B. Ahmad Dahlan
1. Riwayat Hidup Ahmad Dahlan
K.H.  Ahmad  Dahlan  secara  biologis  bukan  keturunan  kraton  bangsawan yang  ningrat  dengan  status  kasta  dan  memiliki  hierarki  sosial  politik  yang
berbeda.
39
K.H.  Ahmad  Dahlan  yang  pada  waktu  kecilnya  bernama  Muhammad Darwis,  lahir  pada  tahun  1868  di  Yogyakarta  K.H.  Abu  Bakar  dengan  Siti
Aminah.  K.H.  Abu  Bakar  adalah  khatib  di  masjid  Agung  Kesulthanan Yogyakarta, sedangkan ayah Siti Aminah adalah Penghulu Besar di Yogyakarta.
40
Namun  ada  juga  yang  mengatakan  bahwa  Ahmad  Dahlan  lahir  pada  tahun  1869 dengan nama Darwisy.
41
Mengenai  tahun  kelahiran  Ahmad  Dahlan  secara  pasti  banyak  perbedaan pendapat,  Junus  Salam  dalam  bukunya  Riwayat  Hidup  K.H.  Ahmad  Dahlan  :
Amal  dan  Perjuangannya,  hanya  menyebut  tahun  1868  M  atau  1285  H.  Haji Soedja’  dalam  Riwayat  Hidup  K.H.  Ahmad  Dahlan  Pembina  Muhammadiyah
hanya  menyebut  tahun  1869  M  berbeda  satu  tahun  dengan  pendapat  pertama. Sedangkan dalam buku yang berjudul Pembangun Indonesia yang dihimpun oleh
Sinar Kaum Muhammadiyah menyebutkan bahwa Ahmad Dahlan lahir pada hari sabtu  24  Sya’ban  tahun  1827  H.  Sedangkan  menurut  Drs.  Oman  Fathurrahman
ahli  falak  dari  Majelis  Tarjih  dan  Tajdid  Pimpinan  Pusat  Muhammadiyah, menyatakan bahwa Ahmad Dahlan lahir pada hari sabtu tanggal 24 Sya’ban tahun
1827 H bertepatan dengan tanggal 19 November 1870 M.  Dan wafat pada tanggal 23  Februari  tahun  1923,  dalam  usia  yang  relatif  muda  yakni  55  tahun  atau  54
tahun.
42
39
Mukhaer  Pakkana    Nur  Achmad  Eds,  Muhammadiyah  Menjemput  Perubahan,  Tafsir Baru  Gerakan  Sosiak-Ekonomi-Politik,  Jakarta  :  kerja  sama  P3SE  STIE  Ahmad  Dahlan  Jakarta
dan Penerbit Buku Kompas, 2005, h. 43
40
Weinata  Sairin,  Gerakan  Pembaruan  Muhammadiyah,  Jakarta  :  Pustaka  Sinar  Harapan, 2008, h. 39
41
Abuddin  Nata,  Tokoh-tokoh  Pembaharuan  Pendidikan  Islam  di  Indonesia,  Jakarta  :  Raja Grafindo Persada, 2005, h. 98
42
Haedar Nashir,
Muhammadiyah Gerakan
Pembaruan, Yogyakarta
: Suara
Muhammadiyah, h. 110-111.
Silsilah keturunannya adalah sebagai berikut : “Muhammad Darwis putra H.
Abu Bakar, putra  K.H.M. Sulaiman, Putra Kiai Murtadla, putra Kiai  Ilyas, putra Demang Jurang Juru Kapindo, putra Demang Jurang Juru Sapisan, putra Maulana
Sulaiman Ki Ageng Gribig, putra Maulana Muhammad Fadlullah Prapen, putra M
aulana Ainul Yaqin, putra Maulana Ishaq dan Maulana Ibrahim”.
43
Garis  keturunan  Ahmad  Dahlan  dari  pihak  ibu  menurut  buku  Eyang Abdurakhman,  Plasakuning,  Yogyakarta  adalah  berasal  dari  Kyai  Muhammad
Ali-Kyai Haji Hasan-Haji Ibrahim. Seorang putri anak perempuan Haji Ibrahim menikah  dengan  Kyai  Haji  Abu  Bakar,  dan  menjadi  ibunya  Ahmad  Dahlan.
Kemudian, seorang putra anak laki-laki Haji Ibrahim, yaitu Kyai Ahmad Fadhil Kyai  Penghulu,  yang  berarti  saudara  dari  ibunda  Ahmad  Dahlan,  mempunyai
anak  perempuan  yaitu  Siti  Walidah  yang  lalu  menikah  dengan  Ahmad  Dahlan. Jadi, Siti Walidah dengan Ahmad Dahlan adalah saudara sepupu.
44
Ahmad Dahlan mempunyai 6 orang saudara, beliau merupakan anak ke-4 dari 7 bersaudara tersebut. Secara berurutan nama 7 bersaudara Ahmad Dahlan adalah
sebagai berikut : a.
Nyai Khatib Harun b.
Nyai Muchsin, yang juga dikenal dengan Nyai Lurah Achmad Nur c.
Nyai Haji Muhammad Shaleh d.
Kyai Haji Ahmad Dahlan e.
Nyai Haji Abdurrahman f.
Nyai Haji Muhammad Faqih, dan g.
Muhammad Basir, yang merupakan satu-satunya saudara laki-laki.
45
Dari perkawinan dengan Siti  Walidah tahun 1889 Ahmad Dahlan dikaruniai enam  anak  yaitu  Djohanah,  Siradj,  Siti  Busyro,  Siti  Aisyah,  Irfan  dan  Siti
Zuharah.  Siradj  Dahlan  pernah  menjadi  Direktur  Madrasah  Mu’allimin
43
weinata Sairin, Loc. Cit, h. 39
44
Sutrisno  Kutoyo,  Kiai  Haji  Ahmad  Dahlan  dan  Persyarikatan  Muhammadiyah,  Jakarta  : Balai Pustaka, 1998, h. 41
45
Abdul Munir Mulkhan, Warisan Intelektual KH. Ahmad Dahlan dan Amal Muhammadiyah, Yogyakarta : PT. Percetakan Persatuan, 1990, h. 62