Tauhid sebagai materi utama pendidikan Islam Perlunya pendidikan keterampilan

dan Pendidikan kemasyarakatan. 4 Metode Pendidikan - Keteladanan - Cerita - Praktik - Mendidik dengan hati - Sistem klasikal dengan cara-cara Barat. - Metode pengajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa. - Tidak menggunakan pendekatan yang tekstual tetapi kontekstual. 5 Hubungan Pendidik dengan Peserta Didik Menjalin hubungan yang harmonis, mendo’akan kesuksesan peserta didik, menganggap peserta didik sebagai anak kandung. - Murid harus berlaku hormat pada guru sebagai wujud dari budi akhlak Islam. - Seseorang itu bisa dikatakan guru apaabila dia memiliki semangat atau etos yang baik untuk menyebarkan ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada orang lain. - Murid adalah orang yang memiliki semangat dan etos belajar kepada siapa saja dan kapan saja. - Tidak ada batasan usia, waktu dan tempat untuk belajar. - Belajar adalah proses yang harus selalu berlangsung sepnjang kehidupan manusia didunia ini. - Diusahakan suasana hubungan guru dan murid lebih akrab, bebas dan demokratis 6 Evaluasi Pendidikan - Al-Muhasabah - Evaluasi proses dilakukan pendidik guru - Evaluasi hasil boleh dilakukan orang lain - Materi ujian relevan Belum menemukan pemikiran Ahmad Dahlan yang membahas mengenai evaluasi dalam pendidikan Islam, yang pasti evaluasi dengan yang diajarkan. harus mampu mengukur hasil belajar siswa dan sesuai dengan rencana pembelajaran yang integral. Mengenai bagaimana bentuk evaluasinya tidak dijelaskan.

D. Relevansi Pemikiran Pendidikan Islam Hasan al-Banna dan Ahmad

Dahlan Setelah penulis memaparkan mengenai bagaimana pemikiran pendidikan Islam dalam perspektif Hasan al-Banna dan Ahmad Dahlan, bagaimana persamaan pemikiran dinatara kedua tokoh tersebut beserta dengan perbedaannya. Pada sub bab ini penulis akan memaparkan bagaimana kontribusi kedua tokoh pemikir dalam pendidikan Islam. 1. Relevansi Pemikiran Pendidikan Islam Hasan al-Banna Pokok pikiran Hasan al-Banna tentang pendidikan Islam seperti yang telah penulis paparkan sebelumnya, secara garis besar mencakup tentang ideologi ataupun dasar pendidikan yaitu bertumpu pada ajaran tauhid yang melahirkan pandangan terhadap pendidikan secara holistik non dikotomik, tujuan pendidikan, materi pendidikan yang bersifat komprehensif, metode yang harus disesuaikan dengan materi dan tujuan yang akan dicapai serta bagaimana hubungan guru denan murid dalam pendidikan Islam. Bila kita kaji secara lebih mendalam pemikiran beliau ini cukup relevan dengan Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Bahkan boleh dikatakan pemikirannya telah mendahului lahirnya UU Sisdiknas itu. 106 Merujuk pada ide-ide pendidikan Islam yang dicetuskan oleh Hasan al-Banna yang paling mendasar ialah tentang pondasi ataupun asas pendidikan Islam yaitu berlandaskan ajaran tauhid sebagai ideologi dan pada gilirannya bertujuan membentuk manusia yang mengesakan Allah secara benar. Hal ini selaras dengan 106 Saidan, Op. Cit, h. 259