Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan adanya peneliti ini semoga bermanfaat bagi para peneliti selanjutnya, baik sebagai referensi ataupun sebagai acuan. 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Koperasi Simpan Pinjam KSP

Menurut Gilarso 1992, koperasi simpan pinjam adalah sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu yang bersama-sama bersepakat untuk menabung uang mereka sehingga menciptakan modal bersama, yang kemudian dapat dipinjamkan diantara sesama mereka untuk tujuan produktif dan tujuan kesejahteraan. Sesuai peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 pasal 1, bahwa Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. Keanggotaan koperasi simpan pinjam pada prinsipnya bebas bagi semua orang yang memenuhi untuk menjadi anggota koperasi dan orang-orang dimaksud mempunyai kegiatan usaha atau mempunyai kepentingan ekonomi yang sama Hendar dan Kusnadi, 2002: 192. Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya. Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya terhadap perkoperasian. Untuk mencapai tujuannya, berarti koperasi simpan pinjam harus melaksanakan aturan mengenai peran pengurus, pengawas, manajer, dan yang paling penting, rapat anggota. Pengurus berfungsi sebagai pusat pengambil keputusan tinggi, pemberi nasehat dan penjaga berkesinambungannya organisasi dan sebagai orang yang dapat dipercaya. Menurut UU No. 25 tahun 1992, Pasal 39, pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi dan menulis laporan koperasi, dan berwewenang meneliti catatan yang ada pada koperasi, mendapatkan segala keterangan yang diperlukan dan seterusnya. Yang ketiga, manajernya koperasi simpan pinjam, seperti manajer di organisasi apapun, harus memiliki keterampilan eksekutif, kepimpinan, jangkauan pandangan jauh ke depan dan mememukan kompromi dan pandangan berbeda. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan, rapat anggota harus mempunyai kekuasaan tertinggi dalam organisasi koperasi. Hal ini ditetapkan dalam pasal 22 sampai pasal 27 UU No. 25 tahun 1992. Usaha koperasi simpan pinjam meliputi tiga hal pokok sebagai berikut: 1. Menolong para anggota untuk memperbesar sumber keuangan mereka dengan mengumpulkan uang simpanan melalui suatu sistem tabungan yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan anggota. 2. Menolong para anggota dengan memberi pinjaman pada saat mereka membutuhkannya, dengan bunga ringan, dengan syarat-syarat jaminan dan pengembalian yang tidak memberatkan. 3. Menolong anggota dengan mendidik mereka untuk menggunakan uang secara ekonomis, serta mengatasi persoalan ekonomikeuangan mereka secara bijaksana Gilarso,1992: 68.

B. Sejarah Credit Union

Gerakan credit union sudah dimulai sejak pertengahan abad ke-XIX yaitu di negara Jerman. Credit union yang paling pertama didirikan di Jerman pada tahun 1849 atas usaha Friedrich Wilhelm Raiffeisien, yaitu pencipta gagasan Credit Union itu sendiri. Credit union yang pertama ternyata berhasil untuk membebaskan para petani dari cengkraman para lintah darat dan membantu mereka dalam menghadapi serangan paceklik CUCO, 1973:62. Sejarah mencatat sejak tahun 1870-an terbentuk asosiasi kaum tani di Jerman. Sebuah jaringan kerja sama antar petani dibangun untuk saling menolong dan bela rasa dalam menghadapi kesulitan dan perjuangan hidup sebagai kaum tani pada waktu itu. Sebelumnnya, pada tahun 1864, Frederick Wilhelm Raiffeisen mendirikan CU model Raiffeisen dengan cakupan wilayah yang sangat terbatas. Modal besar belum mereka miliki. Sistem simpan pinjam tak kenal bunga. Sistem adminitrasi dijalankan oleh sukarelawan volunter. Hingga kini nama arsitek CU ini masih dipakai sebagai nama bank di Jerman. Menariknya dengan gerakan ini adalah semua anggota merasa bertanggung jawab atas hidup dan kemajuan CU di kalangan kaum tani. Tidak lama kemudian didirikan CU pertama di Prancis pada tahun 1885. Tokoh terkenal pada waktu itu, Louis Milcent 1846-1918, bekerja banyak untuk kaum tani. Sejak saat itu sudah disadari bahwa hidup kaum tani memiliki kekuatan yang perlu digalang dalam proses memperbaiki mutu hidup, sehingga keluarga kaum tani bermasa depan baik. CU di Prancis

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Modal Sosial Dalam Credit Union (Studi deskriptif mengenai Kopdit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan, Medan)

3 99 107

Respon Masyarakat Terhadap Program Credit Union Arih Ersada Di Desa Namomirah Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

1 41 102

Peranan Aktivitas Credit Union (CU) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Studi Kasus : CU Ras Malem...

0 86 4

Evaluasi tingkat partisipasi anggota credit union : studi kasus pada Credit Union Pancur Kasih (CUPK) T.P Kotabaru, Pontianak, Kalimantan Barat.

0 4 117

Analisis tingkat kesehatan keuangan credit union studi kasus pada credit union Lantang Tipo, Credit Union Bima dan Credit Union Keling Kumang di Kalimantan Barat.

3 21 233

Perbedaan kesempatan berusaha, tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran anggota sebelum dan sesudah menggunakan kredit di Credit Union Bima di Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat : studi kasus Credit Union Bima.

1 21 129

Evaluasi tingkat partisipasi anggota credit union studi kasus pada Credit Union Pancur Kasih (CUPK) T.P Kotabaru, Pontianak, Kalimantan Barat

0 7 115

Kontribusi pinjaman yang diterima dari Credit Union Pancur Dangeri terhadap peningkatan pendapatan anggota studi kasus pada Credit Union Pancur Dangeri, Kecamatan Simpang Dua, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat

0 0 223

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN Studi Kasus pada Credit Union Pancur Kasih

0 0 124

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN PADA LOYALITAS ANGGOTA CREDIT UNION PANCUR KASIH KABUPATEN KUBU RAYA PONTIANAK SKRIPSI

0 5 198