80 2.
Mengakomodasikan rencana pengembangan yang sudah ada, termasuk rencana yang telah disusun oleh pihak-pihak terkait pada kawasan TWA
Gunung Pancar dan sekitarnya.
8.2 Aspek Sosial-Ekonomi
Pengembangan kegiatan wisata TWA Gunung Pancar berkaitan dengan adanya status kawasan Gunung Pancar sebagai taman wisata alam, dimana
keberadaan masyarakat sekitar merupakan faktor penting yang perlu mendapat perhatian untuk menciptakan keselarasan antara keberadaan TWA Gunung pancar
dengan keberadaan masyarakat sekitar agar dapat saling memberikan manfaat. Dalam pengelolaan pariwisata di TWA Gunung Pancar posisi masyarakat adalah
sebagai pihak yang turut menikmati adanya aktivitas wisata yang berlangsung, yaitu dengan membuka warung, berjualan, dan jasa wisata lainnya. Sebagian
masyarakat khususnya masyarakat di Kampung Cimandala sudah terlibat langsung dalam kegiatan wisata yang ada di TWA Gunung Pancar. Hanya sedikit yang
secara langsung masih menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian atau bertani. Kegiatan wisata yang ada di TWA Gunung Pancar dianggap cukup
memberikan manfaat dalam menambah penghasilan dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 32,
peningkatan pendapatan masyarakat per bulan sebelum dan setelah adanya TWA Gunung Pancar.
Tabel 32. Peningkatan Pendapatan Masyarakat per Bulan Sebelum dan Setelah Adanya TWA Gunung Pancar
Jenis Pekerjaan
Pendapatan Rata-Rata per Bulan Rp Peningkatan
Pendapatan per Bulan Rp
Sebelum Ada TWA Gunung Pancar
Setelah Ada TWA Gunung pancar
Penjaga Karcis 500.000
1.250.000 750.000
Pedagang 700.000
1.011.000 311.000
Penjaga Taman 412.500
575.000 162.500
81
Buruh Wisata 413.461
611.538 198077
Security 46.666
1.116.667 1.070.001
Warung 1.631.333
2.380.000 748.667
Ojeg 1.395.000
1.824.667 429.667
Supir Angkot 1.400.000
1.900.000 500.000
Tukang Pijat 2.050.000
2.500.000 450.000
Sumber: Rianah Sary 2011 Dalam rencana pengelolaan TWA Gunung Pancar, meskipun peran
masyarakat dalam pengelolaan TWA Gunung pancar belum dirumuskan secara jelas, namun dalam pengembangan kawasan hutan masyarakat telah dilibatkan
dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pengelola TWA Gunung Pancar guna membantu meningkatkan kesejahteraan mereka melalui kegiatan penanaman
pohon bersama, yang hampir secara rutin dilakukan setiap tahun. Bentuk aktivitas yang seperti itu sangat menguntungkan sekaligus perlu mendapat perhatian,
karena dengan begitu tekanan terhadap kawasan hutan oleh masyarakat sangat kecil. Pengelolaan TWA Gunung Pancar termasuk kegiatan pariwisatanya harus
mempertimbangkan kepentingan masyarakat mengingat adanya ketergantungan masyarakat pada pariwisata yang ada di TWA Gunung Pancar. Keterlibatan
masyarakat juga harus ditingkatkan sebagai mitra dalam pengelolaan kawasan serta diupayakan untuk memanfaatkan tenaga masyarakat sekitar.
8.3 Aspek Spasial