11 kerusakan arteri koroner sebesar 68 persen. Para peneliti menemukan bahwa
kandungan Flavonoid dan Catechins dua komponen utama dari teh hitam dapat menurunkan tekanan darah, menormalkan mekanisme pembekuan
darah, membantu pembakaran lemak dan mengatur kadar gula darah serta insulin di dalam tubuh.
6. Para ilmuwan di Skin Disease Research Center di Cleveland, menyatakan bahwa teh hitam dapat melawan kanker pada kulit dan menyebabkan
perlambatan pertumbuhan tumor sebesar 40 persen serta mengecilkan ukuran tumor yang telah ada. Teh hitam yang dioleskan langsung kepada kulit dapat
mencegah kanker kulit yang disebabkan oleh pemanasan sinar matahari dan menghindari keriput pada kulit.
7. Dr. Earl Mindell di dalam bukunya ”What You Should Know about the Super Antioxidan Miracle” menemukan bahwa teh hitam memiliki sifat antibakteria
yang kuat. Teh hitam dapat melawan hampir semua jenis bakteri, termasuk Kolera, Salmonela, dan Tifiod. Tidak seperti antibiotika, teh hitam memiliki
sifat selektif dalam memilih bakteri yang dibunuhnya, dengan meninggalkan bakteri yang baik dan membunuh bakteri yang menyebabkan kerusakan.
2.2. Manfaat dan Kekurangan Komoditi Teh bagi Indonesia
Ada beberapa manfaat bagi Indonesia menjadikan komoditi teh sebagai salah satu industri Spillane 1992, yaitu sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan kerja Industri komoditi teh merupakan kegiatan usaha matarantai yang sangat
panjang, sehingga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Tenaga kerja yang diserap dalam budidaya dan industri teh tahun 2009
mencapai 203.208 kepala keluarga dengan rasio tenaga kerja 3 orang ha. Rasio tenaga kerja ini lebih besar dibandingkan dengan komoditi perkebunan
yang lain, seperti kopi yang membutuhkan 1,8 tenaga kerja ha, dan sawit yang membutuhkan 0,5 tenaga kerja ha.
9
Hal ini disebabkan karena proses- proses budidaya dan industri teh sebagian besar masih menggunakan tenaga
manual.
9
Lihat Sinar Tani Online: Pengembangan Teh di Indonesia. http:www.sinartani. com kebunpengembangan-teh-indonesia-1293426013.htm [Diakses tanggal 19 Januari 2011]
12 2. Menambah pendapatan masyarakat daerah dan pemerintah daerah.
3. Menambah devisa negara Devisa yang dihasilkan komoditi teh pada tahun 2008 adalah 14.306,22 milyar
rupiah setara dengan 0,32 persen dari total devisa non migas.
10
Jika dengan diimbangi semakin meningkatnya volume ekspor dan kenaikan harga, maka
akan semakin banyak penerimaan devisa negara. 4. Menunjang gerak pembangunan daerah
Keberadaan perkebunan teh dan pengolahannya di daerah tertentu dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya, seperti pembangunan
fasilitas infrastruktur dan fasilitas-fasilitas umum klinik kesehatan, sekolah, dan tempat ibadah yang turut memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar
yang ikut menggunakan fasilitas tersebut. Selain itu, dapat meningkatkan kemajuan dan perkembangan pembangunan daerah tersebut.
5. Sebagai komoditas substitusi dengan harga yang relatif rendah. 6. Melayani semua golongan ekonomi
Sebagian besar konsumen komoditi teh, tidak hanya golongan ekonomi atas, tetapi dapat dikonsumsi oleh semua golongan, karena harga yang relatif
rendah dibandingkan dengan harga jenis minuman lainnya. 7. Memberikan manfaat bagi kesehatan.
8. Mempertahankan dalam kelestarian alam Saat ini kondisi lingkungan alam banyak mengalami penurunan kualitas,
antara lain semakin berkurangnya kuantitas air tanah. Namun demikian, hal tersebut tidak terjadi pada daerah yang memiliki perkebunan teh, hal ini
disebabkan karena perkebunan teh, memiliki dampak positif terhadap lingkungan ekologi, antara lain karena dapat mempertahankan hidroorologis,
mencegah erosi pada tanaman teh yang telah produktif tajuk sudah menutup, menyerap CO2 Carbon dioxide, menyediakan O2 Oxygen. Selain itu, saat
ini perkebunan teh banyak dimanfaatkan sebagai salah satu tujuan wisata agrowisata.
11
10
Ibid, Hlm 11
11
Loc.cit
13 Sedangkan, kekurangan komoditi teh di industri Indonesia Spillane 1992,
yaitu sebagai berikut: 1. Tergantung pada pengaruh alam
Tanaman teh tidak dapat tumbuh di sembarang tempat dan membutuhkan tanah, iklim atau cuaca, dan suhu udara tertentu agar dapat memberikan hasil
dan mutu terbaik. 2. Membutuhkan banyak waktu produksi
Tanaman teh yang sudah dapat diproduksi adalah yang sudah mencapai umur minimal lima tahun.
3. Tingkat penghasilan rendah bagi tenaga kerja pemetik. 4. Membutuhkan modal yang besar
Membuka lahan perkebunan baru, membutuhkan dana yang cukup besar untuk saranan dan prasarana operasional. Sedangkan, hasilnya dapat diperoleh
dengan waktu yang cukup lama. 5. Perluasan produksi cukup sulit karena membutuhkan waktu yang relatif lama.
6. Memerlukan pengawasan yang intensif dalam pemetikan agar mutu komoditi teh tidak menurun.
2.3. Penelitian Terdahulu