Uji Linieritas Uji Prasyarat

dengan kata lain kolinieritas antar variabel independen maka VIF akan naik dan mendekati tak terhingga jika nilainya R 2 j = 1. VIF dapat digunakan untuk mendeteksi masalah multikolinearitas dalam model regresi berganda. Jika nilai VIF semakin membesar maka diduga ada multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF melebihi angka 10 maka dikatakan ada multikolinearitas karena nilai R 2 j melebihi dari 0,90. Selain VIF juga digunakan nilai tolerance untuk mendeteksi multikolinearitas dalam model regresi berganda, nilai tolerance TOL dapat dicari menggunakan rumus Widarjono, 2009: TOL = 1 - R 2 j Jika R 2 j = 0 berarti tidak ada kolinearitas antara variabel independen, maka nilai TOL = 1 dan sebaliknya juka R 2 j = 1 berarti ada kolinearitas antar variabel independen maka nilai TOL = 0.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya Kuncoro, 2007. Untuk mengetahui adanya adanya gejala ini maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik White dengan mengembangkan sebuah metode yang tidak memerlukan asumsi tentang adanya normalitas pada variabel gangguan. Langkah-langkah untuk uji metode White sebagai berikut Widarjono, 2009: a. Estimasi persamaan dan dapatkan residualnya ê i b. Lakukan regresi auxiliary pada persamaan sehingga mendapatkan nilai koefisien determinasi R 2 : 1 Regrasi auxiliary tanpa perkalian antar variabel independen no cross terms 2 Regresi auxiliary dengan perkalian antar variabel independen cross terms c. Hipotesis nol dalam uji White adalah tidak ada heterokedastisitas, uji White didasarkan pada jumlah sampel n dikalikan dengan R 2 yang akan mengikuti distribusi chi-squares dengan degree of freedom sebanyak variabel independen tidak termasuk kosntanta dalam regresi auxiliary. Nilai hitung chi-squares X 2 dapat dicari dengan rumus: d. Jika nilai chi-square hitung n.R 2 lebih besar dari nilai X 2 kritis dengan derajat kepercayaan tertentu maka ada heterokedastisitas dan sebaliknya jika chi-squares hitung lebih kecil dari nilai X 2 kritis menunjukkan tidak adanya heterokedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi muncul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, masalah ini sering ditemukan apabila kita menggunakan data runtut waktu. Hal ini disebabkan karena gangguan pada seorang individu atau kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Credit Union (Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan, Medan)

3 99 107

Respon Masyarakat Terhadap Program Credit Union Arih Ersada Di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

1 41 102

Peranan Aktivitas Credit Union (CU) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Studi Kasus : CU Ras Malem...

0 86 4

Evaluasi tingkat partisipasi anggota credit union : studi kasus pada Credit Union Pancur Kasih (CUPK) T.P Kotabaru, Pontianak, Kalimantan Barat.

0 4 117

Analisis tingkat kesehatan keuangan credit union studi kasus pada credit union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat.

3 21 233

Perbedaan kesempatan berusaha, tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran anggota sebelum dan sesudah menggunakan kredit di Credit Union Bima di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat : studi kasus Credit Union Bima.

1 21 129

Evaluasi tingkat partisipasi anggota credit union studi kasus pada Credit Union Pancur Kasih (CUPK) T.P Kotabaru, Pontianak, Kalimantan Barat

0 7 115

Kontribusi pinjaman yang diterima dari Credit Union Pancur Dangeri terhadap peningkatan pendapatan anggota studi kasus pada Credit Union Pancur Dangeri, Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat

0 0 223

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN Studi Kasus pada Credit Union Pancur Kasih

0 0 124

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN PADA LOYALITAS ANGGOTA CREDIT UNION PANCUR KASIH KABUPATEN KUBU RAYA PONTIANAK SKRIPSI

0 5 198