Metode Pengambilan Pengolahan Data

34 Tabel 1. Daftar Kebutuhan Data Primer dan Teknik Pengumpulan Data No. Tujuan Penelitian Data yang Dibutuhkan Teknik Pengumpulan Data 1 Mengidentifikasi karakteristik pengujung TWA Gunung Pancar Jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, jumlah tanggungan, domisili, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan intensitas wisata pada periode waktu tertentu Wawancara 2 Mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan wisata di TWA Gunung Pancar Jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat penghasilan, jumlah tanggungan, domisili, motivasi kunjungan, lama kunjungan, dan intensitas wisata pada periode waktu tertentu Wawancara 3 Mengestimasi nilai ekonomi dari TWA Gunung Pancar berdasarkan metode biaya perjalanan Biaya perjalanan dari pengunjung menuju TWA Gunung Pancar Wawancara 4 Menilai prospek pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar Potensi wisata alam, sarana dan prasarana penunjang, pengelolaan lokasi, akomodasi di sekitar kawasan, aksesibilitas, data masyarakat, dan kegiatan promosi TWA Gunung Pancar aspek fisik, aspek sosial- ekonomi, dan aspek spasial Wawancara Sumber: Penulis 2011

4.3 Metode Pengambilan

Sample Pengambilan sample responden pada penelitian ini dilakukan secara non- acak non-probability sampling yaitu semua obyek penelitian tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden Juanda, 2009. Teknik pengambilan sampel untuk pengunjung dalam penelitian ini dilakukan secara 35 purposive atau judgement sampling, yaitu pengambilan responden yang ditemui di lokasi secara disengaja sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki, yaitu sesuai dengan kriteria yang sesuai dengan penelitian. Kriteria yang dimaksud adalah responden yang diwawancarai merupakan pengunjung TWA Gunung Pancar dengan usia diatas 17 tahun yang dinilai dapat diajak berinteraksi sehingga mudah untuk mendapatkan data yang diperlukan dan dianggap sudah dapat menilai manfaat dari barang dan jasa lingkungan. Banyaknya sample pengunjung yang akan diteliti pada penelitian ini sebanyak 100 orang. Angka tersebut ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin Sevilla, 1993 yaitu : Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = nilai kritis batas ketelitian yang diinginkan persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahanpengambilan sampel populasi Menurut data yang diperoleh dari pengelola TWA Gunung Pancar, jumlah kunjungan rata-rata pada tahun 2010 terhadap lokasi wisata tersebut adalah sebesar 17.270 orang Tabel 3. Berdasarkan rumus tersebut didapatkan jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan batas kesalahan sebesar 10. Pengunjung yang datang berkelompok atau rombongan dipilih beberapa orang sebagai wakil kelompoknya untuk mengisi kuesioner dan wawancara.

4.4 Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah secara kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis data yang dilakukan untuk penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini : 36 Tabel 2. Matriks Metode Analisis Data No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1 Identifikasi karakteristik pengunjung dan penilaian pengunjung terhadap TWA Gunung Pancar. Wawancara responden dengan menggunakan kuesioner. Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan Microsoft Office Excel. 2 Kajian mengenai faktor- faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan terhadap manfaat wisata di TWA Gunung Pancar. Wawancara responden dengan menggunakan kuesioner. Analisis Regresi Linier Berganda dengan Microsoft Office Excel dan Minitab 15. 3 Pendugaan nilai ekonomi yang dihasilkan TWA Gunung Pancar berdasarkan metode biaya perjalanan. Wawancara responden dengan menggunakan kuesioner. Analisis Regresi Linier Berganda dengan Microsoft Office Excel, dan Minitab 15. 4 Penilaian prospek pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar Wawancara mendalam dengan pihak pengelola dan wawancara responden dengan menggunakan kuesioner Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan Microsoft Office Excel. Sumber: Penulis 2011 Pendugaan jumlah kunjungan ke TWA Gunung Pancar per individu per tahun kunjungan dilakukan dengan menggunakan Individual Travel Cost Method ITCM. Adapun fungsi permintaan yang dipakai dibentuk dengan model regresi linier berganda adalah : Y = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8 + b 9 X 9 + b 10 X 10 + Keterangan : Y = Jumlah kunjungan ke TWA Gunung Pancar dalam satu tahun terakhir atau pada tahun diadakan penelitian ini yaitu tahun 2011 frekuensi kunjungan pertahun. X 1 = Biaya perjalanan individu ke TWA Gunung Pancar Rporang. X 2 = Total penghasilan Rpbulan X 3 = Tingkat pendidikan responden, dihitung berdasarkan tahun mengenyam pendidikan tahun. X 4 = Umur responden tahun. 37 X 5 = Jarak tempuh dari tempat tinggal ke TWA Gunung Pancar Km. X 6 = Waktu tempuh dari tempat tinggal ke TWA Gunung Pancar jam. X 7 = Jumlah tanggungan orang. X 8 = Jenis kelamin 1 = laki-laki, 2 = perempuan. X 9 = Waktu yang dihabiskan untuk satu kali kunjungan jam. X 10 = Lama mengetahui TWA Gunung Pancar tahun. b = Konstanta b 1 -b 10 = Koefisiensi regresi = Error Berdasarkan pada hal di atas maka kunjungan ke tempat wisata akan sangat dipengaruhi oleh biaya perjalanan diasumsikan berkorelasi negatif, sehingga diperoleh kurva permintaan yang memiliki kemiringan negatif. Karakteristik pengunjung dan penilaian pengunjung terhadap TWA Gunung Pancar serta prospek pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar diidentifikasi dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan menggambarkan atau mendeskripsikan hubungan antar fenomena yang diteliti dengan sistematis, faktual, dan akurat. Metode ini juga menghasilkan data yang mudah dimengerti agar menghasilkan informasi berdasarkan penelitian yang dilakukan. Pada regresi linier berganda untuk dilakukan pengujian asumsi atau uji parameter untuk mengetahui apakah model fungsi permintaan tersebut layak atau tidak. Uji parameter tersebut antara lain: 1. Uji Kenormalan Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Data atau observasi dalam penelitiaan ini jumlahnya lebih dari 30, oleh karena itu data telah mendekati sebaran normal sehingga diketahui bahwa statistik t dapat dikatakan sah. Namun, untuk meyakini data mendekati sebaran normal perlu dilakukan sebuah uji. Salah satu uji yang 38 dapat dilakukan adalah uji Kolmogorov Smirnor. Hasil uji Kolmogorov Smirnor dapat dilihat pada hasil analisis regresi berganda yaitu pada tabel One Sample Kolmogorov Smirnov Test. 2. Uji Multikolinear Multikolinear merupakan salah satu masalah yang sering timbul dalam Ordinary Least Square OLS, yaitu terjadinya hubungan korelasi yang kuat antar peubah-peubah bebas. Masalah multikolinear dapat diketahui dengan melihat langsung melalui output regresi berganda, dengan melihat nilai VIF, dimana jika nilai VIF 10 maka terdapat masalah multikolinear. 3. Uji Heteroskedastisitas Salah satu asumsi metode pendugaan metode kuadrat terkecil adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas maka dilakukan uji heteroskedastisitas seperti yang disarankan oleh Goldfeld dan Quandt dalam Ramanathan 1997. Langkah- langkah pengujian heteroskedastisitas dengan uji white heteroskedastisitas sebagai berikut : H0 : tidak ada heteroskedastisitas H1 : ada masalah heteroskedastisitas Tolak H0 jika obs R2 λ2 df-2 atau probability obs R2 α Gejala heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan melihat dari plot grafik hubungan antar residual dengan fits-nya. Jika pada gambar ternyata residual menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dikatakan bahwa dalam model tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas atau ragam error sama. 84 terdapat pengunjung yang masih mampu dan bersedia membayar tiket masuk sampai harga Rp 15.000,00. Menurut hasil wawancara dan kuesioner di lapangan, sebagian besar pengunjung bersedia untuk mengeluarkan biaya tambahan jika berbagai fasilitas rekreasi ditambah dan ditingkatkan kualitasnya. Adapun bentuk fasilitas yang menurut responden perlu ditingkatkan atau diperbaiki kualitasnya antara lain bangunan tempat beteduh pondokanshelter dan tempat beribadah. Sedangkan fasilitas yang perlu ditambahkan adalah WC umum, penjual makanan, tempat sampag, dan tempat bermain anak playground. Pengelolaan yang baik dari TWA Gunung Pancar sangat diperlukan untuk meningkatkan jumlah pengunjung di kawasan ini.

IX. KESIMPULAN DAN SARAN