Riwayat Pendidikan Ahmad Dahlan

sebagaimana pemikir lainnya. Gagasan-gagasan pemikirannya ia sampaikan secara lisan dan karya nyata. Untuk itu ia lebih dikenal sebagai pelaku dibanding pemikir. 75 Atau kita kenal dengan sebutan “Man of Action”. Amal usahanya yang begitu banyak diantaranya dalam bidang pendidikan, kesehatan, dakwah dan panti sosial. Ini sesuai yang dikatakan oleh Alfian dalam disertasinya, Ahmad Dahlan adalah sosok man of action, dia made history for his works than his words. Karena Ahmad Dahlan tidak pernah menorehkan gagasan pembaharuannya dalam warisan tertulis, tetapi lebih pada karya dan aksi sosial nyata. Sehinga Ahmad Dahlan lebih dikenal sebagai sosok pembaharu yang pragmatis. 76

4. Pemikiran Pendidikan Islam Ahmad Dahlan

Muhammadiyah merupakan organisasi yang didirikan oleh Ahmad Dahlan adalah salah satu organisasi Islam yang menekankan perbaikan hidup beragama dengan menggiatkan amal-amal pendidikan dan sosial. Dengan adanya kegiatan di bidang tersebut, diharapkan akan lahir intelektual ulama seorang yang pandai dalam ilmu umum dan mengerti soal-soal keagamaan. 77 Ada satu hal yang menarik dari Ahmad Dahlan, sungguhpun titik berangkat keprihatinanya adalah penjajahan bangsa barat atas umat Islam, namun Ahmad Dahlan tidak menutup diri untuk mengadopsi sistem pendidikan Barat. Ini menunjukkan bahwa beliau memiliki sikap arif dan jernih dalam melihat dan memilah persoalan. Barat harus dimusushi sebagai penjajah, namun harus dikawani sebagai peradaban. 78 Dibawah ini akan dijelaskan secara mendalam tentang pemikiran pendidikan Islam Ahmad Dahlan yang mencaku asaspondasi, tujuan, materi, pendidik peserta didik serta evaluasi dalam pendidikan Islam.

a. Asas Pondasi Pendidikan Islam

Menurut Ahmad Dahlan, pelaksanaan pendidikan hendaknya didasarkan pada landasan yang kokoh yaitu al- Qur’an dan sunnah. Landasan ini merupakan 75 Abuddin Nata, Loc. Cit, h. 99 76 Pradana Boy ZTF dkk Eds, Era Baru Gerakan Muhamamdiyah, Malang : UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, 2008, h. 15 77 Syarifuddin Jurdi, dkk eds, 1Abad Muhammadiyah, Jakarta : Kompas, 2010, h. 100 78 Tarmizi Taher, Muhammadiyah sebagai Tenda Bangsa, Jakarta : Penerbit Grafindo Khazanah Ilmu, 2005, h.78 kerangka filosofis bagi merumuskan konsep dan tujuan ideal konsep pendidikan Islam, baik secara vertikal maupun horizontal. 79 Dalam proses kejadiannya, manusia diberikan Allah ruh dan akal. Untuk itu, media yang dapat mengembangkan potensi ruh untuk menalar petunjuk pelaksanaan ketundukan dan kepatuhan manusia kepada khaliqnya. Disini eksistensi akal merupakan potensi dasar bagi peserta didik yang perlu dipelihara dan dikembangkan guna menyusun kerangka teoritis dan metodologis bagaimana menata hubungan yang harmonis secara vertikal maupun horizontal dalam konteks tujuan penciptaannya. 80

b. Tujuan Pendidikan Islam

Ahmad Dahlan memiliki pandangan yang sama dengan Ahmad Khan tokoh pembaru Islam di India mengenai pentingnya pembentukan kepribadian. 81 Menurut Ahmad Dahlan pembentukan kepribadian merupakan target penting dari tujuan-tujuan pendidikan. Ia berpendapat bahwa tak seorangpun dapat mencapai kebesaran di dunia ini dan di akhirat kecuali mereka yang memiliki kepribadian yang baik. Seseorang yang berkepribadian yang baik adalah orang yang mengamalkan ajaran-ajaran al- Qur’an dan hadis, maka dalam proses pembentukan kepribadian siswa harus dipekerkenalkan pada kehidupan dan ajaran-ajaran Nabi. 82 Sebagai seorang Kyai atau ulama yang merupakan tokoh utama yang melahirkan gagasan pembaharuan Islam, yang pada waktu itu ditengah-tengah masyarakat dimana mayoritas taqlid buta, jauh dari kemurnian Islam, terbelakang jauh dari apa yang dinamakan ilmu pengetahuan, oleh salah seorang muridnya ditanya : bagaimana yang di gagaskan tetang jenis pendidikan yang dapat menjadi amal usaha atau media mencapai tujuan muhammadiya? Dijawab dengan kalimat yang sederhana dalam bahasa Jawa : “Dadyo Kyai sing kemajuan, aja kesel anggonmi nyambut gawe kanggo Muhammadiyah ”. Yang artinya adalah : Jadilah 79 Hery Sucipto, Op. Cit, h. 119 80 Ibid, h. 120 81 Abuddin Nata. Op. Cit, h. 101 82 Ibid, h. 102 seorang ulama yang dapat mengikuti perkembangan zaman, melengkapi dengan ilmu umum, disamping ilmu agama yang dimiliki. 83 Menurut Amir Hamzah, “Tujuan umum pendidikn Muhammadiyah menurut Ahmad Dahlan adalah mencakup : a Baik budi, alim dalam agama, b Luas pandangan, alim dalam ilmu-ilmu dunia umum dan c Bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya”. 84 Menurut Ahmad Dahlan, pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya. Tujuan pendidikan tersebut merupakan pembaharuan dari tujuan pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda. Disitu sisi pendidikan pesantren hanya bertujuan untuk menciptakan individu yang shalih, muttaqien dan mendalami ilmu agama. Sebaliknya, pendidikan sekolah model Belanda merupakan pendidikan sekuler yang didalamnya tidak diajarkan agama sama sekali yang mengarah kepada pendangkalan terhadap agama. 85 Melihat ketimpangan tersebut Ahmad Dahlan berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang sempurna adalah melahirkan individu yang utuh, menguasai ilmu agama dan ilmu umum, material dan spiritual serta dunia dan akhirat. Bagi Ahmad Dahlan kedua hal tersebut agama-umum, material-spiritual, dan dunia- akhirat merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Inilah yang menjadi alasan mengapa Ahmad Dahlan mengajarkan pelajaran agama dan ilmu umum sekaligus di Madrasah Muhammadiyah. Walaupun Muhammadiyah sejak tahun 1912 telah menggarap dunia pendidikan Islam namun perumusan mengenai Dasar dan Tujuan Perguruan Muhammadiyah mulai di susun pertama kali pada tahun 1936. Inti rumusan tersebut adalah “Menggiring anak Indonesia menjadi orang Islam yang 83 Darwis Abdullah, Muhammadiyah : dulu, seakarang dan masa depan, Jakarta : Midada Rahma Press, 2008, h. 33 84 Hery Sucipto, Op. Cit, h. 123, lihat pula di Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2011, h. 308, lihat pula di Muhammad Yunan Yusuf, dkk, Cita dan Citra Muhammadiyah, Jakarta : Penerbit Pusaka Panjimas, 1985, h. 87 85 Ridjaluddin F.N, Muhammadiyah dalam Tinjauan Filsafat, Jakarta : Pusat Kajian Islam Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, 2011, h. 172