wawancara dengan siswa mengenai minat mereka terhadap pembelajaran puisi.
Dari beberapa siswa yang diwawancarai, hanya dua siswa yang menyatakan suka sepenuhnya dengan pembelajaran puisi. Selain itu, pada umumnya mereka
commit to user 91
mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran puisi masih terdapat kesulitan. Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan terutama dalam membaca puisi.
Pada umumnya mereka menyatakan masih kesulitan dalam memberikan anotasi dan irama pada teks puisi yang akan dibaca.
Setelah wawancara dengan guru, peneliti melakukan observasi pratindakan. Observasi ini dilakukan peneliti dengan melihat pembelajaran
membaca puisi di kelas VIIB pada hari Selasa, 28 Desember 2010 pukul 10.00 –
11.20 WIB. Pada saat observasi awal, guru melaksanakan proses belajar-mengajar seperti biasa dan peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran serta aktivitas
siswa di dalam kelas. Segala kejadian yang terjadi pada saat survei awal peneliti amati dalam lembar observasi. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai
partisipan pasif dengan mengambil posisi di tempat duduk paling belakang. Hal ini dilakukan agar keberadaan peneliti tidak mengganggu jalannya proses
pembelajaran. Adapun hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan keadaan saat pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB sebagai berikut.
1. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran membaca puisi
Berdasarkan hasil survei awal terlihat bahwa pada saat kegiatan pembelajaran siswa cenderung masih pasif. Hanya sebagian siswa yang
tampak memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru, sedangkan sebagian lagi mereka kurang fokus dalam pembelajaran, seperti menopang
dagu, berbicara dengan teman sebangku, serta sibuk beraktivitas sendiri. Berdasarkan hasil wawancara dan survei awal, kurangnya antusias siswa
terhadap pembelajaran membaca puisi dikarenakan pembelajaran tersebut masih bersifat monoton. Hal ini terlihat dari penggunaan metode yang kurang
variatif, kurangnya keterlibatan siswa pada saat kegiatan pembelajaran, dan belum adanya media yang digunakan saat pembelajaran membaca puisi. Pada
saat survei awal, metode ceramah masih sangat mendominasi dalam pembelajaran membaca puisi. Penugasan yang diberikan guru juga terlihat
kurang variatif karena setelah selesai memberikan materi tentang puisi dan meminta salah seorang siswa untuk maju dan membacakan puisi, guru
kemudian menugaskan siswa lain untuk membaca puisi tanpa contoh
commit to user 92
pembacaan puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, dan kinesik yang sesuai dengan isi puisi. Kemudian setelah semua siswa selesai
membaca puisi di depan kelas guru menutup pelajaran. Oleh karenanya, pada saat survei awal ini guru juga terlihat belum memberikan diskusi mengenai
kesulitan siswa dalam membaca puisi. Selain itu, pada saat survei awal siswa juga tampak kurang tertarik
mengikuti pembelajaran
puisi. Mereka
terlihat kurang
menikmati pembelajaran. Bahkan, pada saat guru menyampaikan materi terlihat seorang
siswa meletakkan kepalanya di atas meja sambil memainkan pensil, ada pula siswa yang menguap dan menggaruk-garuk kepalanya seperti bosan.
Kurangnya ketertarikan siswa terhadap materi puisi juga diperkuat dari hasil angket pratindakan yang telah diisi siswa. Berdasarkan angket pratindakan
yang salah satunya menanyakan mengenai jenis materi sastra yang disenangi siswa sekitar 6 siswa 19 memilih puisi, sedangkan 25 siswa 81
lainnya memilih karya sastra lain seperti dongeng atau cerita rakyat dan drama. Ini berarti bahwa hanya sebagian kecil siswa saja yang ada di kelas
tersebut yang menyukai puisi. 2.
Siswa terlihat kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa
pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang. Hal ini dilihat dari keaktifan siswa untuk menanggapi pertanyaan guru. Pada saat guru
mengadakan tanya jawab, sebagian besar siswa lebih banyak diam tidak meresponss atau menjawab pertanyaan guru. Dalam proses pembelajaran
keaktifan siswa juga belum terlihat. Misalnya, pada saat guru bertanya mengenai isi puisi yang telah dibacakan, tidak ada siswa yang menjawab
sehingga guru yang mengungkapkan isi puisi tersebut dan siswa-siswa hanya mendengarkan apa yang dikatakan atau dijelaskan oleh guru. Selain itu, pada
saat guru meminta siswa untuk membacakan puisi di depan kelas sebagian siswa tampak enggan dan kurang meresponss stimulus yang diberikan guru.
commit to user 93
3. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan
materi membaca puisi Selama ini dalam mengajarkan puisi guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah. Pada awal kegiatan belajar-mengajar, siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru yang berhubungan dengan puisi secara
teoretis. Ini dilakukan guru dengan cara mendektekan materi tersebut pada siswa dan kemudian menulisnya di papan tulis. Hal ini membuat siswa
menjadi terlihat pasif karena hanya cenderung diam dan mendengarkan meskipun ada beberapa siswa yang telah aktif, namun hanya sebagian kecil
saja. Oleh karenanya, model pembelajaran seperti ini dirasa kurang sesuai jika digunakan karena kurang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa,
khususnya dalam pembelajaran membaca puisi. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan guru bahwa adanya keterbatasan mengenai model
pembelajaran sehingga dalam pembelajaran puisi selama ini guru belum menemukan model pembelajaran yang sesuai.
Pada saat observasi awal tampak sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam membaca puisi. Pada saat siswa ditugaskan guru untuk
membaca sebuah puisi sebagian siswa masih terlihat enggan untuk maju dan berani membacakan puisi tersebut di depan kelas. Sebagian besar siswa masih
merasa malu untuk tampil di depan kelas, selain itu siswa kebingungan menemukan irama dan gerakan yang sesuai dengan isi puisi yang dibacanya.
Dari wawancara dengan siswa tampak bahwa kesulitan tersebut dikarenakan guru belum menggunakan suatu media atau sarana yang mendukung yang
dapat membantu menginspirasi atau mempermudah siswa dalam membaca puisi serta siswa masih kesulitan dalam memberikan volume suara dan
ekspresi wajah yang cocok dengan puisi. Kurangnya kemampuan siswa dalam membaca puisi tampak dari nilai
siswa. Berdasarkan hasil evaluasi guru yang dilakukan pada saat survei awal terlihat bahwa hanya sekitar 9 siswa 29,03 yang telah mendapatkan nilai di
atas batas ketuntasan 74, sedangkan sisanya masih mendapatkan nilai di bawah batas ketuntasan. Dari hasil pembacaan puisi siswa tersebut diketahui
commit to user 94
bahwa kekurangan siswa dalam membaca puisi terletak pada pemakaian irama yang masih tidak sesuai dibaca dengan irama datar seperti membaca teks
nonsastra dan kurangnya ekspresi siswa saat membaca puisi. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIB dalam
membaca puisi belum memuaskan. 4.
Guru kurang dapat mengelola kelas pada saat mengajarkan materi membaca puisi
Selama proses pembelajaran membaca puisi berlangsung, interaksi antara guru dan murid kurang dioptimalkan sehingga lebih sering hanya
terjalin komunikasi satu arah. Selain itu, pada saat mengajar guru lebih banyak berdiri pada satu titik sehingga kurang dapat menjangkau siswa secara
keseluruhan. Akibatnya, beberapa siswa yang tempat duduknya agak jauh dari jangkauan guru kurang fokus terhadap pelajaran dan melakukan aktivitas lain
di luar pelajaran seperti: berbicara dengan teman, melihat ke luar, memainkan pensil, dan sebagainya.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya peneliti dengan guru melakukan diskusi untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB. Akhirnya, tercapailah kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian bersama guru kelas
sebagai kolaborator dengan menerapkan pendekatan pembelajaran
quantum
dalam pembelajaran membaca puisi di kelas VIIB SMP Negeri 1 Jaten.
B. Deskripsi Hasil Penelitian