kekuatan kepada yang memperhambakan dirinya.
15
Dalam uraian selanjutnya M. Natsir mengutip sebuah ayat al-
Qur’an surat an-Naml ayat 40, yaitu :
Artinya: dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk
kebaikan dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.
Berdasarkan rumusan di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan Islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara
maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim paripurna insan al-kamil. Melalui sosok pribadi yang demikian, peserta didik
diharapkan akan mampu memadukan fungsi iman, ilmu, dan amal secara integral bagi terbinanya kehidupan yang harmonis, baik di dunia maupun akhirat.
16
d. Materi Pendidikan Islam
Dalam dunia pendidikan apabila kita berbicara tentang materi, maka akan sangat berhubungan dengan apa yang disebut kurikulum. Pendidikan Islam
sebagai pendidikan yang berdasarkan al- Qur’an dan as-Sunnah sangat luas
jangkauannya. Karena Islam mendorong setiap pemeluknya untuk memperoleh pendidikan tanpa kenal batas.
17
Ada beberapa pendapat ulama’ tentang materi yang harus diberikan terhadap anak didik, diantaranya adalah :
1 Menurut Umar bin Khattab, seorang anak hendaknya diajarkan berenang,
berkuda, pepatah yang berlaku dan sajak-sajak yang terbaik. Semua ini
15
Abuddin Nata, Op. Cit, h. 50
16
Samsul Nizar, Op. Cit h. 38
17
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Pers, 2002, h. 30
diajarkan setelah anak mengetahui prinsip-prinsip agama Islam, menghafal al- Qur’an dan mempelajari al-Hadits.
2 Ibnu Sina mengemukakan, bahwa pendidikan anak hendaknya dimulai dengan
pelajaran al- Qur’an. Kemudian diajarkan syair-syair pendek yang berisi
tentang kesopanan setelah anak selesai menghafal al- Qur’an dan mengerti tata
bahasa Arab disamping diberi petunjuk dan bbimbingan agar mereka dapat mengamalkan ilmunya sesuai dengan bakat dan kesediaannya.
3 Abu Thawam berpendapat, setelah anak hafal al-Qur’an hendaknya anak
tersebut diajarkan menulis, berhitung dan berenang. 4
Al-Ghazali mengemukakan, bahwa sebaiknya anak-anak diajarkan al-Qur’an, sejarah kehidupan orang-orang besar, hukum-hukum agama dan sajak-sajak
yang tidak menyebut soal cinta serta pelaku-pelakunya. 5
Al-Jahiz, dalam bukunya “Risalat al-Mu’allimin” mengatakan bahwa sebaiknya anak-anak kecil tidak disibukkan dengan ilmu nahwu semata. Cukup
sampai mereka dapat membaca, menulis dan bicara dengan benar. Anak-anak seharusnya
diberikan pelajaran
berhitung, karang-mengarang
serta keterampilan membaca buah pikiran dari bacaannya.
18
Dari pendapat beberapa ulama diatas, dapat dipahami bahwa materi pendidikan Islam yang paling utama adalah al-
Qur’an; baik keterampilan membaca, menghafal, menganalisa dan sekaligus mengamalkan ajaran-ajarannya
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar ajaran yang terkandung dalam al-
Qur’an tertanam dalam jiwa anak didik sejak dini.
e. Metode Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan pendidikannya ke arah tujuan yang di cita-citakan.
Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa, manakal tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam
mentransformasikannya kepada peserta didik. Ketidaktepatan dalam penerapan
18
Ibid, h.31